1 Telur Monster Legenda

Api unggun menyala menerangi seisi gua yang gelap. Badai salju yang terus mengguyur tempat itu menyebabkan dinding batu membeku. Tiga orang lelaki sedang duduk didepan api unggun, bermandikan kehangatan untuk menghilangkan rasa dingin dalam tubuh mereka.

Mereka duduk di lorong yang sangat dekat dengan pintu masuk gua. Di luar gua, terdapat gunung salju yang berisi banyak monster. Mereka bisa melewati monster itu karena keahlian mereka dalam ekspedisi.

Mereka memasuki gua karena mereka tidak tahan dengan hawa dingin di luar. Mereka harus beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Meskipun, mereka tidak tahu apa yang ada di dalam gua.

Gua yang mereka masuki memiliki koridor panjang dan gelap tanpa ujung yang terlihat. Mereka hanya bisa melihat kegelapan di kedalaman gua. Tetapi mereka yakin bahwa tidak ada monster yang akan memasuki gua ini dari luar. Karena tidak ada jejak monster di sekitar mereka.

"Apa kalian mendengar sesuatu?" ucap Izan, salah seorang dari ketiga lelaki tersebut.

Ajie dan Javar segera menutup mata mereka dan berkonsentrasi pada pendengaran mereka. Sebuah suara tak dikenal muncul dari kedalaman gua yang mereka tempati.

"Kamu benar. Sepertinya ada suara yang datang dari dalam gua," jawab Javar, mengerutkan alisnya.

"Bukankah kau bilang gua ini aman?" protes Ajie sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya.

Javar adalah orang yang memeriksa keamanan gua. Menurut pengamatannya, tidak ada jejak monster dari luar atau di dalam gua di sekitar mereka. Dia telah memeriksa hingga 100 meter ke dalam gua, dan masih belum ada jejak monster di tempat itu.

"Hei, ini juga pertama kalinya aku mendengar suara ini. Bagaimana aku bisa tahu apakah ada monster atau tidak," Javar menjelaskan kepada Ajie.

Krek krek.

Suara dari dalam gua masih terdengar di telinga mereka. Suara itu membuat mereka mengangkat alis.

"Hei ... kita harus memeriksa asal suara itu," usul Javar, menatap kedua temannya dengan pandangan terfokus.

"Hmm." Izan bergumam sambil menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, aku akan ikut. Lebih aman dengan kalian daripada sendirian di sini." kata Ajie lalu menghela nafas.

Mereka bertiga berdiri dari tempat duduk mereka dan berjalan perlahan ke kedalaman gua. Mereka membawa tiga obor untuk menerangi jalan mereka. Semakin lama mereka berjalan, semakin lebar dan tinggi dinding gua. Ujung gua memiliki area seperti aula yang besar.

Apa yang mereka temukan di kedalaman gua mengerutkan alis mereka. Mata mereka terpaku, menatap tiga telur monster yang asalnya tidak diketahui. Telur monster itu ada di segel besar yang belum pernah mereka lihat.

Crack crack.

Telur-telur bergetar dan mengeluarkan suara. Ini menunjukkan bahwa telur itu masih hidup, meskipun tidak ada induk monster yang menjaganya. Jarang terlihat telur monster tanpa ibu melindunginya.

Melihat ini, Ajie, Javar, dan Izan tersenyum lebar. Wajah dingin mereka telah digantikan oleh wajah antusiasme. Pipi pucat karena kedinginan berubah merah karena kegembiraan mereka.

Telur monster sangatlah berharga bagi para manusia di dunia ini. Siapa pun yang pertama kali dilihat oleh monster akan dianggap orang tua mereka. Oleh karena itu, monster dapat dijinakkan dan dijadikan hewan peliharaan, dan bahkan dapat dilatih untuk bertarung dengan tuannya.

Mencuri telur monster bukanlah hal mudah. Telur monster level rendah memang sangat mudah untuk dicuri, tetapi mereka juga tidak bisa dilatih untuk menjadi lebih kuat dari gen mereka. Karena itu, monster level rendah hanya digunakan untuk pekerjaan sehari-hari.

Lalu bagaimana dengan monster tingkat tinggi?

Untuk mencuri telur dari monster level tinggi membutuhkan kekuatan besar. Hasil yang diperoleh belum tentu lebih baik dari risiko yang diterima. Banyak peristiwa di mana monster menghancurkan sekelompok petualangan karena mencoba mencuri telur mereka. Menemukannya juga sangat sulit, karena tidak ada yang tahu kapan monster itu bertelur.

Tiga telur yang ditemukan membuat mata Ajie menyala dan bibirnya tersenyum lebar.

"Hahaha ... hari ini adalah hari keberuntungan kita? Kita punya 3 butir telur, jadi kita masing-masing bisa mengambil 1 butir telur," seru Ajie sambil memegang pinggangnya dan berjalan menuju telur monster itu.

"Hei, hei ... sejak kapan kamu menjadi ceria seperti ini? Beberapa waktu lalu kamu masih bersembunyi di belakangku," protes Javar sambil memegangi bahu Ajie ketika Ajie berjalan menuju telur monster itu.

"Ah, sudahlah ... itu hanya masa lalu," kata Ajie sambil menurunkan tangan Javar di bahunya.

Melihat perilaku Ajie, Javar hanya tersenyum kecut. Tidak aneh baginya untuk melihat Ajie yang tak tahu malu.

"Aku akan memilih yang putih," kata Ajie dan kemudian mengambil telur putih.

"Aku akan mengambil yang merah," seru Javar, lalu berjalan ke arah telur merah.

Sisanya adalah telur warna kuning yang kemudian diambil oleh Izan.

Tak lama setelah mereka mengambil telur, telur menetas secara bersamaan dan menunjukkan apa yang ada di dalamnya.

Telur yang Ajie dapatkan adalah telur dari Naga Langit. Naga Langit memiliki sisik berwarna putih. Warna putihnya yang khas hanya dimiliki oleh Naga Langit dari semua spesies naga.

Telur yang diperoleh Javar adalah telur dari Fire Phoenix. Fire Phoenix mengeluarkan api yang sangat panas, meskipun baru saja menetas. Namun, kekuatan yang digunakan oleh Javar adalah kekuatan api. Kekuatan ini membuatnya tahan terhadap panas dari Fire Phoenix.

Telur yang didapat Izan adalah telur dari Golden Fox. Hasil yang keluar dari telur membuat mata Izan menyala. Izan jarang menunjukkan ekspresi berlebihan. Ini membuktikan bahwa telur itu mengejutkan Izan.

Tiga telur yang mereka pegang adalah telur monster level legendaris.

"Hahaha ... apakah kamu melihat? Naga Langit. Ini adalah Naga Langit. Sejak kapan Naga Langit bertelur di tempat seperti ini?" ucap Ajie sambil mengangkat Naga Langit tinggi-tinggi.

"Hei, lihat ... milikku adalah Fire Phoenix. Monster Legendaris. Bisakah kau bayangkan?" Javar berseru tidak ingin kalah dari Ajie.

"Hoaaahhh." Izan hanya mebuka mata dan mulutnya lebar-lebar.

Kegembiraan mereka membuat mereka tidak menyadari bahaya yang terjadi di sekitar mereka. Segel di bawah telur perlahan-lahan rusak.

Boom boom!

Gua besar itu tiba-tiba bergetar hebat. Ini membuat ketiga pria itu saling memandang dengan alis berkerut. Keringat dingin keluar dari dahi mereka.

Apa yang sebenarnya terjadi pada gua besar ini? Pikir mereka.

Setelah mereka memperhatikan sekelilingnya, mereka akhirnya menyadari sesuatu. Segel di bawah telur yang mereka ambil telah menghilang. Ini membuat jantung mereka berdetak kencang.

Apa yang sebenarnya telah mereka lakukan?

Boom Boom!

Suara ledakan bisa terdengar dari arah segel yang rusak

Sosok dengan kulit hitam, memiliki sayap, dan tubuh besar setinggi 4 meter, keluar dari segel yang rusak.

"Ha ha ha!" makhluk hitam besar itu meraung.

"Akhirnya aku bebas!"

avataravatar
Next chapter