229 PLANS

"Ingat, jika lapar makan lagi. Aku sengaja beli dua porsi ayam agar bisa dimakan lagi"

"Cemilannya juga di habiskan"

"Kau sudah minum obatnya kan ?"

"Ah dan lagi, bingkisan yang satu lagi bisa kau buka saat aku sudah pul—"

"CEREWET !! sana pergi saja" Michelle mendorong punggung Eugene dengan tongkat kruk sampai ambang pintu.

"Ingat... camilannya harus habis, atau aku akan belikan lebih banyak lagi—"

'BRAAK!"

Pintu sukses tertutup dengan kencang. Seperti saat awal pemuda itu datang. Kepala Michelle berdenyut mendengarkan ocehan pemuda itu tanpa henti. Benar-benar tanpa jeda sama sekali.

Michelle bahkan merelakan pipinya menjadi mainan Eugene. Agar setidaknya bisa meredam kecerewetan pemuda satu itu. Michelle memang tak mengkotak-kotakkan pria tak boleh cerewet seperti wanita, hanya saja ia cukup kewalahan menghadapi lontaran kata Eugene yang tak ada habisnya. Seperti air banjir bandang. Tak terbendung.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter