1 Prolog

Laki-laki berparas rupawan bak pangeran melangkahkan kaki jenjangnya melewati koridor sekolah. Rambut hitam legam, hidung mancung, dan bibir merah alami. Badannya yang proporsional membuat siapapun tak percaya jika pemuda itu masih duduk di bangku SMA.

Beberapa siswi bahkan rela menghentikan aktifitasnya hanya untuk menatap lelaki yang dengan acuhnya berjalan melewati mereka. Angkuh, namun pesonanya mampu menghipnotis seluruh mata yang memandang ke arahnya.

"Kak Eugene..." Pemuda yang bernama Eugene mendengus sebal. Selalu seperti ini. Rasanya semuanya sudah terlalu hambar. Ia sudah sangat biasa jika namanya di elu-elukan. Dan ia sudah sangat terbiasa dengan seseorang yang akan menyatakan perasaan padanya seperti yang dilakukan gadis didepannya.

"Terimakasih..."

Chuu~~

Eugene mencium pipi gadis itu. Tersenyum dengan tampannya.

"Maaf aku tak tertarik padamu" dan berlalu meninggalkan gadis itu.

.

.

.

"Kak Eugene.. pulang nanti kita nonton Yuk..."

Tiba-tiba gadis berambut blonde datang dan merangkul lengannya manja.

"Hey... Apa apaan kau.. jangan sentuh Eugenie ku"

Kali ini datang gadis lainnya, gadis yang Eugene kenal adalah kakak kelasnya, dengan ganas mendorong bahu gadis blonde tersebut.

Selalu seperti ini. Bagai sudah menjadi rutinitas. Eugene sudah hafal betul bagaimana kedua gadis akan memperebutkan dirinya.

Jadi saat keadaan keduanya sedang baku hantam. Dengan langkah hati hati Eugene berjalan mundur. Meninggalkan kedua macan yang sedang bertarung satu sama lain.

.

.

.

.

"HEYYY DIA KABUUR..."

"Sial !"

Eugene mempercepat langkahnya. Yang ia inginkan hanya menjauh dari jangkauan makhluk-makhluk lapar yang menginginkan ketampanannya.

Sampai..

Sebuah bus yang entah datang darimana tiba-tiba menghantam tubuhnya . Hingga semuanya gelap.

.

.

.

.

"Ini dimana ?"

Eugene terbangun di hamparan rumput hijau dan langit biru cerah. Tempat yang sangat asing untuknya. Setahunya ia tadi sedang dikejar para gadis hingga sebuah bus menabrak tubuhnya.

"Apa aku mati ?" Eugene berpikir keras.

Apakah tempatnya sekarang adalah sebuah akhirat ?

Tanpa ia sadari sebuah kabut tipis berkumpul didepannya. Lambat laun kabut itu berubah menjadi sosok gadis.

Gadis dengan postur tubuh kecil.

Apakah ia malaikat maut ?

Tapi pakaian yang di kenakannya nampak lebih mirip seperti sekretaris perusahaan.

Atau sebenernya Eugene masih bermimpi ?

"Eugene Ahn.." di tengah kebingungannya sosok tersebut memanggil nama Eugene.

"Siapa kau...?"

"Aku malaikat maut ..."

"Hah ? Jangan bercanda "

Bagaimana ia bisa percaya bahwa gadis mungil itu adalah malaikat ? Mengingat wajahnya saja sangat manis. Sama sekali tak menakutkan.

"Kau bisa memanggilku Anastasya.. aku yang akan membawamu ke dunia bawah.."

Ana-sang malaikat- menjentikkan jarinya. Alih alih membawa sabit tajam, Ana malah mengeluarkan sebuah pena.

Yang benar saja..

"Tidak jangan..." Eugene memohon. Bagaimanapun ia tak ingin kehidupan masa mudanya berakhir dengan konyol seperti ini.

"Dosa mu sudah banyak... Kau sudah mempermainkan hati perempuan..."

"Tidak aku tak ingin mati.. tolong beri aku satu kesempatan.."

"Baiklah baiklah...."

'eh segampang itu ?' batin Eugene.

"Aku akan menghidupkan mu kembali dengan syarat...

Kau berubah jadi wanita "

"Apa ?! Yang benar saja..." Eugene berteriak tak terima. Ia sama sekali tak bisa membayangkan tubuh tampannya berubah menjadi lekukan wanita.

.

.

.

.

.

"Jadi wanita.... Atau.... Jadi anjing ?"

.

.

.

.

"HAH ?!!"

avataravatar
Next chapter