4 Kekasih Suamiku

Pernikahan boneka ini tampa terasa sudah memasuki bulan ketiga . Dan mereka berdua masih tetap seperti batu bertemu es . Dingin dan keras . Tak ada tegur sapa atau obrolan khas pasangan suami istri yang mereka lakukan. Bahkan mereka hanya bertemu dimeja makan saat sarapan saja . Selebihnya mereka seperti dua orang yang tak saling kenal .

Dan malam ini kembali Reinald tidak pulang kerumahnya , Pria itu akan pulang bila ayam jago bersiap untuk berkokok menyambut mentari pagi.

Dan hal ini menjadi biasa buat Melia , bahkan pernah mbok Narti soal ini , dia hanya bisa menjawab secara formalitas saja . Reinald sedang banyak pekerjaan dan harus menginap diapartemennya yang jaraknya lebih dekat dengan kantor .

Sementara itu disalah satu flat apartemen mewah dibilangan Jakarta Timur tanpak Reinald sedang duduk santai disofa panjang sembari menikmati secangkir teh panas .

sementara seorang pria yang usianya sedikit lebih muda darinya asik rebahan diatas sofa yang sama dengan berbantal paha berotot milik Reinald . Keduanya terlihat sangat intim dengan satu tangan Reinald yang membelai rambut pria dipangkuannya itu sementara di pria muda memekuk lengan Reinald yang satunya .

" Kau tak ingin pulang ?."

" Kenapa aku harus pulang ?."

" Bukannya kau punya istri cantik dirumah. Apa kau tidak ingin bermesraan dengannya ?."

" Tidak. Aku hanya ingin bersamamu karena hanya melihatmu saja sudah membuat semangatku menyala." Jawab Reinald sembari menunduk dan mencium kening kekasihnya iru .Ya ,kekasih Reinald adalah pria muda berusia 25 tahun , berstatus model dan penyanyi diperusahaan hiburan miliknya. Pria muda pemilik nama Sandy Satria ini merupakan kekasih kelima pria itu. Yang mana ke empat kekasih sebelumnya juga seorang pria ,diputuskan karena menyelingkuhinya .

" Apa benar kau tidak mencintai wanita itu ? Aku lihat dia wanita yang baik juga sangat cantik ."

" Tapi tidak menggairahkan seperti halnya dirimu " Reinald kembali mencium kening kekasihnya malah kini ditambah dengan mengecup bibirnya .

" Bisa tidak . saat kita bersama tidak perlu membahas Melia atau wanita yang lain. itu membuatku hilang gairah. Aku hanya ingin menikmati hidup yang nyaman dengan malam yang penuh gairah bersamamu tampa ada pikiran lainnya ."

" Caramu seperti ini membuat aku tidak bisa bangun pagi setiap harinya ." sahut Sandy dengan nada manja sembari mengelus dada telanjang Reinald yang dibalas oleh Reinald dengan meremas kemaluan Sandy yang hanya mengenakan celana dalam dan kaus longgar sebagai outfitnya malam ini.

Dan pergulatan panas pun terjadi antara dua benda yang sama , tubuh mereka membelit seperti dua ekor ular yang sedang senggama

Tidak ada rasa aneh apalagi jijik saat mereka saling melakukan oral seks dengan benda yang sama-sama mereka miliki .

Suara desahan terdengar memenuhi ruang tamu apartemen mewah itu , dan leguhan panjang penuh nikmat pun mereka lepaskan bersamaan dengan keluarnya cairan kenikmatan mereka .

Dan kecupan singkat mengakhiri pergulatan panas mereka malam ini dan sama seperti malam sebelumnya . Reinald akan pulang kerumahnya setiap selesai menyalurkan hasrat birahi salah arahnya ini .Dan kembali berpesan akan menemui kekasih sejenisnya lagi esok malam .

*********

" Semalam kamu kemana ?." tanya Melia saat melihat Reinald yang baru memasuki kamarnya dipukul 5 pagi .

" Diapartemen, kenapa kau bertanya ?mulai mengaturku ? Jangan berharap ." sahut pria itu ketus . Melia segera menahan pintu kamar pria itu dengan satu tangannya . Membuat Reinald menatapnya kesal .

" Ada apa lagi ? Kalau kamu ingin morning seks lakukanlah sendiri atau dengan teman priamu yang lain , karena aku tidak mau ."

Tampa sadar Melia melayangkan satu tamparan kepipi pria arogan didepannya ini membuat Reinald terkejut dan menatapnya dengan marah .

" Apa hak kamu menamparku ? Ingat kamu hanya penumpang dirumah ini juga hidupku. Jangan berlaku seolah - olah kamu memiliki aku hingga bisa mengaturku ."

Melia tak kalah sengit menatap pria didepannya ini ,tangannya sudah terkepal menahan emosinya .

" Jangan pernah berpikir aku berharap kehangatan darimu, karena itu tak akan pernah terjadi. Dan aku tidak pernah punya keinginan mengaturmu atau berharap menumpang hidup dengamu. Aku tak serendah itu ."

" Lalu apa maksud dari pertanyaanmu tadi ? kalau kau tak punya niat mengaturku ."

" Semalam asisten papamu menelphoneku menanyakan keberadaanmu sementara ponselmu tidak bisa dihubungi sejak sore.Aku mengatakan kalau kau sudah tidur dan ponselmu memang sengaja dimatikan agar bisa beristirahat dengan tenang ."

" Ada apa Pramu menelphone ?."

" Papamu pingsan semalam didalam kamar mandi, kini sedang dirawat di rumah sakit Persada Humanity lantai 5 ."

Setelah mengatakan itu Melia bergegas kekamarnya yang melewati kamar milik Reinald . Dia ingin berendam diair yang dingin dan berteriak sekencangnya mengeluarkan semua emosi didadanya .

Sementara Reinald hanya diam. Hingga beberapa detik lamanya pria itu hanya diam bersandar di pintu kamarnya .

" Kenapa ,Melia justru mengatakan kalau dia sedang tidur . Kenapa tidak jujur saja kalau dia memang tidak ada dirumah ." pikir pria itu sembari meremas rambutnya .

Dia meruntuki , kenapa dia mematikan ponselnya semalaman hingga dia tidak mengetahui kabar tentang ayahnya .

Segera Dia menyalakan ponselnya dan benar saja terdapat 10 kali panggilan telphone dari asisten papanya dan 20 kali panggilan dari Reina adiknya belum puluhan pesan dari mereka .

Reinald segera melakukan panggilan ke nomor Pramu dan menanyaka kondisi papanya yang baru saja dipindah keruang ICU karena pergerakan jantungnya yang lemah .

Reinald langsung berlari kearah kamar mandi untuk membersihkan diri , karena setelah pergulatan panasnya bersama Sandy semalam dia tidak langsung mandi karena terlalu lelah . Dengan cepat pula dia mengenakan pakaiannya . Kali ini dia memilih stelan kasual, karena dia tidak berniat untuk kekantor .

Saat dia keluar dari kamar hampir saja dirinya menabrak Melia yang akan menuju lantai bawah . Wanita itu juga sudah rapi dengan stelan kerjanya , hanya berupa celana bahan berwarna moka dipadu dengan blouse lengan panjang berwarna putih tulang dipadu dengan blazer senada dengan celananya tak lupa ,mengenakan flatshoes berwarna putih .

Rambut hitam panjangnya di kuncir satu dibelakang kepala ,terlihat sederhana , anggun juga cantik walau hanya memakai make up tipis saja .

Untuk sesaat Reinald tampak terpesona dengan kecantikan alami wanita yang sudah resmi menjadi istrinya ini. Suara dingin Melia membuyarkan kekagumannya pada Melia.

" Maaf . Aku mau turun dan kamu menghalangi jalanku ."

" Kau mau kemana ?." Reinald bertanya dengan tetap diposisi berdiri ditengah jalan .

" Tentu saja ke kantor untuk bekerja . ini bukan hari liburkan ."

" Hari ini kau tidak perlu kekantor. Ikut denganku kerumah sakit. "

" Kenapa aku harus kesana ."

" Mana rasa baktimu pada papaku. Dia mertuamu maka sudah sewajarnta kamu harus menemuinya .'"

" Sebagai apa aku kesana ?."

" Tentu saja istriku . karena keluargaku tau kalau kamu itu istriku ."

Melia tersenyum sinis , menatap lekat pria semena-mena didepannya ini dengan tatapan dingin .

" Bermain peran lagi ? Dialog apa lagi yang harus aku katakan nanti didepan papa juga keluargamu ? lama-lama aku bisa mengalahkan So Ye Jin dalam berakting ."

" Terserah apa katamu. pokoknya kamu harus ikut denganku ."

"Kalau aku tidak mau, apa sanksinya ?."

Reinald menatap Melia dengan tatapan yang sulit diartikan , tiba-tiba tangan pria itu menarik tangan Melia kasar dan mendorong wanita itu masuk kedalam kamarnya . Belum juga Melia berhasil menguasai diri , kembali Reinald mendorong wanita bertubuh semampai itu hingga jatuh diatas ranjang besar miliknya . Dan dengan cepat menindih tubuh Melia dan mengikat kedua tangan gadis itu menggunakan tali tas milik gadis itu .

Melia membuang wajahnya kesamping saat Reinald mendekatkan wajahnya . Tiba-tiba pria itu menggigit telinganya membuat gadis iru berteriak karena kaget juga rasa sakit .

" Ini sanksi yang aku berikan ketika kamu menolak perintahku dan aku bisa saja melakukan yang lebih dari ini ."

ancam Reinald membuat nafas Melia berubah cepat karena emosi .

" Kau masih ingin pergi kekantor ?." tanya Reinald sembari membuka kancing blouse milik Melia. Mendadak darah gadis itu berdesir dengan cepat . Saat tangan Reinald menyentuh dadanya .

"Tidak. Aku akan ikut kamu kerumah sakit ."

Reinald tersenyum puas , lalu bangun dari tubuh Melia sembari melepas ikatan dikedua tangan gadis itu .

" Rapikan pakaianmu. Aku tak ingin di nilai sebagai suami haus seks ." ujar Reinald sembari berjalan keluar dari kamarnya .

Sementara Melia masih berusaha menahan sakit dihatinya sembari merapikan kancing blousenya yang dibuka secara paksa tadi.

Setelah rapi segera dia menyusul pria itu kemeja makan . Untuk sarapan selayaknya pasangan yang normal lainnya .

*********

Reinald berjalan cepat menyusuri lorong lantai 7 menuju ruang ICU khusus pasien Kardiovalkular , dibelakangnya tampak Melia berusaha menyusul langkah panjang pria didepannya itu .

Tampak pria tegap berwajah timur tengah bersandar di dinding depan ruang ICU didepannya seorang gadis tampak menangis dipelukan seorang pria muda .

Pria yang bersandar di dinding itu langsung berdiri tegak saat Reinald mendekat kearahnya .

" Bagaimana kondisi papa ?." tanya Reinald tampa membalas sapaan sopan asisten papanya itu .

" Masih dalam pantauan. Bapak terkena serangan jantung lagi semalam ."

" Kenapa bisa terjadi ."

" Karena papa terlalu memikirkan kamu bang ." tiba-tiba wanita yang menangis tadi sudah berdiri didepan Reinald. Tatapan wanita muda itu mengarah ke Melia yang berdiri sedikit dibelakang Reinald .

Tiba-tiba wanita muda itu menampar pipi Melia dengan sangat keras, membuat Melia yang tak menyangka akan mendapat tanparan tak bisa menghindar hingga membuatnya sedikit terhuyung .

Dan tangan kuat Reinald berhasil dengan cepat meraih pinggangnya agar tidak terjatuh.

" Reina apa yang kamu lakukan ? Dia istri abang ." ucap Reinald sedikit marah dan terkejut atas perlakuan bar-bar adiknya .

Pria muda yang tadi bersama Reina ikut bangun dari duduknya dan kini sibuk menenangkan kekasihnya Reina .

" Sejak menikahi perempuan kampung ini . Abang semakin tidak perhatian pada papa juga aku . Abang lebih perhatian pada wanita ini."

" Tidak seperti itu Reina . Abang memang sibuk belakangan ini ."

" Sibuk apa bang ? sibuk memuaskan istri abang ?."

" Reina jaga mulutmu ." tegur Pramu tak suka .

" Kenapa ? Aku benarkan ? beberapa kali aku pergi kekantor Abang . Tapi abang tak pernah bisa aku temui karena tidak berada dikantor . Sekretaris abang mengatakan Abang pergi keluar kota bersama istri abang untuk urusan pekerjaan juga liburan , enak banget ya. Disaat papa sakit kalian malah senang-senang .Honeymoon setiap hari, Menganggap kami seperti lumut saja ."

" Maaf ." hanya satu kata yang keluar dari mulut Melia . Bukan karena dia tidak berani mengatakan yang sebenarnya dia hanya menjaga untuk tidak membuat keributan menjadi lebih besar yang bisa mempermalukan mereka sendiri .

" Maaf ? Gampang banget minta maaf . Sementara papa aku sekarat didalam sana menunggu anak lelakinya datang memgunjunginya . Namun yang ditunggu tak kunjung datang karena asik berbagi lendir dengan wanita kampung sepertimu ."

plaakkkk..

Dan tamparan keras diberikan Reinald pada adiknya agar wanita itu diam dan berhenti menghakimi istrinya dengan perkataaan yang tak semestinya dia ucapkan .

" Abang sudah bisa memukulku . Hebat bang ! hanya dalam waktu tiga bulan abang sudah bisa memukulku . Adik abang satu-satunya . Hebat !."

" Diamlah Reina ini rumah sakit . Kalau kau tidak ada kepentingan lagi lebih baik pulang ." sahut Reinald dengan datar dan dingin .

" Abang mengusirku ?."

" Tidak ! Abang hanya mengusir setan yang ada didalam dirimu ." jawab Reinald sembari menarik tangan Melia untuk mengikutinya masuk kedalam ruang ICU yang sunyi itu .

" Tolong Rei. tenangkan dirimu .Kamu tidak boleh menuduh abangmu seperti itu . Biar bagaimanapun Melia adalah istri dari abangmu , istri piliban papamu . Saya tau kamu kecewa karena bukan Kania yang dinikahi abangmu sementara Kania adalah teman baikmu dan kau sudah berjanji padanya untuk bisa mendapatkan abangmu. Barapa uang Kania yang sudah kamu terima ? Saya akan meminta Abangmu untuk mengembalikannya ." suara tegas Pramu membuat Reina terdiam , gadis itu hanya tertunduk . Baginya Pramu adalah ayah kedua setelah papanya , sehingga apa yang dikatakan pria itu sama seperti perkataan papanya .

" Tidak perlu paman. Reina bisa mengatasinya sendiri ."

" Seperti perintah abangmu , lebih baik kamu pulang kalau tidak mau pergi kekampus ."

" Aku tidak akan pergi ke dua tempat itu . Aku ingin mencari udara segar . karena disini terlalu panas ."

"Baiklah paman izinkan . Rendy tolong jaga Reina. Temani dia hingga amarahnya pudar ."

Pria bernama Rendy itu mengangguk lalu meraih bahu Reina dan membawanya menjauh dari ruang ICU itu .

*******

Ponsel Reinald kembali berbunyi saat keduanya sedang dalam perjalanan kembali kerumah sakit setelah makan malam disebuah Kafe tak jauh dari rumah sakit .

Melia tampa sengaja membaca Id pemanggil saat ponsel itu masih diletakkan di dekat perseneling mobil jeef milik Reinald.

Nama yang sama yang akan membuat Reinald segera pergi memenuhi panghilan itu .

" Apakah dia kekasih suaminya ? Kenapa memakai nama pria ? untuk apa ? sementara dia tau kalau suaminya memiliki kekasih ." bathin Melia ..

Namun kembali wanita itu hanya diam. Karena dirinya tak ingin melanggar perjanjian yang sudah mereka setujui untuk tidak ikut campur dengan urusan pribadi masing-masing.

Namun jujur dirinya cukup senang hari ini . karena Reinald memperlakukannya selayaknya suami memperlakukan istrinya dengan baik dan kasih.

Akhirnya kini tibalah mereka di parkiran rumah sakit internasional itu dan langsung menuju ke lantai tujuh menggunakan lift yang ada diarea parkir tersebut .

Saat kedua sampai didepan ruang ICU seorang pria berpenampilan cool langsung memeluk Reinald dengan wajah sedihnya .

" Maafkan aku . tidak tau kalau papamu masuk rumah sakit. " ucap pria itu lirih , yang tak lain adalah Sandy kekasih sejenis Reinald.

" Sudahlah. tak perlu terlalu dipikirkan . papa akan baik-baik saja ." Balas Reinald sembari menepuk dengan lembut punggung pria muda itu .

Setelah itu posisi Melia benar-benar menkadi obat nyamuk. Karena Reinald lebih banyak mengobrol dengan akrab bersama Sandy . Sementara dirinya hanya duduk diam dengan bermain game online untuk membunuh kesendirian.

Tak lama Reinald dan Sandy pun berdiri dari duduknya dan bersiap pergi .

" Kau pulang bersama paman Pramu saja . Aku ada urusan pekerjaan dengan Sandy " pamit Reinald sembari menepuk kepala Melia pelan tampak menunggu jawaban dari Melia . Sandy sudah menarik tangan Reinald untuk segera menjauh .

" Loh kok sendirian ? mana Reinald ?.'Suara bariton pak Pramu terdengar membuat Melia yang mulai mengantuk mengangkat kepalanya .

" Pergi bersama temanya yang bernama Sandy ."

"Dia lagi. Kenapa anak itu terlalu dekat dengan model dan penyanyi tak terkenal itu ."

"Oh dia model juga penyanyi ?."

"Kamu ngga tau soal itu ?."

Melia menggeleng . Dia memang jarang sekali menonton infofaiment dan acara hiburan tanah air . Karena dia lebih menyukai tayangan berita dan acara adventure ketombng menonton gosip .

" Ya pantaslah kamu tak mengebalnya. wong si Sandy itu memang artis level B yang kurang dikenal ."

" Kok bisa ?padahal tampan ."

" Karena dia beberapa kali terlibat kasus narkoba ."

" Ohhh." hanya dua huruf itu saja yang bisa mengekspresikan jawaban Melia.

" Keluarga pasien atas nama Wibisena ?."

Melia juga Pramu begitu pula baskoro sopir Pramu serempak menoleh kearah datangnya suara. Seorang perawat cantik berseragam hijau tua berdiri didepan pintu ruang ICU .

" Ya kami keluarga pasien Wibisena . Ada apa sus ? apa yang hal urgent yang terjadi pada papa saya ?." Melia segera berdiri dan menghampiri perawat cantik itu bersama Pramu .

" Dokter Kinan ingin bertemu dengan keluarga pasien ."

" Baik. Kami akan menemuinya ."

Perawat itu mengangguk lalu meminta Melia dan Pramu untuk mengikutinya .

" Apakah saya harus menelphone Reinald pak ?."

" Nanti saja setelah dari pertemuan dengan dokter. "

" Baik pak ."

Mereka memasukki ruang kerja dokter bedah jantung dan toraks, seorang wanita cantik dengan jas dokternya menyambut mereka dengan ramah .

" Silahkan duduk . perkenalkan saya dokter Kinan , dokter yang menangani papa anda."

Melia dan Pramu mengangguk .

" Begini saya selaku dokter kepala unit bedah jantung , ingin menyampaikan kalau kondisi jantung pasien Wibisena tidak dalam kondisi baik. Ada penyumbatan dijantungnya sehingga menghalangi oksigen untuk bisa masuk kedalam jantung . Kami memutuskan aka. melakukan operasi pemasangan ring pada pasien agar pasien dapat bernafas dengan lancar dan kerja jantung tidak menjadi berat ."

