webnovel

One. Prolog

Gadis itu terus–menerus menangis, ia tidak menyangka jika hidupnya akan berakhir seperti ini, berakhir pada seorang pria kejam yang menginginkan sebuah kepuasan. Dalam benaknya ia terus bertanya, apa salahnya? Sampai Tuhan harus menghukumnya dengan cara yang seperti ini? "Mulai detik ini, kau adalah budak 'ku, dan apapun yang ingin kau lakukan, aku harus mengetahuinya!"

Tuhan, bukan ini hidup yang ia inginkan. Ia memiliki rencana hidup lain, tolong berikan dia kesempatan untuk mendapatkan apa yang ia mau, tolong ubah kembali takdirnya.

***

Bekerja ditempat hiburan, memang bukan hal yang pantas untuk dibanggakan oleh seseorang. Tapi, jika itu adalah salah satu cara untuknya bertahan hidup, ia bisa apa? Ia tidak berasal dari keluarga yang kekurangan uang, gadis itu hanya kekurangan kasih sayang, dan ia tidak pernah dianggap oleh seluruh keluarganya. "Zyla, apakah kau bisa mengantarkan Vodka ini pada pelanggan yang berada disana? Perutku mendadak sakit!" ucap seorang pria yang seusia dengannya, nada permintaan dengan raut wajah memelas itu membuat gadis yang bernama Zyla luluh. Yeah, sesama rekan kerja, sudah seharusnya mereka saling membantu, bukan?

Setelah mengangguk sebagai tanda setuju, Zyla mengambil vodka yang rekannya maksud itu, sebenarnya Zyla tidak bekerja untuk mengantarkan minuman ke setiap meja pelanggan, ia hanya bagian transaksi saja. "Ini tuan, Vodka yang anda pesan." ucap Zyla sopan, sembari menaruh vodka itu di atas meja. Setelah menaruh vodka itu, Zyla berinisiatif untuk kembali saja ke tempat kerjanya, namun tidak ia sangka, pria itu menarik tangannya, membuat Zyla terjatuh tepat ke kursi kosong yang berada di sebelah pria itu. "Ini ruang VVIP, Nona. Seharusnya anda tidak datang kemari, jika tidak mau saya setubuhi."

Zyla menyengritkan dahinya, apakah pria ini mabuk? Ia datang kemari hanya untuk mengantarkan pesanan karena rekannya sedang sakit perut, bukan untuk melayani pria aneh ini. "Maaf tuan, tugas untuk memuaskan para pelanggan itu bukan bagian ku. Jadi, saya pamit undur diri." kata Zyla sopan, sembari bangkit dan memberi hormat pada pria itu. Mendengar jawaban dari Zyla, pria itu berdecih pelan sembari memasang smirk khasnya. "Tidak perlu sungkan, aku akan membayar mu lebih, gadis. Jangan berlagak suci seperti itu, gadis yang bekerja disini tidak lagi perawan." sindirnya, membuat Zyla merasa direndahkan.

Hey, apa yang pria ini katakan? Secara tidak langsung, ia sudah merendahkan harga diri Zyla sebagai seorang perempuan. Tapi tahan Zyla, jika kau masih menginginkan pekerjaan ini, jangan berbuat masalah apapun, cukup balas dengan senyuman, dan segeralah pergi dari tempat ini! "Pria sialan yang tadi itu, sudah menjual satu jalang padaku, dan ia bilang, namanya adalah Fazyla Narreta, it that's you?" ucap pria itu, yang membuat langkah Zyla terhenti. Tolong katakan pada Zyla sekali lagi, apakah yang barusan ia dengar itu tidak salah? "Aku sudah membeli mu, gadis." lanjutnya, disertai smirknya yang khas.

Namun bukannya penolakan yang keras, pria itu malah mendengar nada lembut yang menenangkan dari gadis itu. "Sekali lagi maaf, tuan. Aku mungkin bekerja di tempat yang tidak baik, tapi bukan berarti aku menjual diriku. Lain waktu, aku akan berbicara padamu, dan membayarkan uang yang sudah rekan saya terima sebagai jaminannya." balasnya tenang, dengan senyum manis yang membuat hati pria manapun luluh dibuatnya.

Tanpa mau mendengar apapun lagi, Zyla keluar dari ruangan VVIP itu, ia tidak berurusan dengan pria–pria kaya nan brengsek seperti yang tadi. Zyla tahu betul tabiat para lelaki yang datang kemari, jika bukan para pria yang hanya menginginkan kepuasan tanpa pernikahan, ya mereka adalah suami dari seorang wanita yang belum bisa memuaskan fantasi sex mereka. Toh Zyla juga tidak akan jatuh ke jurang yang sama seperti beberapa rekannya, mereka semua berakhir dibeli, dan dijadikan budak sex, kemudian dibuang begitu saja jika sudah tidak menarik lagi.

Kalian pikir saja, mau mencari pria baik di dalam club? DI DALAM CLUB? mustahil.

"Aku harus membuat perhitungan dengannya, brengsek sekali dia menjualku tanpa seizin dan sepengetahuan ku? Dan sialnya, dia melakukan itu hanya untuk dirinya sendiri!" runtuknya dalam hati, dengan tangan yang sedikit terkepal, dan tatapan tajam menyorot setiap orang yang berlalu dihadapannya.

Ah, sekarang kita beralih ke pria tadi, apa yang ia lakukan ketika Zyla menolaknya? Hey, apakah gadis itu tidak tahu? Siapa orang yang ia tolak? Pria ini adalah pemilik club, sekaligus Owner dan CEO dari perusahaan besar yang kini sedang naik daun, yaitu, COOPTER GROUP.

Jujur, Zyla adalah orang pertama yang menolak dirinya, biasanya, para wanita jalang lah yang akan naik ke ranjang pria ini untuk memberikannya kepuasan, dan meninta bayaran atas kinerja mereka yang sebenarnya tidak pernah cukup. "Tidak, aku harus membuat perhitungan dengan gadis yang sudah menolak diriku itu!" Entah sejak kapan, sebenarnya ia sudah sangat memperhatikan Zyla, melihat caranya bekerja, berbicara, sampai prilakunya yang terbilang sangat sopan dan santun. Entah itu karena mayoritas orang yang datang ke tempat ini adalah orang kaya, atau memang sudah sifat Zyla lah yang baik dan ramah seperti itu.

"Apa aku harus memberitahunya? Jika aku adalah pemilik club ini? Dan aku akan mengancam gadis itu, jika ia tidak mau memuaskan diriku, maka aku akan memecatnya keluar dari club ini." ujarnya jahat, sembari menatap tajam kearah cermin yang berada tepat di samping kanan dirinya. "Kau akan tahu akibatnya, Zyla. Dulu aku tidak bisa melakukan apapun padamu, karena kau masih dibawah umur ketika bekerja disini. Tapi sekarang? Seharusnya kau bersedia untuk menjual dirimu padaku!" lanjutnya lagi, dengan kedua tangan yang terkepal, ia memukulkan tangan itu, ke pinggiran sofa yang terbuat dari kayu jati.

Baginya, rasanya mustahil sekali jika ada seorang wanita yang masih virgin di Negera Inggris ini. Sex bebas disini sudah hal yang biasa, jadi seharusnya Zyla bangga jika dirinya dibeli dengan harga tinggi, walau sudah tidak virgin lagi. Yah, Zyla memang bukan gadis muda pertama yang keperawanannya hilang, walau begitu, tubuh gadis itu sudah mampu menghipnotis gairah seks dalam diri pria ini, atau bahkan pria lain. Jadi, daripada Zyla jatuh ke tangan orang lain, akan lebih baik ia yang menarik Zyla ke sisinya dengan cara seperti ini, 'kan?

"Fazyla Narreta, aku akan membuatmu sadar, bahwa surga dunia yang sesungguhnya itu ada, jika aku sudah memaksa milikku masuk ke dalam dirimu!"

Ah, obsesi yang sudah ia tahan selama ini, sepertinya sudah tidak bisa ditunda lagi, Fazyla harus benar–benar jatuh ke dalam genggamannya!

~~~~

Ini cerita dewasa pertama aku di Webnovel, tolong dukungannya!!

RienaLonacreators' thoughts
Next chapter