1 Pembuktian Bahwa Dia adalah Seorang Pria

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ji Xiaonian yang mengenakan pakaian piyama tipis, saat ini dia tengah melangkah dengan kaki kecilnya dan diam-diam memasuki ruangan Bai Yan. Malam ini, dia bertujuan untuk membuktikan apakah Bai Yan benar-benar laki-laki atau tidak.

Siapakah Bai Yan itu?

Dia adalah pria berusia 28 tahun yang memiliki tinggi badan 188 cm. Dia merupakan seorang CEO dari perusahaan Shengtian dan pemimpin yang sangat ditakuti di dalam dunia bisnis. Semua orang mengetahui bahwa dia adalah orang yang kejam dan tidak memiliki ampun. Demi meraih tujuannya, dia bahkan rela melakukan apa saja.

Menurut kabar, Bai Yan belum pernah dekat dengan wanita mana pun. Demi memenangkan hatinya, banyak orang yang mengirimkan wanita kepadanya, namun semuanya sama sekali tidak disentuh olehnya dan langsung dikembalikan begitu saja. Akibatnya, tiba-tiba saja muncul sebuah rumor yang menggemparkan, kalau dia adalah seorang gay. Kabarnya lagi, dia menyukai kepala divisi di perusahaan Shengtian yang merupakan kakak laki-laki Ji Xiaonian yang bernama Ji Chen.

Demi mengonfirmasi bahwa rumor yang beredar di luar itu adalah kesalahan, Ji Xiaonian yang sejak lahir sudah tertarik dan memendam perasaan pada Bai Yan, bertekad untuk membuktikan bahwa pria itu bukanlah gay dan masih menyukai wanita. Hari ini juga dan bagaimanapun caranya, dia harus melakukannya. Menurutnya, pria itu hanya tidak paham bagaimana caranya akrab dengan wanita.

Saat Ji Xiaonian melongok ke ruangan sebelah, pintu kamar mandi terlihat terang serta terdengar suara gemericik air mengalir di telinganya. Dan ketika dia berpikir bahwa Bai Yan sedang ada di dalamnya, jantungnya berdebar-debar dengan sangat cepat dan tidak karuan.

Tidak lama setelah itu, pintu kamar mandi pun mengayun terbuka. Hal itu membuat Ji Xiaonian terkejut, lalu sibuk membetulkan posisinya. Kemudian, dia mengumpulkan seluruh tekadnya untuk menghampiri pria yang baru saja keluar itu.

Sementara itu, Bai Yan melangkah dengan ringan, berjalan keluar sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah dan lembap dengan jemarinya. Ketika merasakan adanya kehadiran orang lain, dia lantas menaikkan pandangannya dan matanya menangkap sosok lain di dalam ruangan tersebut.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya Bai Yan, dengan suaranya yang dingin, namun bulat dan dalam.

Ji Xiaonian tersenyum, kemudian berjalan mendekatinya. "Kakak laki-lakiku bilang… Kalau aku sendirian di rumah dan ketakutan, aku tinggal datang saja mencarimu."

"..."

Wajah Bai Yan sama sekali tidak mengeluarkan ekspresi, dia hanya mendorong Ji Xiaonian ke arah pintu, lalu berkata, "Sebelum aku naik pitam, lebih baik kamu cepat-cepat menjauh dari sini."

Melihat dirinya didorong keluar pintu, Ji Xiaonian tiba-tiba langsung memeluk lengan Bai Yan dan sama sekali tidak berniat untuk melepaskannya. Dia juga tidak mau berbasa-basi lagi dan langsung mengatakan niatnya, "Bai Yan, malam ini aku datang karena ingin membuktikan rumor yang beredar di luar itu salah. Aku ingin membuktikan kalau kamu suka dengan wanita, bukannya suka pada kakak laki-lakiku."

Kalau ternyata Bai Yan benar-benar suka dengan kakak laki-lakinya, sepertinya Ji Xiaonian akan benar-benar jadi gila. Pria yang begitu sempurna, tanpa cacat sedikitpun dan begitu luar biasa itu berhasil membuat Ji Xiaonian sudah menyukainya sejak kecil, bahkan selalu mendambakan untuk jadi pengantin wanitanya. Kalau ternyata pria itu benar-benar gay, maka bisa dipastikan dia tidak akan pernah menikah seumur hidupnya.

"..." Karena tiba-tiba dipeluk oleh Ji Xiaonian, gerakan Bai Yan berubah menjadi kaku. Dia pun berhenti melangkah dan menundukkan kepalanya, sedangkan sepasang matanya yang tampak seperti kolam yang dalam itu menatap lurus pada gadis di bawahnya. Dia menatapnya dengan ekspresi dingin dan hanya diam tanpa mengatakan apa-apa.

Ji Xiaonian juga mengangkat kepalanya dan balas menatapnya dengan tajam, namun dalam hatinya dia jelas-jelas gemetar karena ketakutan setengah mati. Tapi dia tidak ingin percaya dengan rumor di luar sana, jadi dia mengumpulkan keberanian. Bagaimanapun juga, dia harus menemukan cara untuk membuktikan bahwa Bai Yan adalah seorang pria sejati.

Kedua orang itu terus bertatapan satu sama lain, Bai Yan melihat Ji Xiaonian begitupun sebaliknya. Untuk waktu yang lama, tidak ada satupun yang bergerak sehingga membuat atmosfer di dalam ruangan berubah menjadi tegang.

"Pergi!" Tidak lama kemudian, Bai Yan berkata lagi dengan suara dingin sambil mendorong Ji Xiaonian tanpa belas kasihan.

Ji Xiaonian yang berada di sebelahnya, menatap perlakuan dingin Bai Yan. Tiba-tiba saja, muncul perasaan yang tidak menyenangkan di dalam hatinya. Akhirnya, dia berbalik dengan sedih dan berlari pergi.

***

Hari kedua.

Ji Xiaonian bangun dengan sekujur badannya yang terasa lemah. Setelah mencuci muka dan menggosok gigi, dari arah lantai bawah, dia mendengar suara klakson mobil. Dia lalu berjalan ke arah jendela dan melihat di gerbang vilanya terparkir mobil milik Bai Yan. Saat melihat pria yang ada di dalam mobil itu, kejadian kemarin malam pun terlintas lagi di benaknya.

Sebelum Ji Xiaonian sempat berpikir, Bai Yan melongokkan kepalanya dari jendela mobil, kemudian berteriak padanya yang berada di lantai atas, "Lima menit, kalau kamu masih belum mau turun ke bawah, silahkan jalan kaki saja ke sekolahmu!"

Sekolah?! Teriak Ji Xiaonian dalam hati. Sadar dirinya harus pergi ke sekolah, dia pun langsung bereaksi dan berteriak balik ke arah Bai Yan, "Ah… Oh, aku akan segera turun ke bawah, Kak Yan. Tunggu sebentar." Setelahnya, dia menarik tirai dengan tergesa-gesa, kemudian berganti baju dengan tergesa-gesa pula.

Kakak tertua sedang dalam perjalanan bisnis dan supir keluarga sedang ada urusan. Ji Xiaonian sudah izin tidak masuk selama beberapa hari, namun dia harus kembali bersekolah untuk mengikuti kelas pagi hari ini. Karena tempat tinggalnya adalah komplek vila di lereng bukit yang terkenal seantero kota, jadi taksi jarang melewati area ini. Dia pun hanya bisa menuruni bukit dengan menumpang mobil Bai Yan, kalau tidak, berjalan sampai mati pun tidak akan membuatnya sampai di sekolah.

Setelah beberapa menit kemudian, Ji Xiaonian menyampirkan tas sekolahnya dan duduk manis di dalam mobil Bai Yan. Dia berpikir bahwa sepertinya setelah ini suasananya bakal canggung dan memalukan karena mereka harus bertemu kembali setelah kejadian kemarin malam. Hal itu membuat kedua pipinya memerah dan jantungnya mulai berdebar-debar sejak dia keluar dari gerbang. Namun, ketika melirik pria di sebelahnya dengan hati-hati dan mendapati pria itu biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa, dia menjadi bingung dan bertanya-tanya.

Apakah dia tidak merasa malu? Ataukah dia tidak memedulikan kejadian tadi malam sama sekali? Batin Ji Xiaonian.

---

Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.

Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.

Terimakasih atas pengertian Anda.

avataravatar
Next chapter