webnovel

Teman Lama Daddy

Universiti Kuala Lumpur (UniKL) adalah salah satu perguruan tinggi di Kota Kuala Lumpur-Malaysia. Didukung fasilitas yang lengkap, dosen yang berkualitas, lingkungan yang nyaman serta ditunjang dengan kantin yang bersih dan sehat, menjadikan mahasiswa/mahasiswa UniKL bisa lebih bersemangat dalam mengikuti kuliahnya.

Makanya, Alby sangat antusias pindah ke Universitas ini untuk pendidikan selanjutnya.

Pemandangan para mahasiswa UniKL, yang tetap sibuk mengerjakan tugas, berdiskusi, mengakses Internet, atau membaca pada jam-jam kosong adalah pemandangan sehari-hari di Kampus UniKL.

Akan tetapi, ada sebagian yang menghabiskan waktu kosongnya untuk kongkow-kongkow dan mengobrol ngalor ngidul, ketawa-ketiwi, bergosip, dan lain-lain.

Seperti halnya dua orang ini, yang selalu setia menjadi teman akrabnya Qiran, mereka adalah Amel dan Caca. Mereka berdua sudah datang lebih awal dari Qiran, sambil menunggu Dosen datang, mereka bercanda ria dengan teman sekelasnya.

Suasana di kelas pun semakin rame, apalagi ditambah adanya murid baru yang gagah dan tampan, siapa lagi kalau bukan Alby. Semua cewek-cewek di kelas itu, saling berbisik-bisik karena adanya murid baru. Lagi asyik-asyiknya mengobrol soal murid baru, tiba-tiba saja Qiran datang, dan ia langsung melempar tas nya ke atas mejanya.

BRUGHH...

Sontak saja mereka pun kaget dibuatnya. Mereka heran dengan tingkah laku Qiran yang tidak seperti biasanya. Mukanya masam, Rambutnya acak-acakan, serta bibir yang selalu terlihat seksi, sekarang malah maju ke depan setengah senti.

Hal ini, membuat semua orang yang ada di kelas sangat keheranan. Mereka saling berbisik dan bertanya, "Kenapa Qiran? Apa sedang kerasukan setan dasim?"

Sementara, Alby yang sedari tadi memperhatikan Qiran, hanya bisa tersenyum sinis. Qiran belum sadar jika Alby sudah berada di kelasnya. Tidak disangka mereka di pertemukan kembali di kelas yang sama serta jurusan yang sama pula.

"Ish.. ish.. ish..! Datang-datang cemberut, itu muka gak enak banget dilihatnya," tutur Caca yang suka ceplas-ceplos kalau bicara. Sementara, Qiran masih mempertahankan kecemberutannya.

"Iya ihh, terus kenapa ini rambut acak acakan, (sambil memegang rambut Qiran) seperti habis di terkam buaya," celetuk Amel dengan wajah polosnya.

"Iyaa aku abis di terkam buaya!" ucap Qiran dengan melebarkan kedua bola matanya.

"OMG, buayanya di darat atau di laut?" tanya Amel kaget.

"Di darattt !"teriak Qiran kesal.

"Pasti kamu marahan lagi kan dengan Aron? Sudahlah, nanti dibicarakan baik-baik dengannya. Gak baik dibahas disini, malu," ucap Caca menasehati Qiran supaya tidak cemberut lagi.

"Bukan soal Ar... "

Tiba-tiba Qiran berhenti bicara karena Dosen yang akan mengajarnya telah datang. Qiran pun cepat-cepat merapikan rambutnya serta pakaiannya agar terlihat rapi. Semua yang ada di kelas pun bersiap-siap untuk mengucapkan salam kepada Pak Beno, Dosen jurusan Ekonomi dan Bisnis, yang akan mengajar di kelas mereka. Sebelum memulai materinya, Pak Beno memanggil Alby untuk memperkenalkan dirinya, yang baru pindah kuliah dari luar Negeri.

Alby pun tidak sungkan-sungkan untuk maju ke depan kelas, ia sangat sopan dan percaya diri. Hal ini, membuat semua yang ada di kelas merasa kagum melihatnya. Tapi tidak untuk Qiran, ia syok ketika orang yang membuatnya kesal sudah ada di hadapan wajahnya. Matanya membelalak ketika melihat Alby yang sedang berbicara di depan kelas. Seolah ia tidak ingin satu kelas dengan dirinya. Dan hal ini membuat Qiran semakin geram dan penuh kebencian.

"Kenapa manusia seperti dia, ada di sini sih? satu kelas lagi!" batin Qiran kesal.

****

Setelah pelajaran kuliah sudah selesai, Qiran diajak teman-temannya mnuju ke taman kampus. Mereka berhenti di satu sudut taman dan duduk manis di tempat yang telah disediakan. Mereka nongkrong di sekeliling taman dan baru menyadari bahwa taman kampus di sore hari juga sangat indah tidak kalah dengan pagi hari, tidak hanya itu, taman kampus juga terasa hidup karena banyak pohon hijau dan ada beberapa tanaman bunga juga.

"Gimana mood kamu sekarang? Sudah mendingan belum? Aku kalau sedang mood nya kurang baik, suka kemari. Yah itung-itung refreshin otak he he," ucap Caca cengengesan.

"Hemm, nyaman juga! Selama aku kuliah di sini belum pernah ke taman ini," tutur Qiran sembari menghirup udara segar.

"Iya, kita kan kuliah nya siang terus, makanya gak sia-sia ketika pergantian jadwal, dan kita pilihnya jadwal pagi, sudah pasti, bisa menikmati sejuknya embun pagi lah," ucap Amel dengan senyumannya yang menawan.

"Tapi ini sudah siang, Mel ! Sudah waktunya pulang he-he," ucap Caca ketawa kecil.

"Ah biarin, disini meski udah siang juga, suasana nya masih terasa sejuk," tutur Amel menyunggingkan bibirnya.

Mereka berdua saling melontarkan guraun, namun Qiran tidak begitu bergairah untuk bergurau bersama mereka. Pikiran nya masih tertuju pada Aron, ia memikirkan Aron karena sudah hampir siang ia tidak melihat batang hidungnya, bahkan sudah mau pulang pun Aron tak kunjung menemuinya.

"Kemana dia? Apa terjadi sesuatu dengan dirinya ?" Gumam Qiran dalam hatinya.

Tiba tiba Handpone Qiran berdering, sebuah suara mengusik lamunannya. Setelah di lihat, ternyata ayahnya yang menelepon. Ayahnya memberitahukan supaya menunggunya di depan gerbang kampus. Ia akan menjemputnya sembari makan siang bersamanya. Kemudian, mereka bertiga pun sepakat untuk pulang. Lalu berpamitan satu sama lainnya. dan segera meninggalkan taman kampus itu.

****

Sementara di pusat perbelanjaan...

"Din, aku ingin meetingnya di percepat yah! Karena aku sudah ada janji dengan anakku," ucap Pak Marco dengan sikapnya yang tegas namun hatinya lembut. Terkadang ia amat humoris.

"Baik Pak," ucap Adin, yang menjabat sebagai asisten pribadi Pak Marco.

Dan mobil yang ditumpangi Pak Marco pun langsung segera menuju ke kantor, untuk meeting bersama karyawannya, yang tempatnya berada di lantai tiga. Pak Marco memiliki beberapa pusat perbelanjaan, salah satunya adalah di Mall Suria KLCC. Yang sekarang ini akan melaksanakan meeting bulanan. Pusat perbelanjaan ini juga dilengkapi dengan berbagai toko bermerek internasional, toko buku, dan pusat jajanan yang ramai.

Sementara di kejauhan, Bu Melin sedang menuju ke tempat butiknya, ia menyewa tempat itu sudah hampir 1 tahun. Tidak lama kemudian, mereka pun berpapasan, dan sambil berpandangan satu sama lainnya.

"Melin?" Tanya Pak Marco mengkernyitkan dahinya.

"Eh, Bang Marco yah?" jawab Bu Melin ragu. Ia hampir lupa pada kakak kelasnya waktu SMA dulu.

"Iya, ini aku Marco, kamu masih ingat aku?" Tanya Pak Marco sumringah.

"Iya Bang, aku masih ingat, bahkan wajah kamu pun terlihat masih muda gak berubah-ubah, Bang!" jawab Bu Melin tersenyum manis.

"Lah iya donk, aku menolak tua he he, lagian kalo berubah nanti disangka Power Ranger, malu lah sama anak," canda Pak Marco tertawa riang.

Sementara, Bu Melin hanya bisa tersenyum dengan anggun melihat mimiknya Pak Marco yang ceria. Mereka terlihat sangat gembira sekali, bagaimana tidak! Teman semasa SMA, yang sudah lama tidak pernah ketemu, kini takdir mempertemukannya lagi. Namun sangat disayangkan, pertemuannya sangat singkat. Tapi tidak masalah bagi Pak Marco, karena ia sudah mengetahui tempat butiknya dan nomer Handponenya Bu Melin. Dan ini menandakan bahwa, ia dapat menemuinya kapan saja.

*

*

*

BSRSAMBUNG....

Next chapter