3 Bab 2

"Tuan muda bangun saatnya untuk makan."

Perlahan mata William terbuka dengan wajah cemberut William berkata, "Aku tidak mau makan."

Mama berusaha membujuk William untuk makan. "Jika anda tidak makan makan, tuan besar akan marah."

William tetap tidak mau makan dan kembali tertidur. Mama sudah berusaha  membujuk William.

"Kau tidak perlu memaksanya untuk makan."

"Jangan ikut campur kau hanya pelayan biasa."

"Tapi."

"Berisik kau menggangu tidurku." William menghempaskan Mama dan Kaya hingga tubuh mereka terjungkal ke belakang. Tubuh William perlahan berubah menjadi dewasa.

"Saya mohon tuan muda makanlah, ini daging terbaik yang pernah kita panen."kata Mama.

William  tetap bergeming bahkan matanya yang hijau tampak melotot kepada Mama. "kau menggangu tidurku saja."

"Tuan muda tidak akan bangun jika belum makan. " Jawab Mama. "Jalan satu -satunya adalah memaksanya."

Mama meletakan makanan itu di atas nakas." Tuan muda paling susah untuk makan, dia selalu menolak makanan yang aku bawa."

"Boleh aku coba?Kaya mengajukan diri mengajukan diri

Kaya mengambil makanan yang di atas meja kemudian mendekatinya. "Tuan muda saatnya makan "

"Aku sudah bilang jangan paksa aku."

Kaya sedikit kesal. Entah kenapa dia seperti anak kecil yang di suruh makan. Kaya membalik tubuh pria itu. Pria itu terkejut saat tubuhnya dibalik.

"Beraninya kau membangunkan aku!"

"Sampai kapan kau akan bertingkah seperti anak kecil."

"Siapa kau berani memerintah."

Kaya  kesal dengan sikap Willam yang kekanak - Kanakan. Dia mengambil makanan itu. "Makanlah. Mama sudah membuatkan makanan untukmu."

William melempar piring itu. "Jangan seenaknya memerintahku." William marah. Kaya bergeming dan tidak perduli dengaKemarahan Willam. "Kau hanya pelayan jangan ikut campur.Dasar pelayan rendah." Tubuh Kaya tertarik kebelakang dan membentur tembok. Kaya merasakan sakit di punggungnya.

"Kau seperti anak kecil." Tukas Kaya bangkit."Seperti anak kecil yang harus di suapi."

William semakin marah. Pria itu bangun dan mengeluarkan bayangan.Bayangan itu bergerak hingga berhenti di depan Kaya. Si bayangan tidak menyentuh Kaya sama sekali. Ia tertarik dengan bau Kaya.Tubuh Kaya bergetar melihat makhluk yang keluar dari tubuhnya.

Mama berusaha untuk menenangkanntya. " William aku mohon jangan marah."

" Kaya mendekati William dan memikul wajahnya. Membuat Mama dan William terkejut dengan apa yang telah di lakukan oleh Kaya.

"Berani sekali kau memukul tuan muda!"

William tertawa untuk pertama  kali ada yang berani memukulnya bahkan Mama pun tidak berani kepadanya. "Kau menarik juga, baru kali ini ada yang menampar wajahku."

Mama dan kaya terkejut. Mereka pikir William akan Marah besar. "Berikan makanan itu kepadaku."

Kaya terkejut sekaligus bingung dengan sikap Willam, kemudian Kaya memberikan makanan itu kepada Wiliam.

"Kau sudah lancang kepadaku, jadi sebagai hukumannya kau akan melayaniku." Perintah  William.

"Kau jangan salah paham aku bukan pelayan di sini."

"Aku akan meminta ayahku supaya kau menjadi pelayannku." William melirik Mama.

"Akan saya sampaikan."kata Mama.

William memakan makanan itu dengan wajah terpaksa. Terlihat wajah William pucat pasi. Setelah sarapan William kembali ke wujud anak kecilnya. Ia kelihatan lucu.

Kaya keluar dari kamar dengan kebingungan kenapa ia harus berakhir menjadi pelayan di sini. Mama menarik tangan Kaya mereka bicara di lorong.

"Kau lancang sekali tadi."

"Maafkan aku tidak bermaksud untuk menampar wajahnya."

"Jangan ulangi lagi," kata Mama berbalk punggung. "Terimakasih telah membuat William mau makan.

****

Hari ini melelahkan sekaligus hari yang sangat aneh buatnya bertemu pria iblis yang kelakuannya seperti anak - anak.

Kaya pulang mencium aroma sup. Membuatnya melupakan masalah sejenak. Kaya berjalan menuju dapur Chloe sedang memasak. Memeluknya.

"Kenapa kau manja sekali hari ini."

"Hari ini aku aku bertemu dengan pria menyebalkan. Bukankah kau sibuk." Sambil melepaskan pelukannya.

"Kebetulan kerja cepat selesainya jadi aku ada waktu untuk memasak"Tukas Chloe. "Jadi siapa pria itu." Tanya Chloe?

"Dia anak majikanku kelakuannya seperti anak kecil."

"Lebih baik kau jangan pernah ikut campur dengan mereka."

"Tentu saja tidak, aku tidak mau berurusan dengan iblis atas." Kaya segera masuk ke kamar dan berganti baju. Setelah berpakaian dia menuju dapur untuk membantu Chloe.

Setelah sarapan malam. Kaya mencuci piring. Chloe mendekati Kaya. "Apa kau betah bekerja di sana."

Kaya mengangguk. "Aku senang tuan Murren baik kepadaku."

"Begitu. Syukurlah dia memperlakukanmu dengan baik." Terdengar bunyi ponsel. "Aku angkat dulu." Chloe bicara di luar.

Kaya memikirkan kejadian tadi ternyata iblis makan otak. Tapi bukankah itu dilarang?

"Apa kau sedang memikirkan sesuatu." Chloe melihat Kaya yang masih memegan piring.

"Tidak ada." Kaya cepat -cepat makan dan membereskan cuci piringnya.

***

Mama Sudah menunggu Inez untuk meminta penjelasan. "Darimana saja kamu?"

"Aku sedang ada urusan."

"Kau menyuruh Farsi untuk menggantikanmu, apa kau sudah gila, Inez."

"Aku tudak kepikiran."jawab Inez santai

"Kau ceroboh sekali bagaimana jika ia tahu apa yang di sajikan di makanan tuan Muda." Gertak Mama.

"Aku tidak akan mengulanginya lagi "

"Apa kau tahu siapa nama pelayan itu?" Tanya Mama.

"Dia seorang Farsi, pelayan kesayangan tuan Murren. Namanya Kaya."

Dia santapan lezat untuk William. "Kau di hukum untuk bekerja di bawah."

***

Pagi - pagi Kaya mencari Inez tapi yang Kaya temui adalah Mama yang sedang berdiri di depan tangga. Kaya pun bertanya, "Dimana Inez."

"Inez sedang di hukum jadi untuk sementara kau yang akan menggantikan posisi Inez."

"Tapi kenapa harus aku."

"Kau sudah lupa William yang memintamu agar kau melayaninya. Jadi kau ikut denganku."

Kaya mendengus kesal, gara - gara Inez , ia harus terjebak dengan pria yang masih kekanak-kanakan. Mereka tiba di kamar William. Mama membuka pintu. "Mulai hari ini kau akan di tugaskan di lantai atas. Tuan Murren sudah menyetujuinya. Dan jangan pernah berani keluyuran dirumah ini, atau kau akan mendapatkan hukuman dariku."

Kaya mengangguk

"Bagus."

Kaya masuk ke dalam kamar tapi kamar ini sangat berbeda dengan kamar sebelumnya. "Ini bukan kamar William."

"Ini memang bukan kamar William. Tapi kamar lain."

Pintu itu tertutup sendiri. Kaya berlari menuju pintu. Kaya membuka pintu tapi pintu itu terkunci. "Kau tidak bisa kabu!"

"Apa yang kau inginkan dariku?"

"Otakmu." Mama memegang pisau di tangannya

Kaya berusaha untuk membuka pintu itu.

Mama mendekati Kaya. Menyentuh pipi Kaya, melihatnya dari ujung kepala hingga ujung Kaki."Kau makanan yang sangat lezat." Mama melihat Kaya seolah santapan yang lezat.

"Aku bukan makanan!"

Mama melihat seperti hewan yang akan di buru.  Mama memanfaatkan momentum ini untuk mengambil otak Kaya.

