webnovel

10

 Dan pengguna jalan lainnya, sampailah kami di gerai stik yang kak Alin maksudkan, kami masuk mengambil meja di ujung menghadap ke arah bahu jalan, kusapu pandanganku ke seluruh ruangan ini, di depan meja tak jauh dari kami duduk, aku melihat sosok laki-laki dewasa dan ganteng, dalam hati berkata waaah kayaknya cowok ini cocok buat kak Alin, dia ganteng dan kak Alin cantik, usia mereka kayaknya sepadan, dan kalau di lihat dari penampilan dia cowok yang tajir juga.

"Kak Alin ..?." Aku berbisik sama kak Alin.

"Iiih ..! apasih kamu ..! ngomong yang bagus kenapa jangan pake acara bisik-bisik."

"Sssttt ..," aku menaruh jari telunjuk di bibirku.

"Dasar anak kecil, ada apa sih ..!."

"Kak Alin coba noleh ke belakang?." Lalu kak Alin menurut apa yang aku intruksikan.

"Apa ..? nggak ada apa-apa di belakang?."

"Haduh kakak ini ..? nggak peka banget sih!."

"Nggak peka gemana?."

"Itu kak ..! Di meja no 3 di belakang Kaka, coba noleh sekali lagi!." 

Lalu kak Alin menoleh.

"Memang nggak ada apa-apa kok!."

"Ya ampun kak Alin ..? Kakak nggak nampak ada cowok seganteng itu ..?."

Kembali kak Alin menoleh, aku melihat cowok itu menganggukan kepala sambil melambaikan tangannya, dengan cepat aku membalas lambaian tangannya, dengan harapan cowok itu mau mendekat dan duduk bersama kami, gayung pun bersambut aku melihat cowok itu berjalan mendekat ke arah meja kami.

"Permisi ..? Bisa saya ikut gabung dengan kalian?."

"oh boleh silahkan? Dengan senang hati." jawabku

"Hallo ..? Kenalkan aku Doni?." 

"Saya Rani ..! dan ini kakak saya namanya Alin, lengkapnya Alin Annchi Fung."

"Alin Annchi Fung?." 

Iya benar jawabku sambil melirik kak Alin, namun kak Alin nggak ada respon Sama sekali bahkan nampak nggak suka dengan kehadiaran bang Doni.

"Alin Annchi Fung, namanya mirip sama teman SMA saya dulu, dia adiknya Abang Jimmy teman satu tim futsal, tapi sayang entah dimana dia sekarang."

Bang Doni berkata sambil menatap Kak Alin lekat, di dalam sorot mata bang Doni aku menemukan sorot bahagia, apakah bang Doni itu benar teman SMA kak Alin dulu? Tapi kenapa kak Alin nampak biasa saja bahkan kayaknya kak Alin benar-benar tidak mengenal bang Doni.

"Okey kalau kedatangan saya mengganggu, saya pamit ya ..?"

"Oh iya silahkan."

 Hatiku ingin mencegah kepergian bang Doni, namun aku takut dengan kak Alin, aku menangkap kayaknya ada yang di sembunyikan  oleh bang Doni.

 Lalu bang Doni pergi meninggalkan kami, sebelum pergi tanpa sepengetahuan kak Alin bang Doni memberiku kartu nama dan memberi kode dengan kedipan mata dan code Call me, dan aku menjawab dengan anggukan saja.

"Kak Alin ..? Apa dia teman sekolah Kakak?."

"Kayaknya nggak dech, kakak nggak kenal dia, siapa tadi namanya? Doni?."

"iya namanya Doni Mahendra, tapi dia satu sekolah dengan kakak ..?."

"Entahlah Rani? Kakak nggak ingat lagi."

Mungkin benar kak Alin sudah nggak ingat lagi sama Doni Mahendra, nanti aku akan mencoba menghubungi bang Doni melalui no kontak ini, ya semoga Bang Doni bisa membantu aku menyembuhkan kak Alin dari penyimpangan sek ini, aku harus berusaha bisa melepaskan diri dari ancaman kak Alin.

Selesai makan stik kami pergi nonton film, sengaja kupilih film bertema percintaan yang romantis, sepanjang kami menonton kuperhatikan ekspresi kak Alin, ya memang aku sengaja memilih film ini, agar kak Alin tau bahwa nggak semua laki-laki sama seperti yang kak Alin pikiran selama ini, aku berharap film ini bisa sedikit membantu merubah kak Alin. 

Aku perhatikan kak Alin sangat menikmati tayangan film ini, beda denganku, aku nggak fokus sama sekali, sebab yang ada dikepalaku cuma ada pertanyaan bagaimana cara merubah kak Alin.

Selesai sudah kami menonton karena hari sudah menjelang tengah malam kamipun langsung pulang.

"Kak Alin ..? tadi film nya seru banget ya. .? Cowok tadi begitu mencintai pacarnya, dan cowok itu juga sangat romantis semoga Rani kelak bertemu cowok sebaik itu ya kak?."

Aku bicara sambil melirik kak Alin, namun kak Alin diam saja.

"Ow iya Kak ..? Maaf kakak itu agamanya apa..?."

"Nasrani kenapa memang?."

"Nggak papa kak, Rani pikir karena kakak cina agama kakak budha atau Kong hu Chu? Besok hari Minggu kan kak? Gemana setelah besok kita joging kita ke gereja?."

"Ngapain ke gereja? Apa kamu mau masuk Kristen ..?."

"Oh enggak Kak? Mana tau kakak mau beribadah dan nggak ada teman jadi Rani akan temani, cuma Rani nunggu di mobil aja nanti?."

"Bagus juga ide kamu, sudah lama juga kakak nggak ke gereja."

"Okey besok kita joging sebentar saja kak, biar ada persiapan ke gereja."

Sepanjang jalan pulang aku mengulik sedikit tentang kehidupan kak Alin, akhirnya sampai sudah aku di mes dengan di antar kak Alin, kak Alin hanya mengantar aku sampai ke depan pintu saja, akupun langsung masuk menuju kamarku dan buru-buru menghubungi bang Doni.

[Selamat malam ..? ini Rani yang di kafe tadi!]

Aku tunggu beberapa menit belum ada jawaban, sambil menunggu jawaban aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok Gigi, setelah selesai cuci muka dan gosok gigi juga ganti baju aku menjalankan sholat isya, setelah itu aku kembali melihat hp, dan ternyata sudah ada balasan pesan di wa ku dari bang Doni.

[Hai! Selamat malam juga?]

[Bang Doni lagi ngapain ..?]

[Lagi nunggu wa dari kamu!]

[Rani ..? Boleh bang Doni bertanya ..?]

[Iya silahkan ..?]

[Apakah Alin itu rumahnya di pondok indah Blok Q no 123 ..?]

[Iya bener .., kok bang Doni tau ...?]

[Nggak salah lagi berarti itu Alin yang selama ini aku cari?]

[Kenapa bang Doni mencari kak Alin ..? apakah bang Doni dulu mantan pacar kak Alin ..?]

[Bukan! Cuma saya pengagum rahasia Alin!]

[Pantesan kak Alin tadi nggak begitu mengenali bang Doni, masalahnya bang Doni cuma pengagum rahasia!].

[Iya Ran, aku dulu itu mencintai Alin dalam diam, aku nggak berani mengungkapkan perasaanku karena aku sadar siapa Alin dan siapa aku]

[Sungguh hari ini aku benar-benar nggak menyangka bisa bertemu Alin, padahal sudah berpuluh tahun aku mencarinya]

[Berpuluh tahun ..? Bang Doni menghabiskan waktu selama berpuluh tahun untuk mencari kak Alin?]

[Iya ..? sebab sejak kelas 2 SMA Alin menghilang bak di telan bumi, sempat aku dengar Alin dulu pindah ke s'pore]

[Maaf bang apakah bang Doni mencintai kak Alin]

[Sangat ..! Aku sangat mencintainya, kalau tidak mencintai ngapain aku menunggu dan selama ini mencarinya, Alin itu cinta pertama ku, dia dulu bintang di sekolah kami, Alin cantik, baik, dan energik, Alin dulu memiliki rambut hitam dan lurus, rambut nya selalu di urai menutupi pinggangnya,Alin selalu berpenampilan feminim, bicara penuh hati-hati, dia juga sosok yang tenang juga lembut, pokoknya Alin sangat istimewa]

[Aku tadi agak sangsi kalau itu Alin sebab dia sekarang benar-benar berubah, kenapa sekarang Alin berpenampilan layaknya cowok ya?]

[Panjang ceritanya bang yang menyebabkan kak Alin berubah]

[Kamu tau?]

[Iya tau bang]

[Mungkinkah pergaulan luar negri yang telah merubah Alin?]

[Bukan bang!]

[Lalu ..?]

[Aku takut menceritakan nya]

[Kenapa takut ..?]

[Bisakah Abang berjanji ..?]

[Janji apa?]

[Kalau Rani cerita yang sebenarnya apakah Abang mau membantu Rani]

[Membantu  maksudnya?]

[Iya membantu kami? aduh Rani jadi bingung bagaimana cara memulai bicara]

[Aku telpon saja ya Ran? Capek ngetik]

[Ok aku naik ke atas dulu bang, takut ganggu kawan kalau nelpon dikamar, ini orang sudah pada tidur semua!]

[Ok aku tunggu]

Setelah itu aku naik ke balkon bangunan ini, sengaja aku mencari tempat tersembunyi agar nggak ada yang bisa mendengar. 

Tapi ternyata dibalkon angin sangat kencang sinyal juga jelek akhirnya aku memutuskan untuk nelpon di kamar mandi, semoga nggak ada yang mendengar batinku, aku kembali turun lalu langsung masuk ke kamar mandi, ku pakai head sheet, dan langsung menghubungi bang Doni.

