1 Hari biasa?

_____________________________________________

"hei yuu-kun, selamat pagi?"

suara itu mengalihkan perhatianku dari smartphone yang dari tadi kugenggam, melihat beberapa berita tidak penting. saat aku mengangkat kepalaku terlihat seorang gadis cantik berusia 17 tahun melambai dan tersenyum polos padaku.

dia adalah akina yuhi, ketua kelasku. wajahnya yang cantik dan polos saat tersenyum membuat semua orang ingin melindunginya bagaimanapun caranya, semua orang yang melihatnya cemberut akan merasa hatinya sakit, dan marah kepada siapapun yang membuat bidadari mereka seperti itu. dia adalah simbol kepolosan dan kesucian dikelas kami, ramah dan selalu perhatian kepada siapapun.

tapi aku tahu tabiat sebernarnya dari gadis itu, wajah erotisnya saat aku menampar pantat kenyalnya, suaranya saat berteriak meminta lebih keras, dan ekspresinya saat dia merasakan puncak kenikmatan..

"pagi yuhi-san." aku menjawab apa adanya seolah kita tidak terlalu dekat, yang membuatnya tidak senang.

"mou~ yuu-kun bukankah sudah kubilang untuk memanggilku akina saat kita berdua~" akina mengembungkan pipinya yang membuatnya tampak sangat imut.

"uhh.. tapi kita tidak berdua? lagipula kita sedang berada distasiun dan sangat ramai?" aku melirik sekeliling dan melihat para lelaki dari sekolahku memandangku seolah aku adalah musuh bebuyutan mereka, dan siap menusukku dari belakang jika aku tidak waspada.

"tapi kan tidak ada yang dari kelas kita! jadi aman~" akina tetap tidak mau menyerah terus mendorongku untuk memanggil nama depannya.

dia terus mendekat sampai aku bisa mencium aroma wangi dari tubuhnya, akina adalah salah satu gadis paling cantik disekolahku jadi tentu saja style tubuhnya bagus, dia tidak terlalu tinggi untuk gadis seusianya, namun itu malah membuatnya menjadi semakin mempesona, seperti sosok adik bagi semua orang. dua gunung yang tersembunyi dibalik pakaiannya sangat menggoda, tidak terlalu besar atau kecil, pas digenggamanku, rambutnya yang hitam dan lurus membawa aroma mawar yang mempesona, mata hitam cemerlangnya saat ini sedang menatapku, seolah menantangku untuk segera membawanya ketempat sepi dan melakukan hal-hal yang tidak bisa dikatakan.

"..."

"nee~ yuu-kun, ayo panggil aku akina~" akina sekali lagi berkata dan menatapku dengan mata indah berkilaunya.

aku hanya bisa menghela nafas kalah, lagi pula bagaimana aku bisa mengalahkan kecantikan didepanku? tapi tentu saja aku tidak akan menerima kekalahan semudah itu, jadi aku akan sedikit membalasnya. aku mencondongkan tubuhku dan meletakkan mulutku disamping telinganya. "selamat pagi juga akina~ dan kamu juga sangat cantik hari ini, aku tidak sabar menunggangimu lagi~" dan menjilat telinganya yang sudah memerah.

"ahn.." akina mengerang pelan, sebelum dengan cepat menutup mulutnya, takut ada yang menyadari erangannya, akina kemudian menatapku dengan penuh kebencian..

"yuu-kun! kamu jahat!" akina memalingkan mukanya yang memerah, dan mengembungkan pipinya seolah sedang marah, tapi aku tau dia hanya menghindari tatapanku karena malu.

akina kemudian bergumam yang hanya didengar olehku "nanti saat istirahat makan siang. oke?"

aku tersenyum santai, lagi pula ini yang kuincar.. "aku tidak sabar menunggu istirahat makan siang nanti akina, apakah kamu membawakanku makanan? atau kamu akan memberikan sesuatu yang lain untukku makan? tubuhmu misalnya?" aku menggoda akina yang wajahnya semakin memerah dan kepalanya mengeluarkan uap imajiner.

"yuu-kun!!!" akina melirikku dengan marah.

aku tertawa cekikikan dan mengangkat bahu. lagipula yang memulai semua situasi ini adalah dia..

aku mengambil tangannya dan menariknya kedalam kereta, meninggalkan para lelaki kesepian yang dari tadi melihat kami bermesraan, mereka pasti curiga tentang hubungan kami, tapi aku tidak peduli. 'heh.. matilah dulu dan berenkarnasi jika kalian menginginkan pasangan..'

reinkarnasi ya.. jika itu aku yang dulu mungkin aku tidak akan pernah percaya tentang hal ini, namun disinilah aku.. telah mengalaminya sendiri.. "sudah 17 tahun ya.." aku tanpa sadar bergumam.

"ya? apa yang kamu katakan tadi yuu-kun?" akina bertanya saat aku memegang tangannya.

"tidak ada." aku hanya menggelengkan kepalaku. 'aku tidak tau kenapa hal seperti ini bisa terjadi padaku.. lagi pula aku tidak bertemu dewa atau semacamnya.. aku juga tidak memiliki cheat yang membuatku kuat..'

"yuu-kun?" aku tersadar dari lamunanku, dan melihat akina yang terus menatapku.

"apa yang kamu pikirkan?" akina bertanya.

"aku memikirkan betapa cantiknya kamu hari ini akina~" akina tersipu malu..

"mou~ jangan menggodaku yuu-kun.."

"tapi aku tidak menggoda tau?" agar lebih mudah bicara, kami berdua pergi kesisi lain kereta, karena sekarang jam 7.30 kereta penuh dengan pekerja dan siswa, aku menempelkan punggung akina di pintu dan tangan ku berada disisi kepalanya, menahan tubuhku dari orang dibelakangku agar tidak membuat akina tidak nyaman karena sempit, akina tersipu dan menundukkan kepalanya.

kereta akhirnya berjalan dan menyabab kan kami berdua tersentak, membuat tubuh ku dan akina menempel erat.

"kamu imut akina, aku jadi ingin memakanmu sekarang juga." aku berbisik di telinganya, tubuhnya bergetar saat merasakan nafasku di tengkuknya, rambut akina dikuncir kebelakang dengan gaya pony tail, jadi tengkuk putih mulusnya terbuka lebar, tanpa ada hambatan.

nafas akina menjadi berat, kemudian dia mengangkat kepalanya untuk mencium bibirku dengan cepat, dan memelukku. tidak ada yang memperhatikan kami, karena orang-orang sibuk dengan apa yang mereka lakukan.

aku hanya tersenyum dan merasakan sepasang gunung kembarnya yang sedang menekan dadaku, itu terasa lembut meskipun terhalang pakaian dan bra.

"kamu menjadi semakin berani akina. apakah kamu tidak khawatir akan dilihat orang lain? atau apakah kamu menjadi bersemangat saat diperhatikan orang lain?" aku menggodanya lagi, salah siapa perempuan ini menjadi sangat imut..

"itu salahmu yuu-kun! kamu yang membuatku seperti ini, aku dulu adalah gadis baik dan polos, namun setelah bertemu denganmu aku menjadi gadis nakal." akina mengencangkan pelukannya sebentar, sebelum perlahan melepaskan tangannya dari tubuhku. dia kemudian menatap mataku, matanya yang dipenuhi dengan keinginan sangat mempesona.

"aku mencintaimu yuuya.." suara akina dipenuhi dengan emosi.

"ya.. aku tahu itu akina.." aku hanya membalas dengan pelan, merasakan perasaannya yang tulus membuatku merasa bersalah, aku takut jika aku mengatakan 'aku mencintaimu juga' aku hanya akan menyakitinya..

aku adalah lelaki yang disebut playboy, menjadi bajingan sudah meresap dalam jiwaku, bahkan sebelum aku menjadi 'yuuya mahiru' aku telah meniduri banyak gadis, mewarnai mereka dengan warnaku.

bukan berati aku tidak mencoba untuk setia pada satu gadis, namun aku tidak bisa, saat aku melihat wanita cantik yang sesuai dengan seleraku, aku ingin mewarnai mereka dengan warnaku. aku tau apa yang kulakukan salah, dan seharusnya aku berhenti, namun apakah semudah itu? ini adalah aku, semua sifatku membentuk diriku yang sekarang, bahkan jika aku bisa bisa mengubahnya apakah aku akan tetap menjadi aku?

yang bisa kulakukan adalah selalu meluangkan waktuku bersama mereka yang telah jatuh ke pelukanku, setidaknya bagian diriku yang ini telah berubah, aku dulu bahkan tidak peduli pada wanita yang telah kutiduri.

akina tetap menatapku, aku juga tidak menghindari tatapannya, dia tahu bahwa aku adalah bajingan, namun dia tetap mau berdiri disisiku, aku bertanya tanya apa yang dia lihat dari diriku? bukannya narsis, tapi aku memang tampan, rambutku berwarna putih mendekati silver, mataku biru muda dan tubuh ku juga oke tinggi sekitar 185cm dan terbentuk dengan baik. tapi kurasa bukan itu yang dilihat akina dariku, aku pernah bertanya kepadanya, namun dia hanya menjawab 'Rahasia~'

"muu~ kamu masih belum mengatakan 'aku juga mencintaimu' yuu-kun.."

aku hanya menghela nafas dan berkata. "kamu tau mengapa akina, jangan menggodaku.."

"ya ya ya, aku tahu kamu adalah lelaki bajingan yang akan menodai setiap wanita polos dengan warnamu yuuya, sepertiku.. kamu juga tidak berani mengatakan 'aku mencintaimu' hanya karena takut menyakiti perasaan kami, jika kamu takut menyakiti perasaan kami maka berhentilah menjadi bajingan! kamu tidak bisa bukan? kamu adalah bajingan.. bajingan pengecut yuu-kun, setidaknya banggalah dengan sisi bajinganmu, tidak semua lelaki bisa sepertimu tau, menjadi bajingan namun masih memikirkan perasaan kami, memperhatikan kami, dan memberi kami apa yang tidak bisa diberikan oleh yang lain. lihat, aku bahkan tidak bisa lepas dari genggamanmu, apakah kamu pikir aku adalah wanita lemah yang akan merasa tersakiti hanya karena sisi bajinganmu? jika aku wanita seperti itu aku bahkan tidak akan melirikmu dua kali sebelum menjauh darimu, kami semua kuat yuuya, jangan remehkan ketabahan hati wanita, kamu hanya perlu menghadapinya dengan bangga, dan kami akan mendukungmu sepenuhnya.." akina berkata dengan satu tarikan nafas, membuatku kaget karena tidak seperti akina yang biasa, yang ceria dan sering tersenyum polos seolah tidak tahu cara kerja dunia, akina didepan ku sekarang seperti pejuang yang akan segera menebasmu jika kamu tidak berhati-hati.

aku memikirkan kembali apa yang akina katakan. 'banggalah dengan sisi bajinganmu? apakah itu pantas? apakah aku diperbolehkan? aku? yang telah menyakiti banyak wanita? ahh.. jadi begitu.. mengapa aku begitu bodoh? aku sudah menjadi bajingan, aku telah menjadi yang terburuk dari yang terburuk, apa lagi yang harus kukhawatirkan? ya.. aku akan menjadi bajingan yang bangga akan perbuatanku, aku akan menghilangkan keragu-raguanku dan menghadapi mereka dengan perasaanku yang sebenarnya..'

"...kamu benar akina, aku adalah bajingan, yang terburuk dari yang terburuk hahh.." aku kemudian menariknya membawanya kepelukanku dan berkata pelan. "aku mencintaimu.. dan terimakasih telah menyadarkan bajingan bodoh dan pengecut ini akina"

"ya!! aku juga mencintaimu yuu-kun!" akina berseru dan bergumam pelan. "hehe.. latihanku semalam tidak sia-sia.."

aku hanya tersenyum kecut mendengar gumamannya, namun aku hanya mengabaikannya, aku sedang sibuk memikirkan hal-hal yang telah lama kusisihkan dari kepalaku.. 'saki, miya, miu.. aku pasti tidak akan mengecewakanmu lagi..'

*ding* *dong*

(kereta akan segera tiba distasiun sma swasta fortishigh, untuk penumpang didekat pintu utara harap berhati-hati saat pintu terbuka, silahkan periksa barang bawaan anda sebelum turun..)

*dong* *ding*

suara wanita terdengar dari pengeras suara menandakan bahwa kami akan segera tiba distasiun dekat sekolah kami, aku melepaskan pelukanku pada akina dan mencium keningnya, sebelum berkata. "aku juga akan mengatakan hal yang sama kepada mereka akina."

"ya katakanlah yuu-kun, mereka juga menunggumu tau.. meskipun.. membicarakan wanita lain saat sedang bersamaku.. kamu benar-benar bajingan ya?" akina berkata solah tidak senang, tapi aku tahu betapa bahagianya dia, melihat senyuman indahnya tidak pernah luntur dari wajahnya..

"bukankah itu sudah jelas akina? aku adalah bajingan yang tak tahu malu, oke?" aku berkata dengan penuh percaya diri dan membusungkan dadaku.

akina hanya cekikikan melihatku bertingkah seolah mengatakan sesuatu yang akan membuatku mendapatkan medali emas diolimpiade.

kemudian pintu kereta terbuka dan kami keluar bersama, tidak lupa bergandengan tangan tentu saja, para lelaki dari sekolahku yang melihat kami menggosok matanya seolah melihat sesuatu yang tidak bisa dipercaya.

bagi mereka akina adalah dewi yang polos dan suci. bergandengan tangan dengan lelaki tidak bisa diterima!!

melihat mereka menggertakkan giginya aku hanya tersenyum, 'heh.. lihat dewimu telah jatuh pada manusia fana bajingan sepertiku..'

kemudian aku melihat akina disampingku yang tersenyum bahagia, tidak menyadari mereka, atau mungkin dia menyadari mereka namun hanya tidak memperdulikannya, dia sekarang sedang berada di awan kesembilan, tangannya dipegang oleh lelaki yang dicintainya dan memamerkannya kepada semua orang, membuat hatinya berbunga-bunga..

'huh.. sepertinya dia sangat bahagia..'

hari yang kukira adalah hari biasa ternyata menjadi hari yang mengubahku dan gadis-gadisku selamanya.. betapa menariknya hidup ini..

_____________________________________________

avataravatar