Rose adalah istri yang baik dan bertanggung jawab. Dia menjalankan perannya sebagai istri dengan sangat baik. Dia mencintai suaminya lebih daripada dirinya sendiri. Dia bahkan rela mengubur impiannya menjadi wanita sukses, demi mengurus suaminya dengan baik dan melayaninya sepenuh hati.
Awal kisah cinta mereka dimulai di sebuah pesta pernikahan. Disana Rose bertemu dengan seorang pria tampan dan lembut, yang sekarang menjadi suaminya, yaitu Jimin, seorang musisi dan juga produser sukses di Korea.
Waktu itu secara tak sengaja Jimin yang memegang segelas anggur merah menabrak Rose. Dan anggur itu tumpah membasahi gaun putihnya yang indah.
Saat itu Rose menanggapinya dengan lembut dan berusaha tetap tenang. Mungkin sikap itulah yang membuat hati Jimin mencair dan jatuh hati padanya. Rose wanita yang tidak hanya cantik tetapi juga lembut.
Maka untuk menebus kesalahannya, Jimin mengajak Rose ke sebuah butik dan membelikannya gaun yang indah dan mahal, untuk mengganti gaunnya yang sudah kotor karena tumpahan anggur merah.
Dia juga melepaskan jasnya untuk menutupi gaun Rose yang kotor. Sikap Jimin begitu baik hati dan sangat lembut.
Sejak saat itulah, hubungan diantara mereka semakin hari semakin dekat. Hingga akhirnya berlabuh dalam indah dan gemerlapnya pernikahan.
Jimin sangat sayang pada Rose. Dia memperlakukannya dengan lembut dan juga merespeknya.
Dia sering menghadiahkan Rose dengan barang-barang mahal.
Saat itu perusahaan Jimin tengah berkembang pesat sejak menikah dengan Rose. Karena itu dia ingin membentuk girl group baru. Maka Jimin mengadakan audisi di beberapa kota di Korea.
**********
Setelah beberapa waktu, audisi pun akhirnya dimulai. Maka sambil duduk di kursi juri, Jimin memperhatikan penampilan para audisi, tapi tak ada satu pun yang menarik perhatiannya.
Belakangan dia mulai merasa bosan dan jenuh sampai-sampai ingin meninggalkan ruang audisi. Lalu salah seorang pegawainya berkata,
"Pak, tunggu masih ada satu peserta lagi yang belum tampil."
"Agh,,, sudahlah, pasti penampilannya sama dengan kontestan lainnya, membosankan." (Ujarnya sambil bangkit dari kursinya)
"Tapi pak, bapak harus adil. Bapak harus lihat, siapa tahu kontestan terakhir ini bagus."
"Agh,,, yah sudah baiklah, cepat suru masuk!" (Ujarnya sambil kembali duduk )
Maka dia pun memanggil Jiyeon. Dan seketika Jiyeon berdiri di hadapannya, Jimin pun langsung terkesan dengan wajahnya yang mempesona. Tubuhnya yang tinggi dan ramping membuatnya tak sabar ingin segera melihat penampilannya.
Jiyeon pun segera memperlihatkan kebolehannya di hadapan Jimin. Jimin pun terpukau dengan pesona dan gerakan indah yang dibawakan oleh Jiyeon. Suaranya yang merdu membuat Jimin semakin yakin untuk memilih Jiyeon.
Akhirnya setelah melalui proses audisi yang panjang, Jiyeon pun direkrut menjadi artis di agensi Jimin.
Belakangan Jimin pun mendebutkan Jiyeon sebagai penyanyi solo dan memberinya lebih banyak project.
Jiyeon selalu menampilkan gerakan yang totalitas diatas panggung.
Karena project yang semakin banyak itu, Jimin dan Jiyeon pun semakin sering bertemu. Belakangan Jimin mulai menaruh hati pada Jiyeon karena parasnya yang cantik.
**********
Rose dan Jimin sudah membina rumah tangga selama 3 tahun tapi belum dikaruniai seorang anak. Meski begitu hubungan mereka tetap berjalan dengan baik dan tetap mesra.
Tampaknya Jimin dengan cerdik berlaku adil pada kedua kekasihnya itu. Dan sangat pandai menyembunyikan hubungan gelapnya bersama Jiyeon.
Suatu ketika, Jimin menciptakan sebuah lagu yang menggambarkan isi hati dan cintanya saat ini. Maka dia memberikan lagu itu pada Jiyeon. Lagu itu menceritakan bagaimana seorang pria tergila-gila dan tak bisa lepas dari pelukan dada seorang wanita. Pria itu dimabuk cinta oleh kecantikan seorang wanita muda, yang kecantikannya seperti rusa betina. Dimatanya Jiyeon sangat cocok membawakan lagu ciptaannya itu.
Hubungan mereka pun semakin terlihat akrab. Mereka sering menghabiskan waktu bersama bahkan diluar jam kerja.
Hingga mereka berdua saling jatuh cinta. Dan cinta mereka semakin besar hingga tak terbendung lagi.
Meski Jiyeon tahu bahwa Jimin sudah menikah, tapi dia tetap mau melanjutkan hubungan gelapnya dengan Jimin.
Jiyeon sangat tergila-gila pada Jimin karena parasnya yang tampan.
Sejak saat itu, Jimin mulai jarang pulang ke rumah, dia malah sering menghabiskan malam-malamnya dengan Jiyeon di kantornya.
Sekalinya pulang, Jimin pulang larut malam, dan itu terus menerus terjadi hingga akhirnya Rose tidak tahan lagi dengan sikap Jimin dan marah padanya. Dia berkata,
"Jimin, kenapa belakangan ini kamu jarang pulang? Aku selalu kesepian di rumah."
"Aku sibuk! Aku banyak kerjaan. Aku punya project besar. Karena itu aku harus sering lembur setiap malam." (Balasnya sambil pergi ke kamar, dan membanting pintu)
"Tapi... tunggu dulu Jimin!" (Teriak Rose sambil mengejar Jimin)
"Tapi apa? Sudahlah aku capek. Aku mau tidur." (Balasnya sambil mematikan lampu)
Melihat sikapnya yang dingin dan kasar, Rose pun menjadi kesal. Namun. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Maka dia pun memilih untuk tidur.
**********
Suatu hari, salah seorang teman dekat Rose melihat Jimin tengah berduaan di sebuah kafe, tapi dia tidak tahu siapa wanita yang bersama Jimin.
Melihat hubungan diantara keduanya, dia pun segera menghubungi Rose dan menceritakan semuanya. Tapi Rose tidak percaya dengan semua ceritanya dan mengatakan bahwa itu mungkin saja partner kerja Jimin.
Rose sangat mencintai Jimin dan tergila-gila padanya, hingga membuat akal sehatnya terkadang hilang.
Lalu usai berbicara di telepon, Rose bertanya-tanya dalam hati,
"Apa mungkin Jimin begitu?
Tidak! Aku sangat mengenal suamiku. Dia tidak akan mencurangi ku.
Tapi mungkinkah perubahan sikap Jimin belakangan ini, karena Jimin memiliki wanita lain?
Ah... tidak... tidak...!
Aku sangat mencintai Jimin, dan dia juga sangat mencintaku.
Dia tidak mungkin berkhianat pada ku."
Lalu di malam berikutnya, Jimin juga pulang larut malam.
Dia pulang dalam keadaan mabuk. Dia diantar pulang oleh salah seorang karyawannya yang tak sengaja lewat dari depan cafe. Dia melihat Jimin tengah terbaring di jalan di samping mobilnya.
Setelah membaringkan Jimin di sofa, Rose berusaha menyadarkan Jimin. Lalu dengan polos dia bertanya pada Jimin tentang sikapnya yang kasar belakangan ini.
Tapi sungguh tak disangka, Jimin malah memukul Rose dan memakinya. Dia berteriak dengan keras,
"Memangnya apa yang aku lakukan diluar sana?
Aku sudah bilang kan, aku kerja.
Aku kerja!
Aku bekerja sepanjang hari hanya untuk mu, untuk keluarga kita. Tapi kamu selalu berpikiran buruk.
Minggir sana!" (Ungkapnya sambil berjalan sempoyongan dan akhirnya jatuh terbaring di sofa)
Meski begitu, Rose masih memperlakukan dia dengan baik.
Dia kemudian melepaskan jacketnya lalu menutupi tubuh Jimin agar tetap hangat.
Rose sungguh tak menyangka, Pria yang lembut yang pernah dikenalnya, tega bertindak begitu kejam terhadapnya.