"Hallo bang ..!"

"Lama banget Ran ..?."

"Iya mencari tempat yang aman dan nyaman ternyata susah."

"Jadi kamu dimana ini ..?."

"Aku dimakar mandi bang?"

"Dikamar mandi ..?"

"Iya ..?."

"Memang nggak dingin?."

"Sudah jangan pikirkan Rani? Sekarang kita fokus cerita masalah kak Alin aja bang!."

"Oke siap!."

"Jadi begini bang! sebelum kita lanjutkan pembicaraan Rani benar-benar ingin tau tentang perasaan bang Doni ke kak Alin!."

"Begini Rani ..? Sudah satu Minggu ini bang Doni di Jakarta, bang Doni selama ini tinggal di S'pore untuk bekerja, bang Doni sengaja datang ke Jakarta untuk mencari Alin, sebenarnya sebelum ini bang Doni sudah mencari Alin, tapi Alin menghilang bak di telan bumi, kabar terakhir dulu bang Doni dengar kak Alin di S'pore, untuk itulah bang Doni mencoba buka usaha disana sambil mencari keberadaan Alin cuma hasilnya nihil.

 "begitu besar cinta bang Doni kepada kak Alin? Kenapa nggak dari dulu bang Doni menyatakan cinta ke kak Alin?."

"Dulu bang Doni merasa nggak pantas buat Alin, sebab Alin itu anak konglomerat, ayah Alin itu pembisnis yang sangat terkenal."

"Untuk sekedar mendekati Alin bang Doni juga dulu merasa tak pantas, aku berharap Alin sekarang masih singgle, sebab kalau Alin singgle bang Doni ingin langsung melamarnya, bang Doni nggak mau kehilangan Alin lagi!."

"Seandainya kak Alin sudah banyak berubah, dan kak Alin bukan seperti kak Alin yang dulu, apakah bang Doni masih mau menerima dengan lapang dada?."

"Ya ..! Apapun keadaan Alin bang Doni akan menerima, seperti apapun masa lalu Alin bang Doni siap merubah Alin menjadi Alin yang dulu, sebab aku percaya Alin itu gadis baik."

"Baiklah .., Rani percaya sama bang Doni! Jadi begini Bang? Apakah Abang nggak curiga dengan kami ..?."

"Maksudnya ..?." Jawab bang Doni

"Dengan kedekatan kami ..?."

"Iya aku sempat berfikir kok bisa Alin dekat dengan ABG labil kayak kamu ha .., ha .., ha .., ha, maaf aku bilang ABG labil! Setauku dulu Alin lebih suka berteman dengan orang yang dewasa, bukan anak-anak sperti kamu!.

"Dan apakah bang Doni nggak curiga dengan kedekatan kami ..?."

"Nggak lah, paling kamu adik angkatnya kan?."

"Apa bang Doni nggak curiga dengan perubahan fisik kak Alin?bukankah tadi Abang bilang dulu kak Alin feminim?."

Lama bang Doni nggak menjawab pertanyaan ku ini, hanya deru nafas beratnya yg ku dengar, mungkin bang Doni sedang berfikir.

"Bang Doni ..! apa bang Doni masih disana ..?."

"Iya Ran bang Doni masih disini?."

"Jadi .., apa kesimpulan bang Doni?." Kataku

"Coba Rani bicara saja dengan jujur nanti Abang akan dengar."

"Begini bang .., sebenarnya kami adalah pasangan lesbi!."

"Apa ..!."

"Iya benar, aku dipaksa kak Alin untuk jadi pacarnya, sebenarnya aku nggak mau, tapi kak Alin mengancam ku, dan kak Alin berniat akan menikahi aku setelah aku tamat SMA nanti?."

"Kamu jangan bercanda Rani?."

"Tidak ..! Rani tidak bercanda!."

"Ya Tuhan...!."

"Untuk itulah aku minta bantuan bang Doni? Aku ingin kita bekerja sama untuk menyadarkan kak Alin,."

"Bang Doni agamanya apa ..?."

"Nasrani kenapa?."

"Apakah kalian satu gereja?"

"Ya kami satu gereja, dulu setiap Minggu aku datang ke gereja demi ingin bertemu Alin!."

"Bagus kalau begitu bang! Besok jam 9 kita ketemuan di gereja karena aku akan mengantar kak Alin beribadah disana."

"Okey besok kita ketemuan disana."

"Bang sudah dulu ya? Ini hampir jam 3 pagi aku sudah janji mau joging dengan kak Alin."

"Ok makasih telponya dan selamat beristirahat sampai jumpa di jam 9 pagi nanti."

"Okey aku matiin hp bang."

Klik dan aku matikan hp aku kembali ke kamar lanjut tidur sebab jam 5 pagi aku sudah janji mau joging bareng kak Alin.

Next chapter