172 Nasihat Ayah

"Akhirnya kau turun juga" sapa David tanpa sekalipun menatap sang anak. Ia masih disibukkan dengan memotong-motong dada ayam dan menatanya pada bagian atas roti. Tak lupa menambahkan beberapa selai kacang, sayur dan juga telur mata sapi.

Tanpa menjawab, pemuda itu mendudukkan dirinya pada kursi terdekat agar bisa melihat kegiatan sang ayah. Roti dengan isian bervariasi mulai dimasukkan kembali ke dalam microwave walau rotinya sudah setengah matang. Ayahnya memang tahu kesukaan Eugene, roti dengan tekstur yang krispi dengan sensasi gosong khas mentega. David memasang timer yang cocok untuk memasak sebuah toast.

"Kapan terakhir kali kau ganti perbannya ?" tanya pria itu setelah mengelap tangannya. Menatap kearah pemuda yang sedari tadi memandanginya.

"Aku belum menggantinya Pa" Jawab Eugene sejujurnya. Sekalipun ia berkilah, seorang dokter hebat seperti David tentu akan dengan mudah mengetahuinya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter