"Akiraaaa "
"Iya Ibu,ada apa ?"
"Ibu kangen sama kamu hmm "
"Maaf Bu,aku semenjak SMA jadi sibuk banget,Ibu udah makan ? " Tanya gadis bernama Akira itu sambil memeluk Ibunya.
"Belum nih,kenapa ? mau di masakin ? " Tanya Ibu Akira sambil memandang wajah anaknya.
"Iya Bu mau aku masakin gak ? "
"Wah mau banget dong" Jawab ibunya semangat.
Akira berlari kecil ke arah dapur sambil ia memikirkan apa yang akan ia masak,ia lalu mencek kulkasnya,ia memikirkan untuk memasak masakan Jepang atau Sunda.
"Ibuuuu mau Okonomiyaki gak ? atau Oncom aja ? " Teriak Akira dari Dapur ke ibunya.
namun tidak ada respon dari ibunya,Akira mencoba bertanya lagi dan menunggu,sudah sekitar 5menit ia menanti jawaban ibunya dan tetap tidak ada respon,Akira khawatir dan berlari pelan ke arah Ruang tamu terakhir dia melihat ibunya.
"Ibuuuu ... ? " Tanya Akira Pelan.
"Akkk .. aki .. ra .. lari nak,mereka datang" Ucap Ibunya lirih.
Mata Akira membelalak tak percaya ia melihat Ibunya dan seluruh ruangan diruang tamunya itu berlumuran darah,ia sempat terkejut dan mendingin kaku melihat kejadian didepan matanya,tembok ruang tamu yang berwarna krem dengan stiker dinding bergambar bunga mawar semuanya terciprat darah,ia melihat ibunya yg begitu di cintainya terbujur sekarat,kini Akira tidak mampu berteriak karena terlalu terkejut,Tak lama Akira tersadarkan dari lamunannya oleh suara kaki yang berat,Akira langsung berlari ke arah telefon rumah namun koneksi teleponnya sudah di putus,ia lalu berlari ke arah pintu keluar dan sempat tersendat pintunya untuk dibuka namun suara langkah kaki berat itu makin terasa dekat,Akira rasanya ingin berteriak namun ia menutup mulutnya dan terus berusaha membuka pintu depan rumahnya saat ia berhasil mendorongnya sedikit,ia terkejut melihat sebuah tangan manusia keluar dari balik pintu itu dan tangan itu tidak asing dengan rasa takut ,sedih dan bingung Akira terus berusaha membuka pintu itu.
"Kreek ... " Suara pintu terbuka.
"Hmppphh !! " Teriak Akira yang Akira tahan,Air matanya semakin meleleh,ia tidak mengerti ada apa telah terjadi apa dikeluarganya,kepalanya menjadi sangat sakit,ia tidak percaya ayahnya dan ibunya kini telah tiada dengan sangat tragis.
"Thak hada whaktu uhtunk menhangis" Ucap Akira menguatkan diri sambil tetap menutup mulutnya.
Ia berlari keluar dari halaman semua pegawai dirumahnya pun telah mati dengan mengenaskan kecuali Pak Dadang,Pak Dadang tak ada di post security-nya,tak ada waktu Akira untuk mencari Pak Dadang,Akira memutuskan untuk berlari ke arah rumah tetangganya dan tidak ada yang merespon seakan seluruh manusia di komplek besar ini telah mati,akhirnya Akira memutuskan berlari terus ke arah jalan raya,perjalanan yang cukup jauh Akira terus berlari tanpa menoleh ke belakang,ia menangis selama dijalan mengingat bagaimana Ibunya,Ayahnya dan orang-orang yang ia kenal telah terbujur kaku tak bernyawa dirumahnya,ia bertanya dalam hatinya ada apa sebenarnya.
"Akiraaaa !!" Teriak Seorang Pria dari kejauhan.
Akira tak berani melihat kearah suara yang ada dibelakangnya itu,Akira berlari semakin cepat karena rasa takutnya.
"Akiraaaa ! ini aku Ari ! " Teriaknya mencoba meyakinkan Akira yang sedang ketakutan setengah mati,ia menyusul Akira dengan motornya.
"Ari ... ? " Tanya Akira masih dengan rasa ketakutan,Akira menoleh kebelakang memastikan itu benar Ari dengan motor maticnya,entah kenapa setelah Akira tau itu Ari dia menjadi sedikit tenang,namun sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi sakitnya kini semua yang ia lihat berkunang-kunang dan tidak jelas.
"Arii tolong"
"Akiraaaa !!! " Teriak Ari mencoba menyadarkan teman lamanya itu,dengan kebingungan Ari menghubungi taksi online dan meninggalkan motornya dipinggir jalan,dikepalanya saat ini hanya ingin membawa Akira ke dokter,ia dan taksi online pergi ke arah rumah sakit terdekat.
...
"Eric .. coba kamu cek rumah Akira ric " Ucap Ari melalui telefon genggamnya.
"Kenapa memangnya ? " Tanya Eric.
"Aku tadi melihat Akira berlari meminta tolong ke rumahku tapi aku pikir dia sedang bercanda jadi aku malah menelfon handphonenya dan yang mengangkat suara pria yang sangat berat" Cerita Ari.
"WTF ? jangan bercanda elu berdua,jangan suka bercanda yg enggak-enggak ntar jadi beneran mampus kita" Ucap Eric Mengingatkan.
"Tidak ric!! aku tidak bercanda !! " Teriak Ari Kesal,tak sadar membangunkan Akira yang sedari tadi terbaring pingsan.
"A..ri? " Ucap Akira lirih.
"Akira kamu sudah sadar ? Puji Tuhan .. " Ucap Ari bersyukur.
"Hei hei ? gue disini bingung ada apa sebenarnya ? " Ucap Eric melalui telefon genggamnya.
"Aku tidak bercanda ric ada sesuatu di keluarga Akira " Jelas Ari sambil memandang Akira yang terbaring lemah.
"Hmm .. aku akan cek dari kamarku saja yah" Ucap Eric.
"Ya,aku minta tolong yah "
"Hu'um,ku tutup teleponnya sekarang"
"Baik,tolong sekali yah bye "
"Iya,Bye"
...
"Hmmmm .. ada apa sebenarnya",ucap Eric sambil memantau dari jendela kamarnya yang langsung mengarah ke halaman samping rumah Akira.
"Edan !! " Jerit Eric Pelan tak percaya.
Ia berlari pelan mengambil telefon genggamnya,Eric mengambil beberapa gambar,ia sangat terkejut melihat mayat yang dibentuk menjadi pentagram.
"Tante sama Om Yamato !! " Ucap Eric sambil terus ia memotret dengan hati-hati,ia mengirim foto-foto itu ke Ari.
"Ari akan gila dengan hal ini " Ucap Eric sambil berlari menjauh dari jendela kamarnya.
....