" Baik dokter. lakukan yang terbaik buat papa saya ." respon Melia walau dalam hati dia ragu

" Baik. Akan segera sampaikan ke tim dokter untuk bisa segera mengambil tindakan operasi bedah jantung ." dokter cantik berwajah seperti wanita Thailand itu tampak berhenti sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya .

" Disamping itu ada kondisi lain yang harus kami sampaikan kepada keluarga pasien. Berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh terhadap pasien. Kami menemukan ada kerusakan pada jaringan liver pasien dan kerusakan tersebut sudah memakan separuh dari kondisi livernya .Ini juga yang menjadi pemicu beratnya kerja jantung , sehingga pasien mengalami kolaps. "

" Maaf dokter . saya hanya ingin memperjelas. selain gagal jantung , papa saya juga mengalami kerusakan hati . Begitu donk ?."

" Iya seperti itu . Kerusakan jaringan jati ini disebebabkan oleh bakteri yang berubah menjadi kanker, akibat mengkonsumsi minuman berakohol dan merokok yang melebihi takarannya "

" Innalilahi waa inna ilahi rojiun ." bisik Melia dalam hati . sementara pak Pramu tak kalah terkejutnya dengan Melia .

" Apa solusi dan tindakan yang akan diambil oleh tim dokter untuk bisa menyelamatkan kondisi liver papa saya ?."

" Cara yang efektif hanya dengan transpalasi hati. Donor hati bisa berasal dari keluarga bisa juga dari pendonor tampa ikatan keluarga diutamakan yang tidak pernah mengkonsumsi minuman keras dan merokok ."

" Baik dok. kami akan usahakan secepatnya ." jawab Pramu mantap .

Setelahnya mereka berpamitan karena dokter Kinan sudah ditunggu diruang operasi karena ada operasi cangkok jantung yang butih dia tangani .

" Masih belum tersambung ?." tanya Pramu saat Melia beberapa kali menghubungi ponsel Reinald .

" Belum pak ."

" Husss. Anak itu ! apa sih maunya . selalu seperti ini. setiap malam ponselnya susah dihubungi ." omel Pak Pramu kesal .

Sementara Melia masih berusaha menghubungi ponsel suaminya .

"Kalau kemarin saya masih percaya saat dia mengatakan sedang bersamamu setiap kali saya menghubunginya dan ponselnya mati. Dan sya memaafkan juga menerima alasannya dengan senang hati.Tapi kali ini saya tidak percaya. Anak itu pasti sedang mabuk di club bersama para jalang ." pak Pfamu terlihat marah hingga wajah pria itu memerah .

" Baskoro antar saya keClub Twenty ." perintah Pramu pada sopirnya .

" Emmm . Paman . Sebaiknya biar saya saja yang menjadi mas Rei . Paman tolong tunggu disini menemani papa . karena saya takut bila ada hal urgent tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Jadi lebih baik biar saya saja yang mencari mas Rei ya paman ."

Pramu menatap Melia , dia menemukan ketulusan dimata coklat muda gdis itu.. Dengan berat Pramu mengizinkan Melia untuk pergi mencari suaminya .

" Paman izinkan. tapi harus diantar Baskoro . karena ini sudah terlalu malam . Paman tidak ingin terjadi apa-pa terhadapmu "

" Baik paman ." Melia mengangguk lalu mencium punggung tangan pria yang teramat baik padanya dan yang sering membelanya jika dia diserang Reina atau wanita-wanita pengejar Reinald suaminya .

" Kemana dulu kita non ?." tanya pak Baskoro saat mereka sudah berada didalam mobil .

" Dimana yang mudah saja dulu pak ."

" Baiklah. Kalau gitu kita ke Club saja dulu , setelah itu kekantor Global Stars dan terakhir ke Apartemen mas Rei , gimana non ." tanya Pak Baskoro sembari melihat kearah Melia yang duduk dibelakang melalui kaca spion.

" Baik pak. Saya ngikut bapak saja ."

Dan mobil pun berjalan sesuai arah tujuan mereka untuk mencari Reinald Wibisena .

**********

avataravatar
Next chapter