webnovel

SHAMELESS

SHAMELESS : Setelah menjadi korban pemerkosaan dan sembuh dari trauma, Angela Vernon kini hidup damai diselimuti kebahagiaan. Karirnya bagus dan juga dicintai banyak orang. Angela memutuskan untuk bertunangan dengan Noel Smith. Hidupnya sempurna sebelum akhirnya bertemu dengan Lucas Scorgia, presdir 'S Group, donatur terbesar panti asuhan tempatnya bekerja, juga pria yang telah memperkosanya dulu. Angela menghindari Lucas. Namun, menutup mata akan jati diri bukanlah solusi untuk merasa aman. Pria itu berhasil memaksa Angela untuk menghancurkan tombol pengamannya. Keadaan semakin memburuk ketika Noel kembali membisikan cinta untuk Angela yang haus rasa kemanusiaan. "Sekarang, daripada gila, aku memilih untuk menggila saja.” – Angela Vernon. Now Playing : Such a Whore by JVLA --------- SHAMELESS : BLACK SEA If you can't swim, I heard drowning is the best way to go. Setelah menjalani hari-hari menjadi tahanan rumah, Angela kini harus menghadapi fakta bahwa dia adalah wanita simpanan Lucas. Rasa keinginan untuk hidup bebas masih terus mengalir deras dalam pembuluh darahnya. Ia memutuskan untuk membuat perjanjian. Ketika salah satu kelab malam milik keluarga Scorgia diledakan, dia bersama dengan pasukan Michele memutuskan menemui keluarga Fanelli untuk menuduh saingan bisnisnya. Bersama mereka melakukan upaya dan berakhir dengan pembunuhan. “I’m the mad man for your touch, Angela, I lost control.” – Lucas Scorgia Sekembalinya di rumah, dia disambut dengan kedatangan Lucas. Pria itu mengingatkan agar tidak ikut campur bisnis keluarganya. Kemunculannya membawa ambisi besar untuk melakukan ekspansi. Angela bersama dengan Daniele, memutuskan untuk berkunjung ke sebuah kelab malam yang dikelola oleh keluarga Xu Min, yang mengendalikan bisnis besar di wilayah timur, di mana kehadiran mereka tidak diterima. She plays the rules made by the beast. Kembali ke Foxcoll, mereka dikejutkan oleh berita penculikan Karina. Penjahat Xu Min memukul Lucas dengan keras, dan diselamatkan oleh Stefan Blanchette. Sementara itu, Angela memutuskan untuk bertemu dengan seseorang yang diduga memegang peranan penting masa lalu keluarga Vernon. Kemudian kejadian baku tembak di sepanjang jalan besar Hawthron terjadi. Keadaan diperparah dengan kemunculan Gianna Stone. Meet me in the bottom of the ocean and show me how you like it done. Now Playing : Not Enough by Elvis Drew ft Avivian ------ SHAMELESS : DOWN SO LOW We are just drowing in pointless love not knowing where all the kisses have gone. Setelah meninggalnya Michele, Lucas yang resmi menjadi kepala keluarga Scorgia, memutuskan untuk menikahi Gianna Stone, dalam pernikahan mewah yang didatangi oleh keluarga besar dan tamu undangan terhormat. Kedatangan Angela yang tidak di undang membawa berbagai rumor buruk. “I’m the woman who always create a fight.” – Angela Vernon. Gianna menggunakan posisinya untuk mengusir sang mantan kekasih suami dari Rosencus, kemudian mendeklarasikan diri sebagai mawar Scorgia, yang berakhir dengan penembakan. Bersamaan dengan kepergian Angela dari Rosencus, bisnis legal keluarga Scorgia di wilayah timur dikecam. Spread out more the hottest inside me now. Lucas diperingatkan tentang penghianat di antara keluarga Scorgia. Buntut dari kasus penculikan Karina, peran Angela yang selalu dibutuhkan membuat Gianna semakin buta. Sudah waktunya untuk mengubur segala drama dan menghadapi musuh bersama dengan membuat aliansi yang berbahaya. Hate it or love it, no lip service can change that. Now Playing : Hislerim – Serhat Durmus ft Zerrin ------ Note : Apabila ada kesamaan nama, tempat, adegan, dan gaya penulisan dengan penulis lain, itu hanya kebetulan semata. Terima kasih! Rate 21+ This novel contains sexual acts and harsh words. Please don't read if you're not comfortable with it!

Karlvier · Urban
Not enough ratings
260 Chs

#02 | THE END? II

Angela berdecak kesal dan tangannya masih saja gemetaran, padahal ia telah mencoba menenangkan dirinya sendiri sejak sepuluh menit yang lalu. Tangan kecilnya mencoba untuk membuka kran, setelah itu ia mencuci mukanya di wastafel. Tidak ragu-ragu ia membasahi seluruh wajah hingga ke atas kepalanya.

Angela berdecak lagi, dalam pikirannya saat ini, ia tidak menyangka jika mimpi kejadian delapan tahun yang lalu kembali membayanginya. Padahal ia telah menghentikan sesi konsultasinya dan juga berhenti meminum obat setelah dinyatakan sembuh.

Lalu saat ia mulai merasakan hidup damai dan hendak memulai kehidupan yang lebih bagus lagi, mimpi itu malah datang tanpa permisi, "ini sudah yang kedua kalinya" gumamnya dengan kedua tangannya meremas pinggiran wastafel.

Sudah kedua kalinya Angela bermimpi hal yang sama, yang pertama terjadi kemarin saat ia sedang tertidur di ruang kerjanya, lalu kali ini yang kedua. Mimpi yang sama saat ia kembali kekejadian delapan tahun yang lalu.

Angela melamun menatap air yang menetes jatuh.

Memang tidak ada yang bisa mengalahkan ingatan seseorang yang telah menjadi korban pemerkosaan. Meskipun wajahnya hanya terlihat bayangan akibat petir, namun tajam dan dinginnya tatapan mata ruby itu masih terbayang-bayang dalam ingatannya. Kemudian, suara pria si pelaku ketika berbicara juga masih terdengar dengan jelas dalam mimpinya.

Gara-gara itu Angela harus direhabilitasi oleh Nenek Elena dengan dokter khusus Silver Oak, mengkuti sesi konsultasi setiap dua kali sehari, dan menengguk obat untuk meredakan serangan cemasnya.

Terkadang ketika ia sedang kumat, Angela bisa meneguk beberapa pil obat melebihi dosis yang dianjurkan, tentu saja endingnya tidak pernah bagus. Angela terkena overdosis dan harus di rawat di rumah sakit selama enam bulan dan melewatkan bulan-bulan pertamanya menjadi mahasiswa baru.

Tapi itu adalah kejadian yang telah lama berlalu, Angela telah berubah menjadi lebih baik sekarang. Tumbuh menjadi seorang wanita cantik berambut panjang dengan kulit putih bening, tubuh ideal sehingga ia tak perlu pusing memilih pakaian yang harus ia kenakan ketika acara pertunangannya nanti.

Angela juga pandai berdandan, makeup apapun akan cocok dengan iris mata hijau zamrud miliknya. Ada yang unik dari rambut Angela, rambut panjang gelapnya seketika akan terlihat berwarna merah anggur saat terkena sinar matahari.

Hidupnya sudah cukup sempurna sekarang, menjadi seorang pengasuh di Silver Oak. Juga telah menemukan seseorang yang menyelamatkan dirinya dari nikmat obat-obatan dan halusinasi. Pria yang baik, cerdas, sopan, sabar dan hangat. Ketika Angela jatuh cinta kepadanya, Angela bersumpah untuk tidak melepaskan pria itu dari genggamannya.

Pria itu kini berdiri di depan pintu keluar bagian belakang gedung utama Silver Oak. Pria tinggi berambut cokelat mengenakan setelan casual berwarna biru tua, pria itu sangat tampan dengan iris mata cokelatnya.

Noel Smith, mantan asisten dosen semasa Angela berkuliah dulu. Kini calon suaminya telah menjadi seorang dosen di salah satu universitas bernama Ascadia Institute. Pria itu memegang tangan kirinya dan memasangkan sebuah cincin cantik di jari manisnya. Keduanya tersenyum.

"Oh crap!" umpat nenek Elena dengan mengelap kedua pipinya, sepertinya ia menangis terharu, "aku tidak tahu jika hari ini akan benar-benar terjadi." Ujarnya setengah menangis.

Pesta pertunangan itu diadakan kecil-kecilan di kebun belakang panti asuhan Silver Oak, mereka hanya mengundang anak-anak panti, tanpa adanya teman dekat ataupun saudara. Noel dan Angela kemudian berciuman tanda bahwa mereka telah terikat.

"Selamat, kak Angela!" teriak Ryan Taylor - salah satu anak panti asuhan yang merupakan cucu nenek Elena sekaligus mahasiswa yang diajar oleh Noel, kini Ryan berumur dua puluh satu tahun. Ia bertepuk tangan dengan berdiri, wajah bahagianya tergambar jelas.

Seluruhnya bertepuk tangan merayakan kebahagiaan atas pertunangan Noel dan Angela. Kedua terlihat tersenyum dan tertawa dengan bahagia, kelopak-kelopak bunga sengaja di jatuhkan dari lantai dua gedung agar terlihat seperti hujan menambah indahnya suasana kebahagiaan itu.

"Lihat Angela, ia terlihat seperti malaikat dengan gaun itu. Warnanya kontras dengan warna kulitnya." kata salah seorang pengasuh yang terpukau dengan kecantikan Angela.

"Dialah malaikatnya tuan Smith, tidak lama lagi ia akan berganti menjadi nyonya Smith." timpal yang lain.

Kemudian, seseorang menambahkan, "akhirnya Angela berbahagia setelah beberapa tahun mencoba untuk menyembuhkan diri, semoga semuanya lancar hingga tiba hari pernikahan mereka."

Dari sekian banyak tamu undangan dari panti Silver Oak, hanya satu anak yang terlihat tidak bahagia. Anak itu menekuk wajahnya, menyatukan kedua alisnya dan sesekali tertawa kecut, ia bahkan melirik tajam para pengasuh yang memuji keserasian Noel dan Angela. Ia duduk disebelah Ryan dengan menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Hei, bangun. Semuanya berdiri, kau juga harus berdiri, Stef." Bisik Ryan di telinganya.

Stefanie Putman berdiri dengan malas, ia mengikuti Ryan yang memintanya untuk bertepuk tangan. Stefanie bertepuk tangan dengan malas pula, ia menatap Noel dengan tatapan tidak suka.

Dalam hatinya bergemuruh, ia tidak terima dengan tibanya hari ini. Bagaimana mungkin Angela yang ia sayangi menikah dengan seorang pria macam Noel? Stefanie masih belum bisa merestui hubungan mereka. Ia bahkan terlihat iba dengan senyuman kebahagiaan Angela.

"Ckckck, seharusnya mereka tidak memutuskan untuk menikah." Gumam Stefanie dengan terus bertepuk tangan.

Menit berikutnya seluruh tamu undangan berfoto dan mulai mencicipi hidangan yang telah tersedia. Makannya tidak jauh-jauh dari makanan kecil dan manis kesukaan anak-anak dan para pengasuh panti.

Sementara Noel dan Angela bersama dengan nenek Elena sedang berbincang-bincang. Ketiganya terlihat akur dan diselimuti kebahagiaan. Percakapan mereka berakhir dengan Noel dan Angela yang memeluk nenek dengan penuh cinta. Nenek Elena kemudian membalas pelukan keduanya dan mengusap kepala mereka.

"Kau terlihat sangat cantik, Angela. Terus-teruslah berbahagia seperti ini." Kata nenek Elena dengan memegang tangan Angela. "Noel, nenek mohon jaga dia ya." Pinta nenek Elena kepada Noel.

Keduanya mengangguk bersamaan, mereka memasang puppy face. Lucu sekali. "Terkadang aku lupa kalau kalian berdua telah sebesar ini." Nenek Elena mulai terharu mengucapkannya.

Tidak ada yang bisa mengalahkan perasaan nenek Elena begitu melihat anak-anak yang ia asuh telah beranjak dewasa seperti saat ini. Rasanya bahagia karena mereka telah dewasa, apalagi sebentar lagi mereka akan menikah. Disisi lain juga merasa sedih saat harus merelakan anak-anaknya berjalan sendiri menghadapi kejamnya dunia orang dewasa.

Semenit berikutnya, nenek Elena memutuskan untuk kembali mengawasi anak-anak panti yang mulai berlarian.

Noel dan Angela duduk berdua dan mencicipi sepotong kue cantik dengan segelas champagne di sebelah mereka.

Noel melirik Angela yang sedang asyik memakan kuenya, ia menarik nafasnya dan dihembuskan lagi keluar. Noel lalu mencicipi kue di atas piringnya, hambar. Kemudian ia mengelap mulutnya dan mencicipi champagne yang ada di sebelahnya, masih terasa hambar.

Mata cokelatnya masih melirik ke arah Angela, memperhatikan Angela dari ujung rambut merah wanita itu, lalu turun ke bibir merah Angela yang sedang mencicipi kue, kemudian turun ke leher jenjang Angela yang terlihat sedang menelan potongan kue.

Noel masih melanjutkan kegiatannya, ketika ia melirik dada bulat Angela, Noel menelan ludahnya. Noel kemudian menarik kursinya mendekat, ia memeluk pinggang Angela. Meremasnya perlahan, hal itu membuat Angela meletakan sendoknya dan menoleh ke arah Noel.

"Ada apa?" tanya Angela dengan lembut di telinga Noel.

Noel menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa." Katanya.

Angela menatap Noel, menunggu ucapan Noel selanjutnya.

"Kau lebih cantik dari kue ini, aku tidak sabaran untuk mencicipinya."

Tiga puluh menit kemudian, Noel membuka pintu besar sayap timur sebelum akhirnya ia melumat bibir Angela dengan rakus. Keduanya berjalan ke arah bawah tangga besar utama. Noel mendorong Angela ke tembok, lalu melanjutkan ciumannya.

Ciuman Noel berhasil memantik api girah Angela, mereka bercumbu hingga menimbulkan suara decakan manis yang menggema di gedung besar itu. Keduanya melepaskan ciuman untuk menghirup oksigen, namun sebelum akhirnya Angela selesai mengambil nafas, Noel kembali menyerang bibir Angela.

Ciuman Noel berubah menjadi lebih ganas. Tangannya meraba-raba punggung Angela, mencari letak resleting gaun Angela.

"Cih, dimana kau menyembunyikan resletingnya, Angela?" decak Noel kesal.

Angela tertawa kecil melihat tingkah Noel. Angela menarik Noel untuk kembali berciuman. Ia bisa merasakan lidah Noel yang memaksa masuk untuk mengobrak-abrik isi mulutnya. Noel kemudian menarik resleting gaun Angela, membuka gaun Angela bagian atas dengan tidak sabaran. Ia kemudian menciumi leher Angela, meninggalkan beberapa tanda kemerahan disana.

"Lemme help you." Ujar Angela dengan menatap Noel dalam. Ia kemudian berlutut dan mulai membuka celana tunangannya.

Noel menyandarkan kepalanya ke tembok, diliriknya Angela yang telah berhadapan langsung dengan ereksinya. Angela menengadah menatap matanya. Wajah cantik nan manis itu akan terlihat bagus jika menyantap kejantannya.

"Do it." Ujar Noel dengan mendorong kepala Angela.

Angela membuka mulutnya, berawal dari jilatan-jilatan sensual yang sukses membuat Noel merasa merinding, kemudian kuluman hangat mulai menyelimuti tubuh Noel. Ia mengerang saat Angela menggerakan kepalanya maju mundur. Tiba-tiba saja Noel merasakan hisapan menggoda dari mulut kecil itu.

Cukup lama Angela memberinya kenikmatan melalui mulutnya, Noel kemudian menarik Angela berdiri, membalikan tubuh Angela ke tembok dan menyingkap rok gaun Angela. Menarik paksa celana dalam Angela, susah payah ia merobek bungkus kondom dan memasangnya. Angela telah bergerak-gerak gelisah di hadapannya. Tanpa lama-lama, Noel kemudian menyatukan tubuh mereka.

Suara desahan Angela menggema bersamaan dengan deru nafas Noel yang memburu. Angela mencakar-cakar tembok dan mencoba untuk menahan desahannya, ia takut seseorang akan mendengar suara erotis mereka. Namun, sayangnya gagal. Noel mempercepat gerakannya sembari berbisik di telinganya.

"Enak?"

Ah sial! Mengapa Noel harus menanyakan hal itu disaat seperti ini? Jawabannya sudah jelas enak lah! Apa lagi coba?

Serasa tidak cukup melakukannya di bawah tangga utama, Noel dan Angela kembali melanjutkannya di kamar Angela. Desahan dan erangan Angela semakin tidak tertahankan.

*

Disaat yang bersamaan, di sebuah ruang kantor mewah di pusat kota. Seorang pria sedang menatap laptopnya sembari memakai earphone miliknya. Ia menyesapi kopinya dan sesekali ia menyeringai.

Sudah satu jam lamanya ia mendengarkan suara desahan Angela dan nafas memburu Noel. Seringaian liciknya terlihat dan disadari oleh sekretarisnya yang berdiri di hadapannya. Ia kemudian melepaskan earphonenya.

"Carikan aku informasi mengenai Noel Smith." Katanya kepada sekretarisnya. "Setelah mendengarnya, aku jadi ingin mengenalnya."

Sekretaris itu memberikan salam sembari berkata, "baik, tuan Scorgia." Sekretaris itu kemudian keluar dari ruangannya.

Pria itu kemudian berdiri menatap ke luar jendela kantornya, ia menyesapi kopinya.

"Sebaiknya kita harus segera bertemu, Angela Vernon."

-Bersambung ke Chapter #03-