webnovel

Two. Be my Slave

Setelah kejadian dua hari lalu, dimana Zyla menolak seorang pria kayak secara mentah–mentah membuatnya dijauhi oleh rekan–rekan kerjanya. Ah, persetan dengan semua itu, Zyla memiliki harga diri yang tinggi, mungkin mereka yang menjauhi Zyla tidak memiliki itu. "Hari ini pemilik club akan datang lagi, dan saya harap tidak ada yang berbuat ke cerobohan, mengerti?" kalimat itu mengalihkan fokus Zyla yang sedang menyusun gelas, dia Mr. Yatsa, manager di club malam ini. Semua orang yanh mendengarnya mengangguk paham, termasuk Zyla. "Dan untuk kamu Zyla, tolong nanti layani Boss kita secara pribadi." lanjutnya lagi, ketika berada tepat di samping Zyla, dan memegang bahu gadis itu.

Zyla menyengritkan dahinya, apakah ia tidak salah dengar? Yang melayani pemilik club malam ini adalah dirinya? "Kalau saya bisa, akan saya lakukan, Mr." balas Zyla, dengan pandangannya yang menunduk ke bawah. Yatsa yang melihat itu hanya bisa tersenyum kecil, Zyla adalah gadis baik yang penurut, hanya saja nasib sialnya yang mengharuskan dia bekerja ditempat buruk seperti ini. Karena merasa Zyla berbeda dari karyawan yang lain, membuat para atasan memperlakukan gadis itu secara berbeda, ada yang menganggapnya seperti adik, anak, dan hal lainnya lagi. Dan itu juga adalah alasan mengapa banyak karyawan club yang tidak menyukai Zyla. "Boss kita orang baik kok, kamu tenang aja Zy." kata seorang gadis setelah Mr. Yatsa pergi, dab Zyla hanya membalasnya dengan senyuman manis.

Iya, dia adalah orang yang baik. Dari sudut pandang orang yang tidak melihat sisi iblisnya.

Kembali lagi pada Zyla, gadis yang sedari tadi sibuk membereskan gelas sekarang sedang mencari kegiatan lain. Karena ini belum waktunya club buka, dan Boss yang dimaksud oleh Mr. Yatsa juga belum datang, membuat Zyla sedikit senggang dan santai. "Oh iya Zy, nanti hari minggu kita jalan yu? Udah lama loh kita gak main." kata gadis yang tadi lagi, membuat Zyla yang sedang mengelap meja terpaksa menghentikan kegiatannya. "Liat aja kalo kita senggang, kan kamu tau sendiri kalau tugas kuliah numpuk." balas Zyla, sembari menggidikkan bahunya. Ah benar, selain dituntut untuk bekerja, mereka juga harus menjalani kehidupan sebagai seorang mahasiswa. "Sudah Rin, cepet kerja. Club udah mau buka!" ucap Zyla memperingati, dan gadis yang bernama Narrin itu segera pergi dari tempat Zyla, ia bertugas dibagian resepsionis.

Karena waktu buka Club tinggal 30 menit lagi, Zyla segera bersiap diposisinya sebagai bartender. Gadis itu menyusun beberapa gelas, dan merapihkan kursi yang belum sempat ia rapihkan tadi. Namun belum juga selesai dengan pekerjaannya, semua karyawan Club tiba–tiba saja berkumpul di tengah aula bar ini, memenuhi setiap sudutnya. Apakah Boss–nya sudah datang? Sampai membuat mereka berkumpul dan mengganggu pekerjaan Zyla? "Hey! Zy! Kamu dipanggil Pak Yatsa!" seru Narrin dari kejauhan, membuat Zyla yang sedang fokus pada pekerjaannya terpaksa harus meninggalkan pekerjaan itu. "I'm coming!" ujar Zyla dengan malas, sembari berjalan melewati kerumunan para karyawan club ini.

Pak Yatsa yang sudah menunggu kedatangan Zyla, langsung menarik gadis itu masuk ke salah satu ruangan VVIP, disana ada Narrin, dan beberapa rekan kerjanya yang lain, termasuk Mike, pria yang tempo hari menjual Zyla pada seorang lelaki berengsek. "Nak anak–anak, mungkin banyak dari kalian engga tahu siapa pemilik dan Boss kita di Club ini. Sekarang, Boss besar sudah datang, Tuan Alesso Xylanders." awalnya, Zyla hanya menatap malas pada bossnya itu, namun ketika ia menyadari jika wajah pria itu sangat familiar, membuat kedua alisnya terpaut, dan matanya terbelalak kaget. Pria yang menjadikan bosnya itu, adalah orang yang membelinya?! "Aku lebih baik resain daripada memiliki bos sepertinya!" umpat Zyla dalam hati, gadis itu menatap sang Boss dengan tatapan nanar.

