webnovel

rasanya aku ingin mati

Lisa memakan semangkuk mie dengan lahap, sudah lama sekali ia memendam keinginannya untuk makan mie.

ia ingat ketika ia masih menikah, pria itu benar benar memiliki mulut yang tajam ia bahkan tidak bisa bebas untuk memakan makanan kesukaannya.

benar benar kenangan buruk pikirnya, Lisa menarik nafas dalam dalam sudah 5 tahun ia bercerai dan sudah 5 tahun ini ia bebas melakukan apa saja yang ia inginkan.

apakah ini akhir kebahagiaannya? tentu tidak. pria itu masih saja menyiksa perasaannya dengan membawa lari anak satu - satunya mereka. ia tidak tahu apakah ia bahagia ketika ia memiliki kebebasan kembali pada masa lajang hanya saja ia harus membayar kebebasannya dengan kehilangan hak asuh anak.

" jika Nina tahu kau memiliki selera makan yang banyak pasti ia ketakutan dan tak mau memanggilmu ibu "

Mita mengejeknya, apakah ia tampak buruk dengan kehidupan yang terjadi saat ini.

" berhentilah membahas Nina, aku ragu ia akan memanggilku dengan sebutan ibu. kau tahu sendiri semenjak perceraian pria gila itu tak mengizinkan aku datang "

Mita mengangguk membenarkan kalimat lisa, ia menatap sedih sahabatnya sekaligus menyalahkan ucapannya sendiri.

" apa kau baik baik saja setelah perceraian ini? "

Lisa tersenyum dan menarik nafasnya dalam dalam, ia sungguh senang atas penderita hidup yang telah berakhir. tapi disatu sisi ia sangat merindukan anaknya, sang buah hatinya.

ia ingat ketika hari dimana ia ingin kabur dan menuliskan surat cerai, ketika itu ia ingin menanggis ketika mengendong bayinya.

" jika aku di beri kesempatan kedua, aku bahkan lebih baik hidup menderita dari pada kehilangan anakku "

Lisa menyesali keegoisan dalam dirinya, seharusnya ia lebih memilih untuk hidup menderita ketimbang ia bebas.

***

Lisa menjalani kehidupan dengan sangat menyedihkan , didalam keluarga ini Lisa adalah tulang punggung keluarga.

ia berkerja serabutan untuk mencukupi kebutuhan untuk menghidupi ibu dan kedua adiknya, seandainya ia masih hidup bersama mantan suaminya mungkin kehidupannya tidak akan menyedihkan seperti ini.

tapi dia tidak menyesali kebodohannya untuk bertahan dalam kehidupan keras ini , jika diberi satu kesempatan ia tidak ingin kembali lagi untuk kembali dengan pria itu.

" Lisa.. ada pria yang mencarimu, katanya dia mantan suamimu "

Lisa yang baru saja selesai mencuci piring benar benar binggung, 'kenapa pria itu mencarinya '

jadi Lisa lantas menghampiri mantan suaminya, ia bisa melihat betapa semakin tampannya pria itu.

" mau apa kau kemari? "

Lisa tidak ingin berbasa basi dengan pria itu, ia masih memiliki banyak pekerjaan yang ingin ia kerjakan.

" jika kau hanya diam saja, sebaiknya aku pergi "

pria itu menatapnya diam, jadi Lisa mencoba pergi dari hadapan pria melihat pria itu setelan mahal menandakan dengan kehidupan baik baik saja tidak ada perubahan yang terjadi dalam hidup pria itu membuat Lisa kesal. bolehkah ia menyalahkan takdir atas semua kesulitan yang ia lalui, terlebih penyebab hidupnya miskin karena pria itu.

" tunggu.. "

suara pria itu terdengar seperti perintah, mendengarkan perkataan pria itu membuatnya benar benar ingin membunuh pria itu secepatnya.

" cepat katakan apa yang ingin kau bicarakan "

Lisa berpura pura berkata tegas, ia bahkan tidak mampu menatap pria itu lebih lama lagi.

" Nina besok ulang tahun, bisakah kamu datang "

sebuah kejutan manis pria itu mengundangnya, ia ingat kejadian lima tahun yang lalu ketika ia ingin mengunjungi anaknya. pria itu mengusirnya membuatnya benar benar menanggis, ia dipermalukan dihadapan semua pelayan seolah olah ia adalah sampah yang tidak berguna sama sekali.

" kenapa kau mengundangku? kau tidak takut jika semua orang tahu jika mantan istrimu adalah perempuan miskin? "

" bagaimana pun juga kamu ibu kandung Nina"

pria itu menyerahkan selembar undangan ditangannya, Lisa tidak bisa berkata apa apa lagi ia hanya diam.

dan ketika pria itu pergi ia tak mampu berdiri, tubuhnya luruh ditanah.

Next chapter