webnovel

Perkenalan!

Nah, Novel ini bercerita tentang gadis SMA yang terkenal Super Introvert! Tapi kalo dulu Ia akan disebut gadis Kutubuku alias Cupu!

Yah. Gadis Introvert itu  yang diam-diam menaruh hati pada teman sebangkunya dahulu yaitu di kelas 10, dan anehnya Ia baru sadar akan rasa itu ternyata Cinta setelah ia berada di penghujung kelas 12, yah begitulah kerna memang dia benar-benar Introvert!

Jangankan untuk mengenal lelaki, teman wanita saja dia tidak punya, dan parahnya rasa itu semakin tumbuh saat sebentar lagi Ia akan Tamat.

Tentunya akan berpisah dengan pria didambakannya. Namun, sebelum itu terlambat Ia mencoba untuk membuat nyata semuanya. Dan apakah semua terjadi sesuai keinginin gadis itu. Entahlah. Author juga masih bertanya-tanya. Dan ditengah usahanya menyatakan perasaan, ternyata ia malah di pertemukan dengan pria lain. Bagaimana kisahnya akan berakhir?

1. Gadis itu akan bersatu dengan cinta

dikelas sepuluh nya kah;

2. Gadis itu akan berpaling ke Pria

baru yang menggodanya; atau

3. Gadis itu tidak bersama dengan

keduanya.

Penasaran????

So... let's read all the parts that have been uploaded!!!

Happy reading!

***

PROLOG!

Bukan karena tidak mempunyai hati atau pernah terkutuk oleh sesorang yang pernah dilukai hatinya makanya dia buta dan tuli untuk semua kasih sayang yang datang dari orang lain yang mencoba mendekatinya.

Dingin dan sepih ,begitulah hatinya . Seperti sudah tertulis dalam takdirnya takkan ada teman ataupun kekasih dalam kehidupannya.

Ayah-Bundanya adalah satu-dua miliknya yang mampu membuat hidupnya sedikit lebih berwarna.

Sejak kecil dia cuman sibuk dengan rutinitas sekolah bimbel dan kursus-kursus semacamnya, buat dia study adalah segalanya.

Dia adalah zizi tungga pradita, gadis manis dan penyayang untuk mereka yang mengenalinya.

Zizi merupakan salah satu kategori murid smart dikelasnya. Sejak ditaman kanak-kanak dia sudah diperhitungkan. Dia menyukai matematika--bahasa inggris dan juga beberapa mata pelajaran yang menurut anak lain adalah kutukan. Bukan cuman itu, dia juga memiliki proporsi tubuh yang ideal dan wajah yang cantik--senyumannya membuat banyak pasang mata terpesona. Namun ada beberapa hal yang membuat dia terlihat kurang, yaitu sifatnya yang arogan dan tidak berpikir panjang-blak blakkan juga sarkastik. Banyak yang ingin berteman dengannya namun dia membatasi bahkan menjauh. Sebagian yang mengenalnya mungkin akan berbagi hal menarik lain tentangnya dari cerita ini.

***

Seperti biasanya bell sekolah berbunyi tepat pukul tujuh pagi. Apel pagi untuk seluruh kelas, sebelum masuk ke ruangan untuk proses rutin belajar mengajar.

Saat kelas sepuluh, zhy merupakan anak unggulan. Dia lebih unggul dari beberapa temannya. Namun, bukannya masuk Ipa dia malah memilih masuk Ips.

Hampir semua guru menanyakan hal itu. Bahkan, Zizi Sudah sempat di Transfer ke Ipa. Namun, Zhy ngotot menolak dan stay di kelas Ips.

Sampai saat ini belum ada yang tau pasti apa alasannya. Klisenya zhy berkata dia ingin mencoba sesuatu yang kurang diminati orang-orang smart kebanyakan.

"Apa bedanya jika smart tetap smart!" Ungkap zizi.

***

Pukul 07.20 am.

Semua ruangan siap belajar. Begitu pula kelas Ips satu.

"Assalamualaikum anak-anak, Selamat pagi. Semoga semua sedang berbahagia." Begitu sapaan hangat dari ibu Ane, ibu guru cantik sekaligus walikelas Ips satu.

Semua murid menjawab dengan riang dan semangat tentunya.

Bu Ane memerhatikan satu-persatu muridnya hingga tatapannya terhenti pada salah satu murid yang Ia kenali sebagai pemegang medali untuk Olimpiade Matematika tahun lalu "Oh iya ibu dengar ada salah satu anak dikelas ini adalah rebutan yah, manasih anaknya--Ibu ingin kenal." Tanya Bu Ane dengan memalingkan pandangannya ke arah Murid yang lain.

"Rebutan gimana bu maksudnya gak ngerti aku nih." Ucap paul salah satu anak asal melayu yang kalo bicara buat semua anak nyengir.

"Itu loh rebutan guru-guru ipa." Tambah Bu Ane lagi memperjelas.

"Halah halah halah pikirku rebutan cewek gitu bu." Kata paul lagi dengan tampang melayu songongnya.

"Kalo itu mah gue." sambar Theo sambil menaikan kerah bajunya.

Mendengar perkataan Theo, anak-anak lain malah tertawa lirih.

Bu Ane ikut tertawa "kalau begitu Ibu ganti pertanyaannya, apa kalian semua belum pada kenalan yah?"

"Belom bu." Jawab semua anak dan suara Ika memimpin terbesar.

Sudah ciri khasnya Ika, anak dengan paras cantik kulit putih dan cukup semampai namun terkenal modern dan ngeyel.

Halis Bu Ane berkerut "Lah kok gitu. Emang ini semua dari kelas berbeda semua yah?" Tanyanya.