Rose sangat terpukul dan hanya bisa menangis. Dia pergi dan mengurung diri di kamar sambil menangis terus-menerus.
Lalu ke esokan harinya, Rose bangun pagi-pagi sekali.
Meski matanya masih sembab karena menangis semalaman, Rose tetap saja melakukan tugasnya sebagai seorang istri.
Dia menyiapkan makanan kesukaan Jimin, dan juga mempersiapkan segala keperluan Jimin.
Setelah itu Rose pergi membangunkan Jimin dan berbicara dengan lembut padanya.
"Jimin... Jimin... !
Sayang... bangunlah...!
Aku sudah siapkan sarapan untukmu"
Maka Jimin pun bangun dan masih menggosok-gosokkan matanya.
Dengan kepala yang masih terasa berat dia pergi ke dapur tanpa memedulikan Rose.
Segera Rose menyusul Jimin ke dapur.
Lalu Jimin duduk dan mulai menyantap hidangan di atas meja.
Saat makan Jimin berkata,
"Sayang, maafkan sikap ku tadi malam. Aku tidak akan mengulanginya." (Ungkapnya sambil menyentuh pipi Rose dengan lembut)
"Yah sayang aku sudah maafin. Tapi berjanjilah untuk tidak mengulanginya lagi. Aku sangat mencintai mu. Kau adalah segalanya bagiku. Aku tidak mau kehilangan mu."
(Balasnya sambil memegang erat kedua tangan Jimin dan menciumnya lembut).
"Kemarilah sayang, aku ingin memelukmu." (Ujar Jimin sambil bangkit dari kursi makan)
Maka Rose pun bangkit dan memeluk Jimin dengan erat. Dia berkata,
"Sayang, aku ingin pelukan ini hanya untukku. Tidak untuk yang lain. Ah,,,, berada dalam dekapan dadamu, rasanya sangat nyaman." (Ujar Rose sambil mempererat pelukannya)
**********
Seusai sarapan, Jimin pun bersiap-siap untuk pergi bekerja.
Dia berpamitan pada Rose sambil mencium lembut bibir istrinya itu.
Kemudian Rose pergi ke kamar dan memikirkan seperti apa nasib rumah tangganya nanti. Karena lelah berpikir dan merasa tertekan, Rose pun mulai mengantuk, dan matanya terasa sangat berat, hingga akhirnya dia tertidur dan bermimpi.
Dalam mimpinya, dia mendengar sebuah bisikan yang mengatakan bahwa dia harus membalas perlakuan suaminya yang bejat. Dia tidak pantas untuk diampuni.
Suara itu sangat berat dan menakutkan.
Maka karena mimpinya yang mengerikan itu, dia pun bangun.
Lalu dia cepat-cepat pergi ke dapur dan membuatkan secangkir teh hangat untuk menenangkan dirinya.
Rose terus memikir-mikirkan apa maksud mimpinya di siang bolong itu. Lalu dia berkata,
"Ah ... sudahlah. Itu hanya mimpi. Lebih baik aku kembali bekerja. Aku harus bereskan semua ini agar aku bisa menyenangkan hati Jimin. Nanti malam kalau dia sudah pulang, aku ingin melayaninya."
Malam pun tiba, saat itu Rose sudah berdandan cantik. Lalu dia berdiri di depan pintu menunggu suaminya pulang.
Detik demi detik pun berlalu hingga jam pun berputar dengan cepat, tapi Jimin tak kunjung tiba di rumah. Teleponnya juga tidak aktif. Maka Rose yang sudah kedinginan itu pun masuk ke rumah dan menunggu di sofa.
Malam itu waktu sudah menunjukkan pukul 12 lewat. Tapi Rose tidak putus asa dan tetap menanti dengan sabar,
Sampai akhirnya Jimin pulang dalam keadaan mabuk. Padahal baru tadi pagi dia berjanji pada Rose akan mengubah sikapnya.
Maka tanpa bertanya apa pun, dia membiarkan Jimin berbaring di sofa. Lalu dia pergi ke kamar dan mengganti pakaiannya serta menghapus riasan di wajahnya.
Sambil memandangi dirinya di cermin dia berkata,
"Aku muak.
Aku muak dengan semua ini.
Aku berusaha tetap sabar, tapi yang terjadi dia malah membodohiku seperti ini."
Perlahan air matanya pun mulai keluar dan dia menangis di sudut meja riasnya.
**********