12 Pacar Pengganti

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Bai Yan sebenarnya ingin sekali mengatakan bahwa bukan dia yang membeli rok itu. Tapi menyadari tatapan tajam ibunya itu, dia tidak bisa berkata apa-apa dan terpaksa menundukkan kepalanya untuk makan. Belum makan sampai dua suap, dia lalu bangkit berdiri dan berpamitan, "Ayah, ibu… Aku masih memiliki sedikit urusan di perusahaan jadi aku pergi dulu."

Bai Qilin meletakkan sumpitnya dengan kesal, lalu berkata, "Banyak sekali urusanmu, sampai-sampai tidak memiliki waktu di akhir minggu dan jadi tidak banyak menemani Xiaonian. Kalau ingin pergi, ya cepat pergi sana."

"Pergi sana! Pergi! Lagi pula Xiaonian akan menemaniku." Bai Yun juga berkata dengan nada tidak suka.

Mendengar gerutuan mereka, Bai Yan melempar pandangan ke orang tuanya. Meskipun perasaannya terasa tidak enak, tapi dia tetap mengambil jaketnya dan berjalan menuju pintu rumah. 

Untuk waktu yang lama, Ji Xiaonian hanya menundukkan kepalanya, tidak berani banyak melihat ke arah Bai Yan. Mendapati pria itu telah pergi, dia baru mengangkat kepalanya. Pandangannya lalu mengawasi dengan ketat ke arah pintu, dia merasa tidak rela dan juga merasa murung.

Setelah sarapan, Bai Yun menarik Ji Xiaonian ke arah ruang tamu untuk duduk dan berkata dengan penuh kepedulian, "Xiaonian, apa kemarin malam kamu tidak apa-apa? Xiao Bai itu seorang pria, jadi kadang-kadang gairahnya bangkit. Kalau nantinya dia lepas kendali, itu benar-benar tidak bisa dihindari. Kamu jangan memiliki perasaan buruk, ya?"

Kemarin malam, Bai Yun seorang diri ingin mencuri kesempatan untuk melihat apa yang terjadi di lantai atas. Dia ingin menyaksikan apa yang anak laki-lakinya lakukan terhadap gadis ini. Dan siapa yang menduga kalau pintu kamar dikunci. Dia berada di luar dan mendengar suara teriakan Ji Xiaonian yang tidak berhenti dari arah dalam kamar. Selain itu, terdengar pula suara berisik dari Bai Yan.

Bai Yun lalu menduga-duga, berdasarkan dirinya sendiri yang memang sudah berpengalaman, dia sangat yakin, kemarin malam kedua orang itu pasti melakukan hubungan intim. Memikirkan kalau akhirnya anak laki-lakinya seperti pria normal lainnya, dia tidak bisa menahan rasa bahagianya dan berterima kasih pada Ji Xiaonian karena semuanya berkat gadis itu. Jadi, mulai hari ini dan seterusnya, dia harus lebih menambah rasa cintanya pada gadis itu.

Mendengar perkataan Bai Yun, Ji Xiaonian merasa bingung. Dia lalu mengernyitkan alisnya sambil bertanya dengan penasaran, "Bibi, kemarin malam aku mabuk dan sama sekali tidak ingat apa-apa, apakah Kak Yan benar-benar…"

"Aku tahu..."

Sebelum Ji Xiaonian selesai berbicara, ucapannya dipotong oleh Bai Yun. Dia melanjutkan ucapannya sambil tersenyum, "Kamu mabuk. Tapi Xiaonian, jangan bilang ke Bibi kalau kamu sama sekali tidak ingat apa-apa karena aku mendengar dengan jelas dari luar pintu. Aku mendengar kamu terus-terusan memohon kepada Xiao Bai agar dia bersikap lebih lembut dan halus karena terasa sakit."

"Dan bahkan, aku juga mendengar Xiao Bai berkata, 'Nian Nian tidak sakit, tidak lama lagi juga sudah tidak sakit kok'. Menurutmu, dialog yang semacam ini, dikombinasikan dengan gerakan yang semacam itu, bukankah bisa menghasilkan sebuah kesimpulan? Bibimu ini adalah orang yang berpengalaman dan kalian tidak bisa membodohiku."

Namun, Ji Xiaonian tercengang dan merasa benar-benar kebingungan. Matanya yang besar itu berkedip-kedip dan memusatkan pandangannya pada Bai Yun. Saat ini, dia seolah merasakan sebuah dorongan untuk menangis. 

Maksud Bibi adalah kemarin malam aku dan Kak Yan tidur di atas ranjang dan berbuat hal seperti itu? 

Apakah itu mungkin? 

Tidak mungkin! 

Tapi, ketika aku bangun tadi pagi, mengapa sekujur tubuhku terasa kelelahan? Ditambah lagi, rasanya juga sedikit sakit di tubuh bagian bawahnya. Mungkinkah aku dan Kak Yan benar-benar melakukan hal semacam itu? Batin Ji Xiaonian.

Ji Xiaonian membelalakkan matanya yang besar itu karena terkejut, lalu menatap Bai Yun, dia sedikit tidak berani untuk mempercayai hal itu.

"Xiaonian, kamu tidak bisa bersikap seperti tidak terjadi apa-apa karena kamu adalah orang yang pertama kalinya melakukan itu dengan Xiao Bai kami. Jadi kamu harus bertanggung jawab padanya, kalau tidak, Bibi bisa mati karena sedih dan sakit hati." Karena takut Ji Xiaonian kabur dan tidak mengakui kejadian kemarin malam, Bai Yun lalu mengancamnya.

Ji Xiaonian benar-benar merasa bodoh. Tiba-tiba dia bangkit berdiri saat teringat pada sesuatu, dengan cepat dia membungkuk pada Bai Yun, lalu berkata dengan terburu-buru, "Bibi, aku masih ada sedikit urusan. Aku pergi dulu, dan aku akan mengunjungimu lagi di hari yang lain."

"Ah! Xiaonian, kamu…"

Tanpa menunggu perkataan Bai Yun keluar seluruhnya, detik itu juga Ji Xiaonian langsung mengambil langkah seribu ke arah pintu dan pergi keluar. 

Ketika berlari melewati gerbang depan keluarga Bai, mobil Bai Yan sudah lama menghilang sejak tadi. Ji Xiaonian lantas berpikir, pria itu pasti sudah pergi ke kantornya. Dia lalu kembali berlari dan terburu-buru pulang ke rumahnya, dia merasa harus menelpon pria tersebut untuk menanyakan kejelasan apa yang terjadi kemarin malam.

Kalau ternyata mereka benar-benar tidur bersama, maka dia...

Entah kenapa, tanpa terduga-duga di dalam hati Ji Xiaonian muncul sebuah harapan. Harapan kalau apa yang dikatakan oleh pelayan dan Bai Yun itu semuanya benar, harapan kalau dia dan Bai Yan benar-benar tidur bersama. Kalau memang ternyata benar-benar seperti itu, berarti Bai Yan pastinya tidak akan menikahi orang selain dirinya, seumur hidupnya. Dan bisa menikahi pria yang benar-benar disukainya, hal itu sepertinya membuatnya bisa bermimpi dan terbangun dari tidurnya dengan senyuman.

Setelahnya Ji Xiaonian berlari sampai ke depan pintu vila keluarganya sendiri, dia lantas menekan bel rumah dengan penuh tenaga karena melihat pintu yang tertutup. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya pelayan datang untuk membukakan pintu. Mendapati dirinya berdiri di sana, pelayan itu lalu berkata dengan hormat, "Nona, kamu sudah kembali."

"Hmm," jawab Ji Xiaonian dengan berdeham.

Ji Xiaonian segera masuk ke dalam rumah dan bersiap-siap mengambil telepon rumah untuk menghubungi Bai Yan. Namun, tiba-tiba dia melihat seseorang dari lantai atas yang berjalan menuruni tangga, dia pun menghentikan langkahnya. Dia lalu termenung menatap ke arah orang itu dan otaknya pun seolah berkabut.

Bagaimana bisa dia ada di sini? Batinnya.

Tanpa menunggu dan memberinya waktu untuk banyak berpikir, Lu Yifei sudah berjalan maju dan tiba di hadapannya dengan memasang senyum iseng, "Hehe, ada orang yang kemarin malam tidak pulang. Mengakulah dengan jujur, kamu main-main keluar dengan pria yang mana?"

Mendengar suara itu, Ji Xiaonian lantas merespons balik dan menatap lurus ke arah Lu Yifei, lalu bertanya balik, "Kenapa kamu bisa ada di rumahku?"

Ditambah lagi, Lu Yifei turun ke lantai bawah saat masih pagi. Ji Xiaonian berpikir apa mungkin kemarin malam pria itu tidur di rumahnya?

"Bukankah aku sudah bilang kepadamu, kalau aku adalah pengawal dan sopir pribadi dirimu? Dan ditambah lagi, bukannya aku juga pacar penggantimu? Tentu saja, pekerjaanku ini satu paket dengan tinggal dan menetap di rumahmu, jadi secara alamiah aku harus berada di rumahmu."

Lu Yifei memutari Ji Xiaonian, alisnya yang tebal itu sedikit naik dan sudut mulutnya sedikit menekuk membentuk lengkungan tajam. Dia lalu tersenyum misterius sambil berkata, "Bahkan pakaian pun semuanya sudah berganti. Kelihatannya progres kemarin malam lumayan juga, ya!"

Mendengar perkataan Lu Yifei yang aneh itu, Ji Xiaonian memutar matanya ke atas dan dia sudah siap menyanggahnya. Namun mendapati kakaknya sendiri yang sedang berjalan turun dari lantai atas, dia langsung menghampiri dan mengintrogasinya, "Kak, apa kamu yang memanggil orang ini untuk datang? Pengawal merangkap sopir? Aku tidak butuh! Untuk apa kamu selalu menghamburkan uang untuk meminta hal-hal semacam itu pada orang yang tidak berguna seperti ini?"

Dan ditambah lagi, bukankah keluarga ini sudah memiliki supir? Lalu, pengawal dan pacar pengganti macam apa ini? Untuk apa aku menginginkan yang seperti itu?! Pikir Ji Xiaonian.

"Kakakmu ini, baru-baru saja memancing emosi banyak orang jahat di luar sana. Aku takut mereka berbuat sesuatu padamu, jadi aku menyiapkan orang untuk menjagamu setiap harinya selama 24 jam. Kalau aku tidak melakukan itu dan kalau misalkan kamu jatuh ke dalam genggaman orang jahat, kakakmu ini tidak tahu harus bagaimana untuk mempertanggung jawabkan itu ke orang tua kita."

Ji Chen lantas berjalan menghampiri dan mengulurkan tangannya untuk menepuk-nepuk pundak Ji Xiaonian. Setelah itu, dia berjalan kembali untuk menuju ruang makan.

"Apa semalaman kemarin kamu tidur dengan enak di rumah keluarga Ji? Bai Yan tidak melakukan sesuatu yang buruk padamu, kan?"

Ji Chen menarik kursi dan mendudukinya, lalu mengisyaratkan Ji Xiaonian untuk sarapan.

Ji Xiaonian lalu berjalan menghampiri dan mendudukkan pantatnya di sebelah Ji Chen. Dia lalu bertanya dengan khawatir, "Untuk apa kamu memancing emosi orang-orang jahat? Dan apa benar, demi memikirkan keselamatanku, kamu memberikanku seorang pengawal?" 

Tapi entah kenapa, Ji Xiaonian merasa kalau sebenarnya persoalannya bukan karena itu. Dan lagi, melihat pria yang bernama Lu Yifei yang bahkan kelihatan lebih cantik dan lebih rapuh daripada perempuan, memangnya siapa yang bisa dilindungi oleh laki-laki seperti itu.

Ji Xiaonian selalu merasakan ada sesuatu yang salah dan mencurigakan, tapi dia kesulitan untuk mengutarakan hal tersebut."Tentu saja, kamu masih merasa kalau kakakmu ini membodohimu, kan?" kata Ji Chen. Dia menyapu pandangannya pada Lu Yifei, lalu memintanya untuk ikut sarapan.

Lu Yifei pun berjalan menghampiri mereka, setelah menarik kursi lalu mendudukinya, dia berkata pada Ji Xiaonian sambil tersenyum, Kamu tenang saja, aku tidak akan sampai mengganggu kehidupanmu. Kalau misalkan kamu tidak ingin melihatku, aku bisa menjaga jarak sejauh sepuluh meter darimu."

Ji Xiaonian pun lantas tidak dapat apa-apa lagi. Kalau memang ternyata kakaknya berkata seperti itu, lebih baik dia menurutinya dan cari aman saja.

avataravatar
Next chapter