webnovel

Diculik

Kelopak mata ini sudah bisa terbuka, namun mulut ini tak bisa mengucapkan sepatah kata pun. Mungkin efek dari suntikan yang kurasakan tadi. Tempat ini terlihat seperti lab penelitian bagiku, aku sendiri terbaring di kasur dan diikat dengannya.

"Semua sudah siap Professor"

"Ok, jalankan operasinya",sosok yang tak disangka itu adalah kak Kenji yang sekitar 3 tahun lalu aku sempat membantunya untuk membuat kejutan ulang tahun untuk kak Aya. Sepertinya yang tadi berbicara dengannya adalah kak Aya kalau dari suaranya. Mataku tak terlalu jelas melihat, ditambah lagi dengan masker dan kacamata yang mereka pakai menambah sulit identifikasi yang kulakukan. Aku tertidur lagi tak tahu kenapa.

******

"Apakah lu masih mau ikut gua atau lu bakal ikut dia", ada dua orang dengan rupa yang sama denganku, dia yang memiliki aura putih keemasan berdiri di pintu sebelah kiri. Dia menunjuk ke orang di pintu sebelah kanan.

Orang yang satu lagi rupanya juga sama dengan ku, namun auranya berbeda dengan yang tadi, auranya ungu gelap kehitaman. Dia menampilkan senyuman licik yang agak mengerikan. Sepertinya dua orang ini berharap agar aku mengikuti salah satu diantara mereka untuk masuk kedalam salah satu pintu. Disini auranya bercampur, dan entah kenapa itu membuatku sedikit mual.

"Sebenarnya kalian itu siapa?"

"Kami adalah perwujudan dari jiwa lu yang saat ini sedang terbelah."

"Kalo lu pilih ikut gua si Putih, hiduplu bakal berjalan seperti biasanya, dalam artian datar-datar aja"

"Kalo lu pilih ikut gua si Hitam, hiduplu bakal lebih berwarna daripada sebelumnya, tapi bakalan ada banyak ujian yang terjadi mau dari dalam dirilu sendiri ataupun dari luar. Kemungkinan dirilu sendiri bisa hancur kalo nggak kuat hadapin ujiannya"

Aku menatap ke sekeliling, kudapati itu adalah ruangan tertutup yang cukup kecil, satu-satunya jalan keluar hanya melalui salah satu pintu itu.

"Ujian seperti apa yang lu maksud itu?"

"Itu sulit untuk dijelaskan dengan perkataan, yang pasti lu bakal menghadapinya kalo milih gua"

Cukup lama waktu terbuang untuk memutuskan perkara ini. Sepertinya Si Hitam sudah mulai kehilangan kesabarannya. Dengan cepat Si Hitam menarik lengan kananku dan bergegas melewati pintu. Badanku mendadak terhenti karena merasakan adanya tarikan dari tangan kiri. Si Putih menahanku dari tarikan Si Hitam. Badan ini dijadikan perebutan dua jiwa yang kekuatan fisiknya melebihi tubuh aslinya.

Trak..., Ptas.....

Lengan kiriku terputus dari badannya. Si Putih terlihat tercengang melihat kejadian itu. Aku langsung tertarik ke dalam gelapnya sisi dalam pintu milik si Hitam itu.

******

Hah...,huh....,hah....

Aku menarik nafas dalam-dalam, baru saja tersadar, mataku langsung disilaukan oleh terangnya lampu. Aku masih terbaring lemas di sebuah kasur dan tampaknya aku baru keluar dari sebuah benda seperti CT-scan.

"Paham kan Raf?"

"Okay", ups..., tak sengaja ku setujui perkataan Kak Kenji. Rasanya alam bawah sadarku yang berkata begitu. Dia dan Kak Aya meletakkan dan merapikan segala peralatan di atas meja di sebelah kiri mataku. Aku tidak tahu apakah mereka melakukan hal yang aneh-aneh terhadap tubuhku ini tadi. Aku memang sempat merinding, karena ada beberapa alat tajam seperti gergaji di meja dan juga seperti sampel darah di etalase lemari disamping meja. Mereka berdua keluar dari pintu yang ada dihadapanku itu, sepertinya ruang kendalinya berada di luar.

