9 Bab 7

Aroma makanan tercium dari arah dapur. Ash berjalan menuju dapur. Kaya sedang memasak untuk sarapan pagi.

Kaya berbalik terkejut melihat penampilan Ash yang  tidak memakai baju dengan rambut yang acak - acakan. Membuat Kaya terkejut dengan penampilannya. Ash harus membuang kebiasaan buruknya terutama di depan Kaya. "Maaf aku belum ganti baju. " Ash kembalj ke kamarnya. Dia lupa kalau di rumahnya ada seorang gadis.  Semenjak Kaya  tinggal di tempatnya   rumahnya  menjadi  rapih dan  tidak berantakan. Selang berapa lama Ash sudah mengenakan pakaian rapi.

"Aku buatkan kopi."  Kaya meletakan kopi di atas meja.

"Terima kasih." 

Ash menggaruk kepalanya. Melihat Kaya membuat sarapan pagi. Dia merasa tidak enak.

"Mulai hari ini aku yang akan mengurus rumah."

"Aku bisa melakukannya sendiri."

"Saat Chloe masih hidup aku sering membuat sarapan untuknya."

Ash melihat ruangan dapur yang bersih. "Baiklah, kau boleh melakukan apa pun di rumah ini."

"Hari ini aku akan mengantarmu."

"Tidak usah aku sudah janjian degan Ines."

"Ines."

"Kau bekerja dengannya."

"Kau kenal dengannya."

"Tidak."

***

Ines sudah menunggu Kaya di depan Halte kemudian menyapa Kaya tapi ekspresi Ines berubah saat bertemu dengan Ash. Ines membalikkan badannya. Menunggu pria itu pergi. Kaya menyentuh pundak Ines.

"Hai," sapa Kaya.

Ines berbalik. Pria itu sudah pergi. Dia melirik kebelakang.

"Ada apa."

"Dimana pria yang mengantarmu."

"Dia sudah pergi."

Ines menurunkan bahunya. Untung ia tidak bertemu dengan pria itu.

"Kenapa kau tidak bilang sudah pindah rumah."

"Maaf ini mendadak sekali aku belum sempat memberitahumu." Kata Kaya.

"Ngomong - ngomong siapa yang mengadopsimu."

"Ash."

Seketika wajah Ines berubah. "Kau yakin yang mengadopsimu bernama Ash."

"Yah dia pria yang baik. Ash kekasih Chloe.  Memangnya Ada apa?"

"Tidak ada."kata Ines.

***

Mereka berdua naik bus. Kaya

Kaya dan Ines duduk paling belakang. Bus itu tidak terlalu banyak penumpang.

Ini kesempatan Kaya untuk bicara dengan Ines mengorek informasi tentang Kaz. "Ada yang ingin aku tanyakan tentang Kaz."

Ines terkejut. "Memangnya kenapa kau ingin bertemu dengan Kaz."

"Ada yang ingin aku tanyakan tentang ibuku."

"Aku sudah tidak bertemu lagi dengannya sejak kami putus."

"Putus, kapan."

"Dua tahun yang lalu."

"Jadi selama ini kau bohong padaku, kalau kalian pacaran."

"Maafkan aku Kaya. Selama ini aku tidak bisa melupakan Kaz. Semenjak kami putus kami putus kontak."

"Bagaimana bisa kalian tidak pernah bertengkar.Aku belum pernah melihat  Kaz padahal kau sering membicarakannya sampai mulutmu berbusa."

"Kaz orang tertutup dia tidak pernah membicarakan masalah pribadinya."@

Jadi itu alasan Ines ingin bekerja di lantai dua. Kaya salut kepada Ines karena bisa bertahan dengan sikap Mama yang keras kepala.

Lagi - lagi Kaya tidak bisa mengorek tentang pria itu dari Ines.

***

Kaya merasakan hawa dingin menusuk permukaan kulitnya. "Apa kau merasa tidak dingin."

Tiba - tiba bus berhenti mendadak.

Ekspresi Ines berubah. Ia merasakan hawa iblis di dalam bus. Para penumpang berdiri dengan pandangan mata kosong  membunuh. Kaya terkejut. Wajah merek berubah menjadi monster menjijikan. "Kita harus kabur dari sini!" Teriak Ines,  sambil  memegamg tangan Kaya. Pintu bus

Kaya berusaha menendang pintu bus. Tapi pintu terkunci rapat sementara bus masih melaju dengan cepat.

Ines menaikan sudut bibirnya. "Berani sekali kalian!" Ines menggertakan giginnya tangannya sudah tidak tahan ingin membunuh mereka.

Kaya menarik tangan Ines berlari kedepan pintu bus tapi monster yang menjijikan itu menyerang. Kaya memukul mereka dengan payung tapi malah membuat payung patah. Kaya menarik napas panjang. Dia tidak boleh mati sebelum membalas dendam kematian Chloe.

Kaya nekat maju dan menyerang mereka dengan tangan kosong.

"Hentikan kaya!" Ines melindungi kaya membuat perut Ines tertusuk oleh tangan salah satu iblis membuat Ines batuk darah.

"Sial!" Umpat Ines.

