webnovel

Filosofi Kupu-Kupu

"Jika suatu hari kau kehilanganku, datanglah ke taman ini."

"Apakah kau akan pergi lagi?"

"Suatu hari nanti. Aku ataupun kau tidak dapat menebaknya."

Keheningan. Percakapan pun berakhir. Dua gadis itu selalu duduk dibawah pohon itu. Pohon yang besar dan rindang. Ada ayunan tua dari kayu yang masih menggantung disana. Dan rumah pohon diatas pohon itu. Mereka menghabiskan waktu bersama, seharian, hanya memandangi taman bunga yang dipenuhi dengan kupu-kupu.

"Aku sangat muak menjadi seorang pelayan. Suatu hari nanti mereka akan berbalik melayaniku," kata gadis berambut pendek itu. Badannya kecil, dan kulitnya pucat. Kantung matanya yang hitam terlihat. Badannya yang sedikit berisi membuat ia terlihat seperti panda. Sungguh, dia sangat manis. Melihatnya, membuatmu penasaran. Dibalik wajahnya yang manis, ia menyimpan rahasia kelam. Tidak ada yang tau, bahkan sahabatnya yang sedang duduk bersamanya saat ini.

"Aku juga lelah hidup seperti ini. Aku ini hidup, tapi tak satupun yang melihatku hadir di dunia ini," kata gadis yang duduk disampingnya. Rambutnya terurai panjang sepinggang tetapi kusut, seperti tidak pernah disisir. Tubuhnya ramping dan menjulang tinggi. Hidungnya mancung, pipinya tirus, dan kantung mata yang tak kalah hitamnya dengan gadis berambut pendek.

Mereka berdua sepakat untuk menggabungkan nama mereka, "Hero" katanya. Sebuah singkatan dari Helena dan Rose.

Helena Cethosia, gadis yang selalu berambut pendek. Baginya, semakin panjang rambutnya membuat kepalanya semakit berat. Hidupnya yang sudah kelabu, kalang kabut, membuatnya tak sempat mengurusi dirinya. Boro-boro untuk mempercantik diri, dia selalu bekerja keras. Bajunya selalu lusuh. Beruntung kulitnya pucat, jadi tidak terlalu kelihatan betapa gembel dirinya. Ia adalah anak dari sepasang suami istri yang menjadi budak kekejaman kapitalisme. Oleh sebab itu, ia sangat gigih dan bersikeras untuk mematakahkan kapitalisme.

Sedangkan, sahabatnya Rose Destroit. Ia menyebut dirinya seorang penghancur. "Kau tau kenapa mereka memberiku nama 'Destroit'? itu bukan nama keluarga, mereka bilang aku penghancur (destroyer). Kelahiranku tidak diharapkan siapapun," itu yang ia katakan pada Helena. Ayahnya yang seorang pasukan militer sudah meninggal dunia karena ketidak adilan kaum penguasa. Ibunya yang seorang janda menjadi pedagang kecil-kecilan saat hari cerah, dan menjadi kupu-kupu malam saat langit gelap. Gadis ini selalu jiji dengan ibunya. Namun, seorang ibu tetaplah ibu, tidak ada yang bisa menggantikan. Gadis ini tau itu.

"Hell!" panggilan yang dibuat Rose untuk Helena, artinya neraka.

"Kau tau kan metamorfosis kupu-kupu? Pasti kau taulah. Kau kan pintar, tidak seperti diriku yang malas belajar. Namun, aku tak kalah pintar darimu," kata Rose menggoda.

"Kau ini mau bertanya atau menggodaku? Hahaha," sembari memukul lengan Rose dengan kepalan tangannya yang mungil.

"Kita itu sama seperti kupu-kupu itu Hell. Saat ini, hidup kita memang membuat kita muak. Tapi aku percaya, kita terus bertumbuh menjadi sesuatu yang indah. Saat ini memang sulit dan menyakitkan, tapi bertahanlah. Sama seperti kupu-kupu itu. Dulu ia adalah ulat yang jelek dan selalu makan, makan, dan makan daun setiap hari menghabiskan semua daun di taman ini...."

"Sepertimu kan? Tak bisa berhenti makan," Helena menyela.

"Ahh kau ini... Aku memang banyak makan, tapi lihat badanku! Aku bisa makan banyak tanpa takut gendut seperti dirimu," dengan nadanya yang mengejek Helena.

"Ishhhh....." desisnya.

"Ketika ulat itu didalam kepompong, pasti ia sesak nafas, kesempitan, dan laparrrr..... Tapi kepompong itu cocok untukmu, karna kau sangat kecil hahahaha..."

"Apa maksudmu?!" ia memukul Rose dengan keras di punggung.

"Aku bercanda. Tapi itu benar. Lihat ulat-ulat itu sekarang, mereka menjadi kupu-kupu yang indah. Bahkan sekarang bisa terbang. Jika aku kupu-kupu, aku akan terbang menjelajahi dunia ini hingga aku menemukan tempat ternyamanku. Aku akan menghabiskan sisa hidupku ditempat itu," lanjutnya.

"Aku akan ikut bersamamu. Kau tau, hanya kau temanku. Mari menghabiskan sisa waktu hidup kita bersama," jawab Helena.

"Ahh kau jangan ikut denganku, kau menyusahkan, hahahaha..." Gadis kurus itu tak berhenti menggoda Helena.

"Kurang ajar kau!" Helena yang mendengar perkataan itu langsung menyerang Rose hingga mereka berguling-guling di taman.

Semua kupu-kupu berterbangan menjauh dari taman karena takut tertindih badan kedua gadis ini. Pemandangan hari itu sangatlah indah jika bisa kau gambarkan. Cerah dan berwana-warni. Tapi tidak secerah kehidupan kedua gadis ini.

Hari itu mereka tertawa bersama-sama.

Hingga... mereka berpisah.

Next chapter