"Gak si bu, ada beberapa yang diangkut rame-rame dibawah kesini hihi." Tutur Helen salah satu personil geng Ika yang terkenal dengan kelalotannya.

Nah kalo Helen ini anaknya biasa aja, sederhana--wajahnya juga setingkat dibawa Ika--kasarnya Lebih Cantik Ika--tapi itupun menurut Author yah, jadi belum tentu sama dengan penilaian kalian.

Bu Ane makin bingung bukan cuman Halisnya---bahkan bibirnya ikut berkerut "Kok diangkut maksudnya ?"

"Ituloh bu, Yang se gengs sama-sama ngeyel dan sama-sama Kang contek dipisahin juga susah kek prangko Ahhaha." Lagi-lagi theo menyambar seperti kilat.

Bu Ane tersenyum "Ada-ada aja toh kalian ini. Jadi yang mana anaknya, ibu cuma mau tau alasannya. Kan katanya anak ips itu anak buangan banyak berlombah-lombah masuk ipa. Yang gak mau belajar ke ips, Loh kok sekarang malah yang jago dan bawa banyak medali nyangkut di kelas ibu. ips, mana orangnya??" Sesekali ibu Ane melirik zizi berharap Zizi mau unjuk diri.

"Gaktau bu." Semua anak menjawab dengan lantang kecuali zhy.

Suasana diruangan kini riuh, semua saling tanya. Siapa kiranya yang dimaksud Bu Ane.

"Tenang-tenang semuanya" Bu Ane mengetuk papan tulis tiga kali sebagai peringatan "Kalo yang namanya zizi tungga pradita mana?" Ucap Bu Ane to the Point.

"Aku bu." Zizi dengan merasa tidak perlu terpaksa mengangkat tangan kanannya keatas memberi isyarat kalo dia yang dicari, dan sekarang semua anak menatapnya.

Bu Ane berjalan menghampiri bangku zizi "Ibu dengar kamu anak pandainya sepuluh H, loh kok ke ips.?" Ucap Bu Ane terus terang sekaligus penasaran.

Zizi menghela Nafas kesal. Memang dia selalu risih dengan pertanyaan tentang kenapa dirinya masuk IPS bukannya Ipa. "Apa salahnya masuk ips bu ?" Tuturnya.

"Gak adasih cuman ibu Anita guru biologi ngotot diruang rapat kamu ke ipa!" Terang Bu Ane.

Ada sedikit senyum simpul terlukis diwajah Zizi "Aku maunya ips bu." Akuhnya.

Kini Bu Ane yang menghela napas pelan dan menghembuskannya kuat "Kamu jujur yang pengen ips ?" Tanyanya masih penasaran.

Ika mengangkat tangan menguntruksi "Kenapa ibu bertanya seperti kurang yakin, apa ada alasan yang janggal yah bu?" Kerna penasaran seperti anak lainnya Ika mencoba memperjelas maksud pertanyaan bu Ane.

"Ibu itu dapat bocoran kalo ada salah satu guru yang ingin kamu ke ips, tapi Bukan kerna suka seperti ibu Anita yang ingin kamu ke Ipa. Alasannya malah seperti pribadi. Ibu bilang ini sebagai walikelas yang ingin membantu kamu." Tutur bu Ane.

"Gak bu. Aku murni ingin ke ips." Bantah Zizi.

Bu Ane tersenyum pada Zizi "Nanti kamu bisa ke ruangan ibu kalo ingin mempertimbangkannya lagi. Ok?!" Ujar Bu Ane akhirnya mengalah dan Zizi mengiyakan.

Bu Ane kembali ke tempatnya semula, berdiri di depan kelas "Baiklah anak-anak Ibu minta perhatiannya kembali"

Setelah tiga jam pelajaran berlalu, bel istarahat berbunyi. Semua anak berhamburan. Seperti burung yang bebas dari sangkar, ada yang ingin bermain dan ke kantin ada pula yang iseng ke kelas lain untuk mencari teman baru.

"Hi.." Sapa ika ke zizi yang baru saja bergabung bersama Zizi di ruang baca..

...dan ada Helen juga ikut serta bersama Ika!

Zizi melirik sekilas ke Ika "Hi" Balasnya dengan ringan dan tanpa ekspresi.

Ika berpikir sejenak lalu menatap lekat Zizi. Zizi tidak memerhatikannya, Ia kembali fokus membaca.

"Lo kenapa masuk ips?" Tanya Ika Spontan.

Zizi mendongak kembali menatap Ika yang masih stay berdiri didepan bangkunya bersama Helen "Kenapa ditanyain lagi sih." Ucapnya ketus.

Ika menggaruk pelan pelipisnya yang tidak gatal "Yah enggak, cuman gue gak suka aja, dengar sesuatu yang gak adil gitu." jawab Ika sekenanya.

Zizi menggeleng merasa jawaban Ika labil, lalu Ia kembali menunduk menatap Bukunya. "Very fair!" Gumamnya.

Merasa Ika diperlakukan tak kasat mata oleh Zizi, Helen menyikut lengan Ika "pergi yuk" bisiknya.

Namun, Ika mengabaikan Helen "Gue tau lo bohong! Iya, kan. Iya nggak ?" Tanya Ika lagi masih memprofokasi Zizi.

Sementara Zisi tetap tak acuh!

"Sombong amat sih" Kata Ika akhirnya merasa kesal. "Jangan ditemen anak kek gini Len, bosenin" lanjutnya bersungut-sungut.

Helen berkedip "Iya gak bakalan" jawabnya yakin.

Tanpa perduli tanggapan apa dari zizi kedua personil the ngeyel tadi langsung cabut. Sedang zizi yang melihat keduanya hanya menatap datar sembari menghembuskan napas tanda keprihatinannya dengan sikap beberapa anak diruangan barunya ini.

***

Next chapter