1 Sofian

Malam telah larut, pancaran kengerian menyeludup lewat gersangnga rona malam. berjingkak diantara semak ranum yang beralun bergoyang disapu dengusan bayu.

Seorang pria tinggi sedang berdiri dibalkon rumah, tepatnya ditingkat dua. memandang sayu sang rembulan yang telah lama hinggap tepat diatas kepalanya. membiaskan cahayanya lewat redup mata pria itu. rambut hitam kecoklatan miliknya terombang ambing lembut oleh terpaan angin, wajah yang tegas, berkarisma, tapi tetap teduh untuk dipandang. nampak kerinduan akan sebuah asa telah lama terkubur didalam dengusan nafasnya, lewat tatapnya.

Sofian. itulah namanya, seorang lelaki tampan yang mapan, hidupnya berkecukupan dalam segi materi. dengan keberadaanya sebagai sosok yang dimata manusia lain adalah sempurna.

sosok yang memiliki misteri tentang keberadaannya, tentang perjalanannya. awal yang ia mulai dengan melawan takdir dan ia tahu harus diakhiri hanya oleh sebuah perjuangan dan keberuntungan semata.

matanya kini menutup, seketika awan kelabu berjingkak riuh menutup langit yang sedari tadi tampak cerah. suara kepakan sayap burung malam terdengar jelas, berusaha mencari tempat berlidung. semenit, dua menit,...,lima menit, suasana menjadi sepi, malam menatap ngeri ketakutan, binatang malam enggan pula berbicara bahkan hanya untuk berbisik. gelap pekat, begitulah keadaan malam kala itu. sebuah pejaman menghadirkan kengerian besar bagi alam semesta. detak jantung alam terdengar jelas, kegugupan menghinggapi dunia. semesta seakan tunduk kepada sebuah sosok yang masih saja memejam mata. Sofian, dialah penyebab kengerian itu, sebuah tanda bahwa kekuatan lain yang lebih besar dan teramat istimewa ada didalam dirinya. ia sadar akan hal itu, bahkan ia tahu cara mengendalikan kekuatan itu. tapi sayang, ia tak sadar akan dampak dari bakat istimewanya itu membawa kepada ancaman besar bagi dirinya, bagi dunia bahkan bagi orang-orang disekitarnya. Salah, ia tak punya siapa-siapa didunia ini, kecuali seorang teman setianya yang berperan ganda : teman juga seorang pengawal. Justin namanya, sesosok pria yang tak kalah berkharisma yang tetap setia berdiri disamping Sofian kemanapun Sofian pergi. mengurusi semua kebutuhan Sofian termasuk berinteraksi dengan manusia lain. keduanya telah lama bersama, bagi Justin sudah menjadi kewajibannya untuk melindungi Sofian. Lebih tepatnya sebuah tanggung jawab wajib bagi dirinya.

keduanya tampak seperti bukan manusia, tepatnya lebih dari pada itu. Peri mungkin atau bahkan malaikat, begitulah terkaan orang lain akan keduanya. keduanya menyajikan aura yang berbeda, sekan kesejukan abadi berasal dari diri mereka. wajah yang putih pucat mulus, hidung yang mancung, badan yang tinggi, bibir tipis yang memerah, rambut yang begitu halus sedikit bergelombang tampak kecoklatan bagi Sofian dan agak Keabu-abuan bagi Justin. Benar, kelihatan sempurna. ibarat makanan, keduanya ditakar begitu telitinya sehingga kata yang tepat untuk menggambarkan diri mereka adalah kata "sempurna".

Tak mengherankan keduanya seperti itu karena pada dasarnya mereka bukanlah berasal dari dunia ini. jauh, tempat yang sangat jauh. dimana kehidupan yang layaklah surga, sebuah tempat yang tak pernah dilihat dunia, yang tak sama seperti dunia, mereka menyebutnya dengan dunia "Liff". segalanya berbeda, mulai dari penghuninya sampai kepada keadaan alamnya.

sebuah usaha yang disengaja tanpa tahu konsekuensi kedepannya, yang membawa mereka kepada sebuah dunia baru dan inilah mereka, kedua mahkluk asing yang menjelma sebagai manusia didalam dunia manusia. serupa tapi tak sepenuhnya sama seperti manusia. berusaha berinteraksi layaknya manusia, mencoba memahami pola hidup manusia dan cara berfikir mereka.

dalam perhitungan mereka ini seharusnya sudah tiga tahun berlalu, tapi bagi perhitungan manusia ini barulah dua belas bulan berlalu atau satu tahun bagi manusia. suatu hal yang mereka harus mengerti, bahwa dunia mereka dan dunia manusia berbeda.

Belakangan ini, Sofian merasa tak tenang ada sesuatu yang mengganjal perasaannya. suatu kelebihan bagi dirinya adalah ia peka dengan keadaan yang ada disekitarnya. dia merasa ada yang mengawasinya, tapi ia tak tahu itu siapa. apakah itu manusia atau mahkluk lainnya ia tak tahu. dia sudah pernah menceritakan masalah itu kepada justin, tapi dengan sangat santai justin menjawab bahwa itu hanyalah perasaannya saja. tak perlu untuk menjadi beban pikirkan. tapi, walau begitu, ia tetap tak tenang, ia tahu ada yang berbeda. suatu ketakutan besar bagi dirinya adalah bahwa ketika ada yang mengetahui rahasia terbesar mereka tentang siapa sebenarnya mereka. oleh karena itu segala sesuatu dilakukannya dengan hati-hati, jangan sampai menimbulkan kecurigaan bagi para manusia.

sebuah kenyataan yang tak ia dan justin sadari bahwa mereka berdua bukanlah satu-satunya mahkluk dari dunia Liff yang telah menjelma dibumi manusia. sebuah kenyataan yang akan mereka sadari akhirnya.

kini keduanya sedang mencari cara agar bisa kembali kedunia Liff, entah dengan cara bagaiamana mereka harus bisa kembali kedunia mereka. karena jika tidak kenyataan pahit akan mereka terima. mereka sadari itu, karena itulah dengan segenap kekuatan yang mereka miliki, mereka kerahkan untuk sebuah jalan keluar pergi dari bumi. itulah tujuan mereka untuk saat ini.

avataravatar