20 Romansa

Debaran di jantung Leony semakin berdentum-dentum ria. Pria yang bersamanya saat ini sudah mengutarakan perasaan cintanya. Alhasil, mau tak mau, ia juga harus mengakui bahwa memiliki rasa yang sama dengan Dika. Ia sudah terbuai oleh pesona pria itu.

Dika saat ini sedang menindih tubuh sintal Leony. Wanita itu hanya pasrah saat diperlakukan seperti ini. Tak ada perlawanan, karena memang ini yang membuatnya keenakan. Keduanya saling mengecup bibir, mengulum beberapa saat untuk merasai bagian dalam mulut. Lidah Dika bergerak ke sana kemari di dalam, bagaikan mengabsen deretan gigi-gigi Leony.

Leony mengeluarkan suara desah ketika berciuman dengan Dika. Pria itu pun semakin merasa bersemangat karenanya. Suara itu menjadi suara penyemangat dan akan terus ia gempur habis-habisan.

"Ony?"

"Iya, Dik, ada apa, ya?" tanya Leony sambil menatap lurus manik mata Dika.

"Aku gak mau melakukan lebih dari ini. Aku gak akan menyentuhmu sampai sana. Karena aku mulai menyukaimu. Kamu paham kan?" Dika membelai lembut pipi mulus milik Leony.

Bagi Dika, berbuat seperti ini saja dengan Leony sudah cukup. Ia tak mau terlalu kebablasan karenanya.

"Iya, Dik. Aku paham."

Benih-benih cinta di hati Dika sudah mulai tumbuh dengan subur. Anehnya, ia merasakan hal ini dengan seorang wanita yang berprofesi sebagai pekerja seks. Hatinya malah tertambat semakin dalam saja.

Leony masih nyaman berada di bawah tindihan tubuh Dika. Pria itu memberikannya kehangatan yang begitu luar biasa. Dika juga berjanji, tak akan berbuat lebih daripada ini. Seperti ini saja sudah membuat Leony merasa nyaman, bagaimana nanti kalau melakukan hal lebih?

"Ibu kamu gimana keadaannya, Dik?" tanya Leony yang mencemaskan Rani.

"Ya, begitulah. Ibu sering drop, karena kebanyakan beban pikiran. Maag Ibu sering kumat dan gak mau makan sama sekali."

Leony merasa kasihan sekali pada Rani. Ia ingin menengok keadaan wanita paruh baya itu, tapi tak mungkin. Rasa benci Rani padanya begitu besar.

"Kenapa tiba-tiba kamu nanyain soal Ibu?"

"Gak apa-apa. Cuma mau nanya aja kok."

Daripada memikirkan masalah lain, lebih baik mereka melanjutkan bercinta lagi. Dika begitu membabi buta, mencium pipi kanan dan kiri milik Leony. Pun juga melakukan belaian-belaian yang erotis di bagian lekuk tubuh sintalnya. Tangan Dika begitu lihai, menyusur setiap lekuk tubuhnya. Pria itu juga memainkan dua gundukan besar yang ada padanya.

Saat ini, mereka bercinta penuh dengan nafsu. Dika bahkan merasa tak rela kalau Leony digauli oleh pria lain, selain dirinya.

"Ony, aku mencintaimu," ujar Dika.

"Gimana bisa, Dik? Kamu mencintaiku secepat ini. Aku yakin, kamu pengen main-main aja kan? Aku masih belum sepenuhnya yakin loh."

Tatapan mata Dika begitu dalam kepada Leony. Dika berada di atas tubuh Leony dan mengecupnya singkat. Leony merasakan ciuman penuh hangat itu.

"Aku yakin, kamu pasti merasakan hal yang sama denganku." Dika mengedipkan sebelah mata setelah mengecup bibir Leony dengan singkat.

"Apa kamu serius sama aku, Dik?" tanya Leony.

"Iya, aku serius. Aku mencintaimu Leony. Jangan mau ya, nikah sama ayahku."

Leony langsung memukul lengan Dika dengan perlahan. Pria itu ada-ada saja. Terlihat wajah Dika yang masam ketika mendapatkan bogeman darinya tadi.

"Mana mungkin aku nikah sama ayah kamu, Dik. Aku aja gak cinta sama Mas Arif. Gimana sih kamu!"

"Aku takut." Dika beringsut dari atas tubuh Leony.

Pria itu duduk di sisi ranjang, disusul oleh Leony yang bangkit dan bersebelahan dengannya. Wajah cantik wanita itu pun ia pandang dengan lekat. Kemudian, Dika menggenggam tangan mulus Leony dengan erat.

"Kamu takut kenapa sih, Dik?"

"Bisa gak, kalau nanti malam, kamu gak usah layani pria-pria hidung belang itu?" Dika merasa takut kalau Leony melayani mereka.

"Maunya sih gitu, tapi gimana lagi? Aku disuruh sama Mira. Gak bisa nolak."

Leony hanya bisa pasrah dengan keadaannya sekarang. Wanita berparas cantik itu bisa merasakan kekhawatiran Dika saat ini. Pria itu terdengar mengembuskan napas dan menepuk-nepuk punggung tangannya.

"Aku secepatnya bakalan ngeluarin kamu dari sini. Terus kita berdua bisa nikah," ucap Dika yang asal-asalan.

"Hah, nikah?" Leony membelalakkan kedua bola matanya karena terkejut.

Dika mengangguk dengan cepat. "Iya, nikah. Kamu gak mau ya nikah sama aku?"

Kedua pipi Leony bersemu merah. Sembari merasa malu-malu karena ucapan Dika yang membuatnya senang bukan main. Kalau pun pria itu tulus mencintainya, sudah berarti Dika akan menerima segala kekurangannya saat ini dan nanti.

Cukup lama Dika berada di kamar ini bersama dengan Leony. Dua sejoli itu tampak tersenyum mesra. Leony mempunyai wajah yang cantik serta memikat lawan jenis, tak mampu membuat pria itu menolak pesonanya.

"Kamu belum jawab pertanyaan aku loh!" ujar Dika yang sedikit gemas.

"Pertanyaan yang mana?" tanya Leony yang pura-pura tak tahu.

Dika mengembuskan napas panjang. "Yang tadi itu loh, yang kamu mau gak nikah sama aku nanti?"

Leony hanya tersenyum tipis. Ia juga tak mengiyakan, tapi di sisi lain ingin bersama dengan Dika selamanya. Pria itu mengangguk-angguk.

"Hmm, jangan nolak ya nanti. Kamu bakalan aku ajak nikah!"

Dika melihat arloji yang ada di pergelangan tangannya. Sebentar lagi, ia akan pulang ke rumah agar Ayah dan ibunya tak merasa curiga. Pria itu bangkit dari tempat tidur dan merapikan pakaiannya. Melihat hal itu, Leony merasa tergugah dan langsung melingkarkan kedua tangannya ke leher Dika.

"Kalau nanti kita menikah, aku yang akan memakaikan kamu pakaian dan merapikannya seperti ini," ucap Leony yang tersenyum manja.

"Pasti dong. Kamu harus melayani aku sepenuhnya nanti." Dika mengecup kening Leony sejenak. "Ya udah, aku pulang dulu ya. Aku gak mau Ayah dan Ibu sampai curiga nanti."

"Iya, hati-hati di jalan, ya." Leony mengantar Dika sampai ke depan pintu kamar saja. Ia melambai-lambaikan tangan kepada pria itu.

"See you, Sayang."

Sinyal-sinyal cinta yang terjadi di antara mereka berdua sudah bertambah kuat saja. Dika juga sudah mengutarakan perasaannya pada Leony, bahwa dirinya mencintai wanita itu. Sekarang hanya tinggal peresmian hubungan mereka saja.

"Apa nanti Dika bakalan ngajak aku pacaran, ya?" tanyanya pada diri sendiri.

Leony ingin selalu bersama dengan Dika. Berdua menjalani cinta penuh rasa bahagia. Bagi Leony, baru kali ini ia merasakan cinta seperti ini. Jantungnya pun berdetak tak karuan saat berdekatan dengan lawan jenisnya itu. Mungkin benih-benih cinta ini tumbuh begitu cepat di antara mereka. Namun, Leony yakin bahwa Dika adalah cinta sejatinya.

"Ya Tuhan, biarkan aku bahagia kali ini." Leony memohon pada Tuhan, agar dirinya selalu bisa bersama dengan Dika selamanya.

avataravatar
Next chapter