208 Perang Dunia Ke 3

Dengan perasaan masih kesal, Michelle menunggu sesabar mungkin. Berusaha menahan agar tak langsung membalikkan meja didepannya.

'Dasar pemuda tak tahu sopan santun, bisa-bisanya dia pergi tanpa berusaha membujuk'. batin Michelle penuh emosi.

Yah, sebenarnya bukan salah Eugene sepenuhnya sih. Pemuda tinggi itu benar-benar mengeluarkan segala usahanya untuk menenangkan hati Michelle yang sedang kesal.

Namun tetap saja semua itu tak dilihat oleh Michelle. Hatinya tertutupi oleh rasa kesal dan iri. Michelle tak mau menyebutnya dengan istilah cemburu. Pemuda seperti Eugene tak pantas untuk dicemburui, kata Michelle sih begitu.

Ia sudah mencoba untuk menghilangkan rasa kesalnya, tapi entah kenapa amat sangat susah. Ini pasti karena gerombolan gadis-gadis yang sedari tadi menatapnya sembari berbisik-bisik. Ah, itu tak bisa disebut bisikan juga karena bahkan Michelle bisa mendengar semua pembicaraan gadis-gadis itu dari tempatnya.

"Bagaimana bisa pemuda itu mengabaikanmu Rose"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter