154 Penguntit

Senyuman tak henti tersungging di bibir kering penuh luka. Tudung berwarna abu hampir menutupi seluruh wajahnya, hanya menyisakan hidung dan mulut saja. Walau begitu, entah bagaimana ia masih bisa melihat apa yang kedua orang itu lakukan.

Si gadis berteriak dan mendorong, sedangkan lelakinya mendekat dengan suara lembut. Bertengkar hm, yah setidaknya ia tak perlu repot menunggu terlalu lama lagi hingga mereka berpisah.

Dari balik tiang listrik besar Jeffrey berdiri memperhatikan kedua orang itu. Ada perasaan puas ketika melihat orang lain tak akur. Hidup ini memang adil. Jeffrey tak akan mengusik kali ini. Membiarkan pemuda tinggi itu di maki dengan suara tinggi oleh orang terdekatnya.

Sama seperti yang ia rasakan.

Walau kasusnya beda, Jeffrey tetap senang melihatnya.

Tak butuh waktu lama hingga gadis itu pergi meninggalkan pemuda itu. Jeffrey lantas bergegas menyusul Michelle melewati beberapa gang. Mengendap sembari mengintip arah langkah Michelle yang menuju jalan pulang.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter