webnovel

Penyihir Tingkat SS

Bukk!! Dengan kecepatan yang tidak diduga, si wanita yang barusan keluar dari dalam guild tiba-tiba saja langsung melayangkan tinjunya ke arah muka si paman kekar.

"Kau menakuti mereka bertiga, Dasar Bodoh!" bentak si wanita itu pada si paman kekar.

Meski tanpa mengedipkan matanya, Tan dan Gonocos tidak melihat pergerakan si wanita asing itu. Hanya butuh nol koma sekian detik saja wanita tersebut datang ke hadapan si paman kekar dan langsung meninjunya.

Si paman kekar yang tidak bisa mengantisipasi serangan dadakan wanita itu pun terpental menghantam tembok guild dan menghancurkan temboknya. Suasana kembali sunyi. Orang-orang yang tadinya berisik dan menikmati pesta kini bungkam semua.

"Waduhhh... apa aku terlalu berlebihan, ya? Jari-jariku jadi sedikit pegal," tanya si wanita tersebut pada dirinya sendiri seraya melemaskan kelima jari tangan kanannya.

Tan Metri dan Gonocos mematung di tempatnya. Mata mereka berdua menatap tajam ke arah si wanita asing itu. Si wanita berambut panjang itu menguraikan rambutnya. Tampak dia hanya mengenakan pakaian dalam saja yang berwarna hitam. Tubuh moleknya yang putih bersih itu terlihat jelas terutama oleh Gonocos yang berada tepat di depannya.

Si wanita berpakaian minim itu pun bertanya pada 2 anak di depannya seraya tersenyum.

"Kalian tak apa-apa, Adik Manis?"

"O-oh! Ya! Kami baik-baik saja," jawab Gonocos gagap. Matanya masih jelalatan melihat gundukan kembar yang besar di depannya.

Tan sendiri justru geram dengan wanita tersebut karena telah mengganggu pembicaraan mereka dengan si paman kekar. Tan memberanikan diri untuk bertanya kembali perihal menjadi petualang di guild pada wanita asing tadi. Sedang Sintri yang merengek sedari tadi kini terdiam juga dan berani memunculkan diri.

"Beri tahu kami, bagaimana caranya bergabung menjadi seorang petualang di guild ini?" tanya Tan Metri.

Wanita asing di depannya hanya sunggingkan senyum manis.

"Waduuhh... pukulan Nona Freeya memang mengerikan sekali. Untung saja tadi aku sempat mengalirkan ES ke wajahku meski cuma sedikit. Kalo tidak aku mungkin langsung tak sadarkan diri," ucap si paman kekar yang ternyata masih sanggup berdiri setelah kena pukulan dadakan.

"Eh? Kau kuat juga ternyata, Wod. Petualang tingkat A lumayan juga," ujar si wanita bernama Freeya itu.

Dengan lengan kekarnya, paman kekar bernama Wod mengusap-usap bagian muka yang kena hantam tadi. Kini dia pun mendekat ke arah si wanita asing itu dan Gonocos berada. Tan Metri dan Gonocos tak habis pikir.

"Paman ini kuat juga ternyata. Guild ini memiliki orang-orang yang kuat. Aku jadi semakin bersemangat bergabung dengan mereka," batin Gonocos tanpa sadar tersenyum sendiri.

"Maafkan paman ya, Adik-adik. Paman tidak bermaksud menakuti kalian bertiga. Memang dari dulu muka paman terlihat menakutkan. Paman hanya berniat menyapa kalian. Silakan, Nona Freeya. Kedatangan mereka bertiga sepertinya hendak bergabung dengan guild Lumiere," kata Wod pada 3 anak kembar dan juga Freeya.

"Aku sudah tahu. Kalian semua terlalu berisik. Kau lekas duduklah kembali," ucap Freeya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata maaf pun karena memukulnya, Freeya kini fokus ke 3 anak kembar di hadapannya.

"Jadi, silakan duduk terlebih dahulu anak-anak. Kalian bertiga terlihat manis. Makanya tadi aku langsung memukul Wod dan mengira kalo dia menakuti kalian bertiga," ucap Freeya.

"Haha... kasihan sekali kau, Wod! Dicurigai oleh Nona Freeya menakuti ketiga anak asing itu!" ejek salah satu teman Wod yang juga tadi meledek Tan Metri dan juga sesama petualang tingkat A.

Wod hanya terdiam saja. Memang malam itu di guild Lumiere hanya ada petualang tingkat A, B, dan C saja yang tengah berpesta. Ada 2 orang petualang tingkat SS yang berada di guild namun tidak ikut pesta. Salah satunya yakni Freeya Ayeerf.

"Wahh.. aku baru menyadarinya. Kalian bertiga ternyata kembar, ya?" tanya Freeya menatap Sin, Cos, Tan bergantian.

"Iya," jawab Tan Metri.

"Umur berapa?"

"12 tahun," jawab Cos.

"Warna rambut kalian bertiga unik sekali. Terlebih lagi kamu yang laki-laki. Siapa namamu, Nak?" tanya Freeya.

"Go-gonocos."

"Oh ya aku lupa memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Freeya Ayeerf. Gadis mungil berambut putih namanya siapa? Kalo yang berambut hitam?"

"Namaku Sintri," jawab Sintri.

"Aku Tan Metri," sambung Tan.

"Wah... kalian anak-anak yang menarik," ujar Freeya seraya menyenderkan tubuh bagian atasnya ke meja.

Gundukan kembar itu pun menempel dengan meja dan semakin terlihat jelas oleh Gonocos. Gonocos tersipu malu dan curi-curi pandang untuk melihatnya.

"Kalian bertiga serius berniat untuk gabung dengan guild petualang dan penyihir Lumiere ini?" tanya Freeya memastikan.

"Apa nenek tidak melihat tampang serius kami sedari tadi?" tanya balik Tan tanpa rasa takut.

"Tan, jangan begitu," tegur Sintri.

"Oh tak apa, meski umurku sekarang 30 tahun tapi sudah kelihatan nenek-nenek, ya? Sayang sekali..." ujar Freeya.

"Duh! Tidak mungkin dia sudah nenek-nenek. Asal ngomong kau, Tan! Belahan dadanya saja masih segar dan bulat seperti itu," pikir Cos.

"Eh? Sialan! Kenapa aku berpikiran ke situ si?! Fokus sama tujuanmu, Cos! Fokus!" batin Cos.

"Baiklah kalo begitu, jika kalian bertiga betul-betul serius, kalian diterima sebagai petualang baru di guild Lumiere ini!" kata Freeya memberikan kepastian.

Sintri langsung gembira mendengarnya.

"Wahhh... terima kasih banyak, Tante Freeya. Jadi malam ini kami bertiga bisa tinggal di guild ini kan?"

Gonocos dan Tan pun mengungkapkan kegembiraannya tersebut dengan senyuman. Namun tiba-tiba saja Freeya melanjutkan kalimatnya. Kini dengan berekspresi menyebalkan, Freeya mengangkat tangannya dan membuat huruf V dengan 2 jari, mengedipkan sebelah matanya, dan memeletkan lidahnya seraya berkata, "Tapi bohong!"

Ekspresi ketiga anak kembar itu seketika berubah menjadi masam.

"Apa maksudmu?!" tanya Tan dengan nada tinggi.

"Aku belum selesai bicara. Kalian bertiga diterima di guild petualang dan penyihir Lumiere ini 3 tahun yang akan datang! Datanglah kembali ke sini 3 tahun yang akan datang saat umur kalian 15 tahun jika memang kalian bertiga betul-betul serius untuk bergabung dan menjadi petualang," jelas Freeya.

"Yang benar saja! Kami tidak bisa menunggu sampai 3 tahun lamanya!" teriak Tan Metri seraya menggebrak meja.

"Kalo begitu, tandanya kalian bertiga tidak serius untuk bergabung," ujar Freeya kembali menguraikan rambut panjangnya.

Tan terdiam di tempat dan kembali duduk. Sin dan Cos menenangkannya.

"Bukannya apa, memang begitulah peraturan guild. Sekali lagi, kalo memang serius kembalilah ke sini 3 tahun lagi dan jadilah lebih kuat dari sekarang," ucap Freeya lantas bangkit dari duduknya. Baru saja Freeya melangkahkan kakinya dan berbalik masuk ke dalam, tubuhnya dipeluk erat dari belakang oleh seorang pria berambut kuning.

"Wah wah wah.... sepertinya kau senang sekali menjahili anak kecil ya, Freeya."