1 Anto, Ayah, dan paksaan kuliah

Anto, Mahasiswa yang dipaksa kuliah oleh keluarganya. dia hanyalah remaja yang masih ingin bermain dan bersenang - senang setelah lulus dari sekolah.

"kamu mau masuk jurusan apa?" tanya ayahnya yang diam diam sudah mendaftarkan Anto untuk masuk universitas yg dipilih olehnya. "hah? emang harus banget sekarang yah? ijazah aja belum turun yah" sautnya. "mumpung ayah masih kuat ngebiayainnya to, kenapa tunggu nanti nanti?" sambung sang ayah, dengan harapan anaknya akan sukses di masa depannya.

"baiklah terserah ayah, yaudah ambil manajemen ajalah biar bisa bareng sama Budi" balasnya dengan perasaan BT nya. "yowis, besok kamu ikut ayah ke kampus ya buat menyelesaikan pendaftaran masuk kuliah" sambung sang ayah, sambil pergi meninggalkan sang anak yang sedang duduk santai di teras rumah. (fyi. Budi adalah sahabat Anto sewaktu masih di SMA).

keesokan harinya, "to ayo bangun, katanya mau ikut bapak ke kampus" teriak sang ayah dari luar kamar Anto yang masih belum 100% tersadar dari tidurnya. "iya iya, orang baru bangun" saut si Anto sembari menggerutu dalam hati.

dengan mengendarai sepeda motor pabrikan jepang keluaran terbaru pada masa itu, berangkatlah mereka ke universitas swasta pilihan sang ayah. selama perjalanan yg kurang lebih menempuh waktu 25 menit itu, tak ada satu pun obrolan yg mereka ucapkan. "orang orang mah baru lulus pada liburan dulu kek, eh ini mah langsung didaftarkan kuliah." ucap Anto dalam hati sembari menggerutu kesal karena masih ingin menikmati masa libur setelah pengumuman lulus sekolah.

Sesampainya di kampus Anto dengan perasaan kesal dan kecewanya hanya bisa mengikuti langkah kaki sang ayah yang hendak menuju ke bagian administrasi kampus.

"Selamat pagi pak, ada yang bisa saya bantu?" sapa salah satu staf bagian administrasi, saat mereka masuk ke ruang administrasi. "ini mbak" saut sang ayah sembari menyodorkan formulir yang sudah diisi lengkap. "oh iya pak, untuk pembayaran administrasi nya langsung kebagian loket saja ya pak!" ucap staf tersebut sembari memberi petunjuk ke loket pembayaran. "oh, terima kasih mbak" sahut sang ayah, sembari menuju ke loket pembayaran bersama Anto yang sedari tadi wajahnya tampak tak senang, karena paksaan sang ayah yang langsung mendaftarkan dirinya untuk melanjutkan studinya ke universitas.

avataravatar