webnovel

Penguji Berambut Pirang.

Akira saat ini telah tiba di tempat dimana Acara pelatihan yang pertama dimulai, Setelah mengikuti perkataan dari Pria kekar, ia langsung pergi menemui panita acara yang tersebar di sekitar Totsuki Resort, dan meminta kertas pembagian kelompok dari mereka.

Walaupun ia hampir terlambat, Akira tetap berhasil naik Bus dan ikut bersama rombongannya ke tempat pengujian Pertama. Akira saat ini tengah berdiri dan mencari pasangannya, ia lalu berpikir sambil melihat sekeliling.

' Hmm.... ? Bukankah seharusnya ini berpasangan....., kenapa aku belum melihat Pasanganku, yah sebaiknya aku menyiapkan Perlengkapanku dulu. ' Pikir Akira, ia lalu mulai membuka kopernya dan mengambil pisau tipisnya yang biasa.

Pembagian Pasangan di kelompoknya sesuai dengan urutan nomor, Akira memiliki urutan nomor 34, yang artinya, pasangan dia sekarang memiliki nomor 33, tapi.... dia belum melihatnya dimanapun.

Saat Akira tengah mempersiapkan alat memasaknya, tiba-tiba seseorang datang kearahnya, terdengar suara dari orang itu, yang sepertinya adalah seorang wanita.

" Ya ampun, aku tidak menyangka, Acara pertama adalah acara pasangan. " Ucap suara itu, yang membuat Akira langsung menoleh kearahnya, dan seseorang yang lihat itu, cukup mengejutkannya, wajahnya akrab. Lalu, tiba-tiba Akira mengingat siapa wanita didepannya saat ini dan berkata.

" Ah.... Kau kan ! Penguji Berambut Pirang !!! " Ucap Akira saat ia melihat wanita didepannya ini, Itu benar, orang yang menjadi pasangan Akira adalah orang yang mengujinya di tes masuk, Orang yang dijuluki sebagai lidah dewa, kursi kesepuluh Elite Ten, Nakiri Erina.

Mendengar suara dari depannya, Erina lalu mengalihkan pandanganny ke Akira, dan wajahnya langsung berubah jelek, ia lalu berpikir sambil berteriak di kepalanya.

' Kenapa aku harus berpasangan dengan Manusia ini !!! ' Pikir Erina saat ia memprotes ketidakberuntungannya.

Akira lalu menghadap Erina dan berkata dengan senyum sopan.

" Lama tidak bertemu, Penguji berambut Pirang. " Ucap Akira, Namun hal itu malah membuat Erina semakin kesal.

" Jangan berbicara denganku seolah kita teman lama !!! Dan juga, jangan panggil aku dengan sebutan itu, Aku adalah Nakiri Erina, ingat itu ! " Ucap Erina, ia tidak mengibaskan rambutnya seperti biasa karena ia telah mengikat rambutnya menjadi ekor kuda.

Namun, reaksi Akira sedikit kaget dan bercampur bingung.

" Nakiri ? Jangan-jangan... Kau dan Alice adalah... " Ucap Akira dengan tangan didagu.

Namun, Erina yang mendengar nama Alice disebut oleh Akira, wajahnya kelihatan kaget, ia bertanya-tanya, apakah dia kenal dengan sepupunya itu.

" Kau !!?? Kenal Alice ? " Tanya Erina.

Mendengar pertanyaan Erina, Akira hanya bisa mengangguk dan menjawab singkat.

" Um " Ucap Akira, ia lalu kembal berbicara.

"Jadi kalian berdua itu kakak beradik ya ? " Tanya Akira yang penasaran dengan hubungan antara Erina dan Alice. Namun, mendengar dia dipanggil kakak beradik dengan Alice, entah kenapa wajah Erina terlihat kesal.

" Humph~ Dia hanyalah seorang yang tidak penting. " Ucap Erina sambil memalingkan wajah yang memerah, dan menyilangkan kedua tangannya di deapan dadanya. Akira yang melihat reaksi Erina tidak melanjutkan pembicaraan kembali, dan kembali fokus dengan isi kopernya.

' Hmm...., sepertinya persediaan rempahku sudah mulai menipis, sepulang dari kamp pelatihan musim panas ini mungkin aku akan pergi ke India ataupun Indonesia, untuk membeli persediaan rempah yang biasa. ' Pikir Akira, pikirannya terdengar biasa saja, namun, terselip kepercayaan diri yang sangat kuat didalamnya.

Setelah beberapa saat, seorang guru masuk ke kelas, dia adalah seorang pria kaukasia, dengan rambut hijau kekuningan dan kontur wajah orang barat, dagunya terbelah dua, dan rambutnya dibuat belah tengan yang memanjang hingga lehernya, dia memakai pakaian chef putih, dengan kain oranye terlilit dilehernya.

Dia lalu berdiri didepan kelas dan melihat kearah para siswanya, kemudian, ia mulai berbicara.

" Halo, para siswa sekalian.... , Namaku adalah Donato Gotoda, aku disini yang akan menjadi penguji kalian. " Ucap Pria itu dengan aksen aneh, walaupun masih dapat dimengerti.

Para siswa yang sadar dari lamunan mereka lalu mulai saling berbisik.

" Lihat, kita mendapat Gotoda Chef disini. "

" Donato Gotoda, Lulusan Totsuki Generasi ke-80, pemilik dari Restoran Auberge Tesoro. "

Setelah itu, Donato mulai berbicara kembali.

" Aku hanya punya satu tugas untuk kalian semua hari ini." Ucap Donato masih dengan aksen anehnya kepada para siswa.

Para siswa yang mendengar Donato mengantisipasi apa yang akan dia katakan, mereka tegang, tugasnya pastilah sangat sulit, apalagi hanya satu, begitulah pikir mereka, lalu Donato kembali lanjut berbicara.

" Tugasku dariku adalah membuatkan 1 hidangan Italia yang dapat membuatku puas. " Ucap Donato, yang membuat para siswa hanya memiringkan kepala mereka, karena bingung, mereka semua berpikir dengan serentak.

' Bukankah tugasnya terlalu mudah ??? ' Pikir mereka semua, Namun, Akira tahu, jika ini semua bukanlah tugas sederhana.

Donato kemudian berbicara kembali.

" Baiklah~, Waktunya adalah 2 jam, selama 2 jam kedepan kalian bebas membuat hidangan italia apapun yang bisa membuatku puas, Tugas.... Dimulai !!! " Ucap Donato sambil membuat pose aneh.

Setelah mendengar perkataan Donato, para siswa mulai bersiap ingin mengambil bahan mereka, mereka lalu sadar jika sama sekali tidak bahan diruangan ini. Lalu seorang siswa memberanikan di

" Gotoda Chef, maaf tapi, tidak ada bahan sama sekali disini. " Ucap Salah satu siswa.

" Tentu saja ada, Seluruh regu di hari pertama ini ditugaskan dengan tugas yang sama, yaitu kalian harus mencari sendiri bahan-bahannya di lingkungan yang telah disediakan oleh Totsuki ini, Walaupun begitu, bumbu bumbu dasar sudah dipersiapkan, seperti gula, garam dsb, namun... Kalian tidak boleh melewati batas berupa pagar yang mengelilingi tempat ini, itu saja, sekarang Pergilah ! " Ucap Donato.

Mendengar itu, para murid mulai membuat wajah panik dan berlarian keluar ruanagan.

" Oi !!! Ayolah ! Waktunya tidak banyak, kita harus bergegas. "

" Cepat !!! Cepat !!! "

" Kau tidak usah berteriak ditelingaku !!! "

Setelah ruangan mulai kosong saat para siswa keluar, Erina dan Akira masih dimeja mereka,Donato yang melihat itu, mendekat kearah mereka dan berbicara.

" Kenapa kalian tidak pergi ??? " Ucap Donato masih dengan aksen anehnya.

Mendengar pertanyaan dari Donato, Erina lalu menoleh dan menjawab.

" Gotoda Chef, aku tidak ingin berpasangan dengan Orang ini !!! " Jawab Erina sambil menunjuk Akira yang berjongkok disebelahnya.

Donato yang mendengar perkataan Erina, hanya bisa menggelengkan kepalanya.

" Oh, itu tidak bisa, bukankah kalian sendiri yang mengambil nomor undian kelompok, jadi kau tidak bisa protes atas tindakan yang kau lakukan sendiri. " Ucap Donato yang langsung membungkam Erina.

" Itu benar.... Tapi, tetap saja, pokoknya aku tidak ingin sekelompok dengan orang ini." Ucap Erina masih menunjuk Akira yang dengan santai berdiri, ia belum memakai bandonya, dan masih dalam keadaan biasa. Setelah itu, Erina menoleh ke Akira dan mulai berbicara dengan nada sombong.

" Dan kau juga ! Kau diam saja disini, kau tidak perlu mengikutiku, aku sendiri juga sudah cukup. " Ucap Erina, lalu ia mulai berjalan pergi keluar ruangan untuk mulai melaksanakan tugasnya.

Akira yang melihat itu hanya hanya bisa menghela nafas, dan bersanda dimejanya.

" * sigh * Gadis yang merepotkan. " Gumam Akira, lalu ia mendengar suara dari belakangnya, yaitu Donato Gotoda.

" Kau tidak mengikutinya ? " Tanya Donato kepada Akira. Mendengar itu, Akira berdiri dari senderannya dan mulai berjalan pergi sambil berkata.

" Memangnya apa yang gadis itu bisa lakukan dengan pekerjaan seperti ini ? Aku pergi dulu Gotoda-senpai. " Ucap Akira sambil melambai saat ia pergi, meninggalkan kopernya diatas meja, dan

bersiap menyusul Erina.

_________________________________________________________________

Saat ini terlihat seorang gadis berambut pirang yang dikuncit sedang bersembunyi dibalik pohon mengamati hal didepannya, gadis itu adalah Erina, ia saat ini tengah mengamati Ayam yang tengah mengerami telurnya.

Erina..... yah dia tidak berani mendekat ke Ayam itu.

' Grrr.... kenapa saat seperti ini aku harus berpasangan dengan orang itu, hmm aku tidak bisa mengambil ayamnya begitu saja, sudah kuduga, apa aku mengganti bahannya saja ya ?. ' Saat Erina masih tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya.

" Kau tidak ingin mengabilnya huh ? " Ucap Suara itu yang sepertinya tengah mengunyah sesuatu. Namun suara ini sangat familiar ditelinga Erina.

Erina yang mendengar suara itu langsung berbalik kebelakang, dan melihat salah satu dari dua orang yang paling dibencinya, Akira, Erina saat ini sedang melihat Akira yang dengan santainya memakan timun dan membawa keranjang ditangan kirinya.

Melihat itu, wajah Erina menjadi berubah kesal, ia lalu berteriak kepada Akira.

" KAU !! SUDAH KUBILANG JA- " Namun, sebelum Erina berhasil berteriak, Akira telah tiba didepannya dan menutup mulutnya, Akira lalu berbicara dengan berbisik.

" Bodoh, Apa yang kau lakukan, jangan berteriak atau ayamnya akan kabur. " Ucap Akira sambil berbisik, namun Erina yang mulutnya ditutup terus berbicara dan berontak.

" Mhhmmmmm " Ucap Erina dengan tidak jelas, sambil berusaha menyingkirkan tangan Akira dari mulutnya, Akira yang melihat itu mengerti maksud Erina, ia lalu berbicara.

" Akan kulepaskan tapi jangan berisik, apa kau mau Bahan Potensial masakan kita kabur ??? " Ucap Akira yang masih berbisik, mendengar perkataan Akira, Erina berhenti memberontak dan dia juga sudah diam.

Setelah itu, Akira melepaskan tangannya dari mulut Erina, saat mulutnya sudah terbuka, Erina masih terlihat kesal, ia berpikir.

' Grrrr.... memangnya dia pikir siapa dia, memperlakukanku seperti ini. 'pikir Erina.

Lalu, terdengar suara Akira yang bergumam.

" Yosh, kalau begitu biarkan aku yang menangkap ayam ini. " Gumam Akira.

Erina yang mendengar itu, menghentikan Akira.

" Tunggu dulu, siapa yang memutuskan bahwa kita akan membuat hidangan berbahan ayam. " Ucap Erina, namun Akira hanya berbalik kearahnya dengan wajah serius.

" Kau jangan seenaknya merubah apa yang ingin kau masak hanya karena harga dirimu yang tidak berguna itu, sejak awal aku sudah mengikutimu, dan melihat kau berada disini selama 5 menit, dan melihat dari apa yang kau bawa di keranjangmu, kau ingin membuat Parmigiana kan ? " Ucap Akira, saat wajah santainya hilang, dia benar-benar kesal dengan perkataan Erina yang tiba-tiba ingin merubah menunya, itu karena ia telah mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk Parmigiananya.

Erina yang mendengar itu sempat melebarkan matanya karena kaget, itu karena Akira bisa menebak menu apa yang akan dia buat, namun satu kekhawatiran dibenak Erina, ia lalu berbicara kepada Akira.

" Humph~, kau saja yang membuatnya, lagipula kita tidak punya tepung disini, aku tidak peduli jika kau ingin membuat it- " Sebelum Erina menyelesaikan perkataanya, Akira memotongnya.

" Tenang saja, kan sudah kubilang, aku sudah menyediakan bahan-bahan yang tidak kau miliki di keranjangmu, termasuk tepung. " Ucap Akira dengan senyum percaya diri yang membuat Erina terdiam, Akira lalu menyerahkan keranjang yang ia pegang kepada Erina.

" Ini, kau pegang sebentar, aku akan mengambil Ayam itu. "Ucap Akira, Erina yang melihat keranjang diserahkan kepadanya hanya bisa pasrah menerima, namun, saat ia melihat apa isi keranjang, mata Erina melebar, ia lalu berpikir dengan terkejut.

' Darimana orang ini mendapatkan bahan-bahan ini ? Padahal aku sudah mencarinya sejak tadi. ' Setelah sadar dari keterkejutannya, Erina lalu kembali mengalihkan pandangannya ke Akira yang sudah berjalan mengendap endap ke arah Induk Ayam. Dan, dia juga terlihat berhasil menangkapnya walaupun dengan susah payah. Melihat itu, Erina langsung mendekati Akira, karena dia juga ingin mengumpulkan telur yang ada di sarang ayam.

' Hyoujou Akira, siapa kau sebenarnya. '

Yah, maaf kalau ujiannya gak berubah, soalnya gua bingung mau kasih ujian apa, walaupun diubah sedikit, ini hidangan Italia bukan jepang seperti di kanon.

GrandCastercreators' thoughts
Next chapter