Tidak berguna. Batin Kaya. "Jangan lukai Ines!" Kaya menyerang si iblis. Mereka mengepungnya. Kaya tidak mau kehilangan sahabatnya lagi.

"Maafkan aku Ines."

"Kaya kau jangan nekat!"

"Lawan kalian adalah aku!"

"Dasar bodoh pantas saja tuan Murren memilihmu." Ines tertawa. Dia ingin melihat sejauh mana kekuatan Kaya.

Kata maju bermodalkan payung yang dia bawa. "Rasakan kau iblis.

Tubuh Kaya terlempar ke jendela saat salah satu iblis menghempaskan tubuhnya.

Krek

Bunyi tulang retak.Kaya langsung tidak sadarkan diri dan terjatuh membentur kursi bus.

"Kaya!" Teriak Ines.

Kaya dengan sisa kesadarannya membuka matanya ia merasakan seluruh tubuhnya sakit dan remuk. "Tidak berguna."

Maafkan aku, Chloe  tidak bisa membalaskan kematianmu." Sambil bergumam sebelum menutup matanya.

**

Ines memegang tangan si iblis. Monster itu mengerang kesakitan dan tubuhnya hancur. Ines bangkit luka -luka di perutnya perlahan menghilang. Ines berubah menjadi wujud iblis. Wujud seorang wanita monster tidak memiliki wajah tapi hanya memiliki mulut yang lebar dengan gigi yang tajam.

Dengan cakar dan tentakel yang keluar dari mulutnya. Dia melahap para iblis . Setalah para iblis tidak ada di bus Ines kembali ke wujud manusianya dia mendekati Kaya yang tidak sadarkan diri.

Ines tidak berani menyentuh Kaya dengan hawa iblisnya yang kuat.

Ines mengambil telepon Kaya dan menelepon Ash.

***

Kaya membuka matanya dan ia melihat Ash sudah ada di sampingnya."Syukur kau sudah bangun."

"Di mana Ines."

"Aku baik - baik saja."Kata Ines. Membuka tirai yang ada di samping tempat tidur Kaya. Tangan Ines di balut perban.

"Syukurlah kau baik - baik saja bagaimana bisa kau selamat."

"Para Farsi datang setelah kau pingsan. Mereka membunuh para iblis."

"Lukamu bagaimana."

"Cuma tangan terkirir dan operasi perut. Untunglah mereka datang jika tidak kita pasti sudah mati."

Kaya turun dari ranjang langsung memeluk Ines. Ines pura -pura kesakitan.

"Syukurlah kau selamat."

"Aku tidak akan meninggalkanmu." Kata Ines. Menatap Ash dengan pandangan tidak suka.

"Istirahatlah. Aku bawakan makanan kesukaanmu."Ash meletakan makanan itu di atas meja.

"Terima kasih."

Ash tersenyum. Inescemburu dengan kedekatan Ash dengan Kaya. Dia hampir memecahkan apel di tangannya.

Ash melihat minuman di meja kosong."Aku pergi dulu ambil minuman."

Ines turun dari ranjang sambil memegang ingusan. Kaya bertanya kepada Ines.

"Kau mau kemana?"

"Aku mau buang air kecil dulu."

"Boleh aku bantu."

"Tidak usah aku bisa sendiri."

***

Pakaian William yang mencolok mengundang para perawat. Rambut keperakan wajah tampan. Membuat perawat rumah sakit terpana oleh ketampanan William. Walaupun itu berlebihan. Wiliam cuek saja. Karena ini pertama kali dia keluar dari rumah dengan bantuan Ines. Dua tidak tahu orang - orang melihat kearah dia dengan pandangan aneh.

Ines menunggu William di luar kamar perawatan.

"Bagaimana keadaan Kaya."

"Kaya tertidur setelah di beri obat tidur. " Kata Ines.

William masuk melihat Kaya berbaring dengan tangan dan kepala yang di perban. Dia mendekati sisi ranjang. William menurunkan sudut bibirnya.

"Siapa yang berani melukaimu." William menyentuh pipi Kaya.

"Dia baik - baik saja. Lebih baik kau jauhi dia." Kata Ash baru saja datang membawa teko.

"Apa hakmu melarangku untuk mendekati Kaya."

"Karena Kaya dalam pengawasanku."

"Apa hubunganmu dengan Kaya."

"Kau tidak perlu ikut campur, dik." Bisik Ash.

Ines mengetuk pintu terkejut melihat kedua saudaranya sedang bicara.. "Jika ingin bicara diluar saja."usir Ines.

***

Mereka berdua keluar dari ruang perawatan. Ash dan William bicara di depan Kaya. "Apa ini ada hubungannya dengan ayah, kak."

"Bisa saja,  pria tua itu menghalalkan caranya agar Kaya celaka."

"Menurut Ines  iblis bawah yang menyerangnya. Dari wujudnya seperti monster."

Ash berpikir. Mungkin ini ada hubungannya dengan kematian, Chloe. "Pasti si tua itu yang mengendalikan mereka."

"Untuk apa ayah mengendalikan para iblis rendahan."

"Pasti ada alasan kenapa ayah melakukan ini. Aku akan menyelidikinya." jawab Ash

avataravatar
Next chapter