Kaya mendorong Mama kemudian menendang pintu itu keras.  Setelah pintu itu terbuka Kaya berlari melewati lorong panjang. Rumah ini sangat besar membuat Kaya tersesat.

Mama perlahan berubah wujud menjadi sebuah monster dan  mengejar Kaya. Dengan wujud monsternya yang menjijikan. Kaya tidak bisa keluar dari lantai dua karena ruangan ini sangat membingungkan Kaya untuk mencari jalan pintu keluar. Sedangkan mama masih mengejarnya. Lorong demi lorong kaya lewati tapi dia masih belum menemukan jalan untuk keluar dari rumah ini. Dan akhirnya dia tiba di sebuah pintu .

Kaya menemukan pintu terbuka dan  didalamnya ada  seorang pria sedang membuka baju terperanjat kaget dengan kedatangan Kaya. Ia memakai kemeja lagi. Pria itu terkejut ada seorang Farsi masuk ke kamarnya. "Bukankah Farsi dilarang untuk memasuki lantai dua?"

Dengan napas memburu Kaya berusaha untuk bicara.

"Tolong aku."kata Kaya. Sambil melihat kebelakang.

"Untuk apa aku harus menolongmu."

"Aku dikejar oleh monster. "Bisakah kau menyembunyikan aku." Pinta Kaya.

Pria itu melirik kearah pintu dia merasa hawa iblis yang sangat kuat. Pandangan beralih kepada Kaya."Kau sembunyi di atas tempat tidur.

"Tapi."

"Kau tidak punya pilihan lain."

"Baiklah." Kaya bersembunyi di bawah selimut tebal.

**

Karl membuka bajunya Saat mama datang. Wanita itu berubah Wujud menjadi manusia saat memasuki kamar sang pangeran kegelapan.

"Lancang sekali kau masuk kamarku."

"Maafkan saya lancang tuan."ucap mama. Wanita itu menundukan kepalanya. Dia segan menatap pria yang sedang berdiri di depannya.

"Apa yang membawa Mama ke tempat ini."

"Saya sedang mencari pelayan yang kabur."kata Mama.

"Apa kau mencoba untuk membunuh pelayan lagi."

"Maafkan saya tuan Karl tapi saya harus membunuh pelayan itu." Mama mencium bau manusia dari balik pintu. "Biarkan saya untuk memeriksa kamar ini."

"Apa kau mencoba untuk melawanku."Pria dengan iris mata hitam itu marah kepada mama.

Mama merasakan ketakutan. Dia terjatuh. Merasakan sesak. "Ampuni saya tuan."

"Jika kau mencoba untuk membunuh pelayan lagi. Aku akan mengganti posisimu untuk merawat pangeran."

Mama takut dengan ancamannya. Mama pamit tapi tatapan Mama tidak bisa teralihkan kepada kamar majikannya. "Saya permisi."

Setelah mama pergi. Pria itu menghampiri Kaya. "Dia sudah pergi kau bisa keluar."

Kaya menurunkan selimut. Dia mengucapkan terima kasih kepada pria itu. "Terima kasih."

"Aku akan mengantarmu menuju pintu utama." Kata pria itu.

Kaya mengikuti pria itu. Dia membawa Kaya menuju jalan keluar. Sepanjang jalan Kaya memikirkan makhluk itu. Apa itu wujud sejati Mama.

"Yang kau lihat tadi adalah wujud iblis Mama.." Kata Karl.

Kaya terkejut," bagaimana kau bisa tahu isi pikiranku."

Pria itu tetap berjalan tanpa tersesat. "Ruangan ini sangat menyesatkan dengan banyak cabang dan anak tangga. Jika kau tidak konsentrasi maka kau akan tersesat selamanya di sini."

Karl berhenti di sebuah anak pintu. Dia membuka pintu dengan bau busuk menyengat. Karl berbalik mendekati Kaya. Kaya terkejut dengan tatapan pria itu tiba - tiba.

Karl memukul bahu Kaya dan membuat kepala Kaya pening dan jatuh di pelukan Karl. Dia menggendong Kaya.

"Jika kau ingin tahu tentang semua yang terjadi datanglah besok."Karl  memasuki alam bawah sadar,  Kaya. Dia membawa Kaya menuju kamarnya.

avataravatar
Next chapter