Sheila membalikan tubuhnya, menatap Ilham dengan wajah datar. "Kenapa lo masih baik sama gue?."
Ilham terdiam. Membalas tatapan mata Sheila dengan tegas dan tanpa berkedip.
"Karena Aa sayang sama kamu."
Jantung Sheila seolah berhenti berdetak. Dunianya seakan mati dan hanya tersisa dirinya dan Ilham yang masih berada dalam keadaan canggung.
"Aa nggak pernah main-main sama hati Aa, Neng. Aa Ilham gak peduli, sekali pun Neng Sheila marah atau benci sama Aa Ilham, tapi hati Aa Ilham bakal tetep untuk Neng Sheila."
Sheila masih enggan untuk membuka mulutnya. Ia bingung harus membalas apa dan bagaimana menyikapi kejujuran yang Ilham katakan.
Mengapa Sheila tahu kalau apa yang dikatakan laki-laki itu adalah sebuah kejujuran? Sheila dapat melihat dari kedua bola mata Ilham yang sama sekali tak ia temukan sebuah kebohongan.
"Mending lo pikir-pikir lagi. Setelah kemaren gue ngebentak lo. Apa masih bisa lo suka sama gue?."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com