Alesso yang ditatap oleh Zyla hanya melemparkan senyumannya, pria itu seolah tahu apa yang ada dalam pikiran Zyla. "Pak Yatsa, tolong langsung kirim pelayan pribadi saya. Saya ingin ke ruangan saya sekarang." ujarnya dingin, dengan tatapan yang tak lepas dari Zyla. Damn it, habis sudah Zyla diceramahi oleh pria itu nanti. Andai saja Zyla saat itu tahu, jika pria itu adalah Bossnya, Zyla akan lebih memilih menjadi office girl di kantor Ayahnya sendiri. "Zyla, cepat kamu ikutin tuan Alesso!" Zyla yang diberi perintah pun langsung berjalan menyusul Alesso, ia tahu, banyak mata yang sekarang menatapnya tidak suka. Bayangkan saja, Zyla disuruh melayani manusia dengan pahatan tubuh dan wajah terbaik di dunia ini.

"Kunci pintunya, Zyla." suara bariton yang mendominasi ruangan ini membuat Zyla sedikit bergidik ngeri, apalagi mengingat ucapan Alesso saat mereka pertama kali bertemu. Tapi, daripada ia membuat masalah lagi dengan Alesso, lebih baik Zyla menurut saja, dan mengunci pintu ruangan ini. "Come here." ucapnya lagi, sembari menepuk–nepuk tempat yang kosong disebelah ranjang. Tuhan, Zyla tahu engkau baik padanya, jadi tolong lindungi Zyla dari orang seperti Alesso ini.

Setelah Zyla mendudukkan dirinya di sebelah Alesso, pria itu mengeluarkan cek yang hari itu ia berikan pada Mike, kalian tahu berapa nominalnya? "20,000 Poundsterling, kau membayarkan nominal ini pada Mike?" tanya Zyla tanya berpikir, dan Alesso menanggapinya dengan anggukkan kepala. "Dan sekarang, uang ini akan menjadi milik mu jika kau, mau menjadi slave ku." bisik Alesso tepat didekat telinga Zyla, gadis itu segera menjauh dari Alesso, ia mengambil jarak agar pria itu tidak berbuat macam–macam. "Jika kau tidak mau perusahaan Ayah mu bangkrut, dan keluarga mu berakhir di penjara. Menurutlah padaku, dan jadi budak ku." ancamnya dengan lembut, sembari meraih dagu Zyla.

Dia? Dia tahu tentang keluarganya Zyla? Bahkan Alesso tahu jika Ayahnya Zyla adalah seorang pengusaha? Tapi, alasan apa yang bisa Alesso tuntut 'kan untuk menjebloskan keluarganya ke dalam penjara? "Aku adalah investor terbesar di perusahaan Ayah mu, Zyla. Dan kau tahu? Ayah mu memiliki jejak kriminal, begitupun dengan istrinya." lanjutnya lagi, sekarang, wajah pria itu sudah semakin dekat dengan wajahnya Zyla, tanganya pun tergerak untuk mengelus pipi gadis itu. "Aku, aku akan mengganti semua kerugiannya, tapi tolong jangan minta aku untuk menjual diriku padamu, tuan." kata Zyla tenang, gadis itu kembali menjauh, sampai ia tidak sadar, kini dirinya berada di ujung ranjang, dan nyaris terjatuh jika bukan Alesso yang menahannya.

"Bagaimana cara ku untuk mengikat mu, Zyla? Apakah aku harus menaruh benih ku di dalam rahim mu?" Zyla tidak tahu apa alasan yang membuat Alesso sangat ingin memiliki tubuhnya, tapi Zyla bukan gadis malam yang akan langsung setuju saja dengan permintaan Alesso, apapun alasannya. "Tuan—mmph!" suara Zyla terhenti ketika Alesso secara mendadak mencium bibirnya, menelusupkan lidahnya ke dalam mulut Zyla, dan mengabsen setiap inci yang ada di dalam mulut gadis itu. Nikmat, itu lah yang terlintas dibenak Alesso untuk pertama kali.

Tanpa Alesso sadari, kini tangan pria itu membuka satu persatu kancing baju Zyla, ia hanya membuka bagian atasnya, agar bisa menyentuh boobs milik Fazyla. "Tuan tolong hentikan!" mata Zyla yang berkaca–kaca memberitahu Alesso bahwa ia tidak senang, atau bahkan, tatapan itu adalah tatapan takut dan kecewa. "Aku akan membayar mu, Zyla. Sekarang, aku menginginkan dirimu menjadi milikku!" tidak, hubungan sex di luar nikah bukan 'lah hal yang Zyla ingin kan atau idamkan. Gadis itu tidak mau melakukan hal ini, apalun alasannya, dan berapapun bayarannya.

Namun, sekarang Zyla berada di bawah kukungan Alesso, tenaga pria itu terlalu besar untuk bisa di berontak. Dan sekarang, tangan Alesso sudah menelusup masuk ke dalam area intim Zyla, namun mulut pria itu masih setia menutup mulut Zyla. Sial, tubuh gadis itu mendadak lemas, air matanya tak terbendung lagi, apalagi ketika Alesso hendak memasukan satu jarinya ke dalam area sensitif Zyla. "Are u virgin?!" Alesso yang sudah menyadari hal itu langsung menghentikan permainannya, ia menatap Zyla dengan tajam, meminta penjelasan dari gadis itu. Tapi, yang Alesso dapatkan hanyalah Zyla yang sedang menangis dalam diam.

"Cepat pergi ke kamar mandi sekarang!"

~~~~

Heheh, gimana sama part kali ini??