Aku masih terikat di kasur. Kasur itu tertarik dengan rantai yang berada diujung kepalaku. Aku tergantung bersama kasur itu dengan rantai masih terikat di sekujur badan. CT-scan tadi masuk ke tempat asalnya, didalam dinding. Jarak kaki dengan lantai hanya berkisar 1 meter saja.

Sriiit...

Lantai dibawahku terbuka lebar membentuk lubang berbentuk lingkaran. Kulirik di sebelah kananku, Kak Kenji dan Kak Aya hanya memperhatikan dari balik kaca. Kulihat kebawah kakiku, sebuah kegelapan dengan suara menggeliat yang khas. Perlahan gantungan rantai semakin diturunkan, hingga kakiku sendiri tercelup disitu. Benar saja, hal yang menjadi traumaku terjadi. Setumpuk tangki penuh dengan serangga mulai membuat ujung kaki ini menggigil. Kulit mulai mengeluarkan keringat dingin. Aku tak tahu darimana mereka dapat tahu trauma ini padahal aku tak pernah menceritakannya pada siapapun kecuali Rika. Aku hanya bisa pasrah saja, aku tak dapat meronta karena tubuhku dapat merasakan sakitnya ikatan rantai itu. hanya bergetar sedikit saja tubuhku dibuatnya.

Satu menit berlalu, sudah mencapai perut tenggelamnya. Rasanya aneh ya, sebelah kepalaku yang tadinya biasa saja mulai merasakan sakit yang hebat. Semua berlangsung hingga hampir seluruh tubuhku tenggelam, hanya kepala saja yang tak masuk. Kalau tadi, mentalku masih cukup kuat, mengingat trauma ini sudah lama tidak terjadi lagi. Tapi kalau sebanyak ini sih, mana ada orang yang bisa tahan kan?. Aku juga manusia, makanya aku pingsan dalam sekejap.

Aku tak tahu bagaimana cara menemukan tempat ini, yang pasti aku membutuhkan bantuan orang lain. Aku berharap temanku seperti Ahmad, Rika ataupun Sarah bisa datang menolongku kesini. Tentu saja mungkin mereka akan menyadari diriku yang hilang di esok hari dan mulai mencari. Tapi aku belum sempat meminta maaf kepada Rika sekalipun tadi, mungkin dia masih marah padaku dan tak akan mau mencari diriku. Tapi tak tahu, semua adalah kehendak Allah, hanya kepada-nya lah aku memohon pertolongan.

Terakhir kalinya kulihat sebelum pingsan ini, Kak Kenji dan Kak Aya sudah tak terlihat di balik kaca itu, mungkin mereka sudah pergi sedari tadi. Aku tak tahu butuh berapa lama ini akan berlangsung. Hanya ada beberapa kemungkinan yang aku prediksi mungkin akan terjadi.

1. Aku meninggal karena habis digerogoti serangga 30%

2. Meninggal karena daya tahan tubuh menurun 10%

3. Aku hidup dengan keadaan yang sehat walafiat 5%

4. Aku hidup dengan sehat, namun mentalku sakit 25%

5. Aku hidup dengan si Hitam mengambil alih jiwaku ini 25%

6. Aku hidup dengan si Putih mengambil alih jiwaku 5%

Dan ada juga kemungkinan penyelamatan

1. menyelamatkan diri dengan adrenalin yang tinggi 15%

2. bunuh diri 20%

3. diselamatkan Rika seorang 35%

4. diselamatkan oleh Rika, Sarah dan Ahmad 20%

5. dibawa pergi oleh Kak Kenji ke tempat lain 10%

Tentu saja ini hanyalah prediksi sesuai metode yang diberikan oleh buku 'itu'. Bagaimanapun juga manusia hanya bisa merencanakan dan memperkirakan, keputusan akhir tetaplah milik Tuhan. Kita hanya makhluk lemah tak berdaya dihadapannya.

Tinggal tunggu saja kesadaran ini menghilang dari wujud aslinya. Pandangan gelap dan hampa, hanya dapat berpikir seperti ini sampai waktunya tiba. Mungkin juga waktunya sudah tiba, sampai jumpa teman-teman yang kusayangi. Sampai jumpa Rika, mungkin aku belum bisa dan belum sempat menyampaikan perasaanku padamu, tapi akan kukatakan bahwa sebenarnya diri ini menyukaimu apa adanya. Sampai jumpa di waktu yang lain na...nti...

Next chapter