4 Orang Bilang Dia Menyukai Laki-laki

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Mendengar Ji Chen akan menemaninya ke rumah keluarga Bai Yan, Ji Xiaonian langsung menghentikan tangisnya dan bergegas ke lantai atas untuk mengganti pakaiannya. Dia mengikat rambutnya menjadi ekor kuda dan mengganti pakaiannya dengan sebuah gaun karena takut terlihat jelek di depan Bai Yan. Kemudian, dia menarik kakaknya ke arahnya dan bertanya, "Kak, apa aku terlihat oke?"

Ji Chen menatapnya, gadis itu berperawakan pendek, tubuhnya juga langsing dan kecil, jadi memakai baju apa pun tetap saja terlihat kecil. Sudah mahasiswa tahun pertama, tapi dia tetap kelihatan seperti anak SMP. Dia lalu menghela napasnya, setelah kedua orang tua mereka meninggal, dia sibuk bekerja selama beberapa tahun ini. Dia berpikir kalau dirinya kurang memberikan Ji Xiaonian perhatian. Bagaimana mungkin anak kesayangan ayah dan ibu yang dibesarkannya ini begitu kecil seperti orang kurang gizi? Ini adalah sebuah dosa besar.

"Masih oke-oke saja, sih." Ji Chen memberikan jawaban yang setengah-setengah. Dia tahu kalau Ji Xiaonian tidak perlu dipuji karena jika terlalu banyak dipuji akan membuatnya melayang-layang.

"Aku tahu kalau kamu selalu membenciku." Mendengar jawaban Ji Chen yang setengah hati, Ji Xiaonian jadi sedikit tidak bersemangat. Dia lalu melangkah ke arah depan, setelah berjalan tidak begitu jauh, dia berhenti, kemudian menolehkan kepalanya untuk melihat Ji Chen yang berjalan mengikutinya.

"Biar kuberitahu sesuatu. Meskipun kamu tidak suka denganku, tapi aku tetap adikmu, adik yang punya hubungan darah. Kalau kamu berani menelantarkanku, ayah dan ibu yang ada di surga tidak akan membiarkanmu. Huh!" Setelah selesai bicara, Ji Xiaonian membalikkan badannya dengan penuh amarah dan berjalan ke depan.

Jarak rumah keluarga Ji dan keluarga Bai cuma beberapa ratus meter. Saking dekatnya, mereka bisa saling melihat rumah satu sama lain saat berdiri di lantai atas vila pada siang hari. Ji Xiaonian bahkan bisa sampai ke rumah mereka dengan mata tertutup dengan melewati jalan yang menuju ke rumah keluarga Bai ini.

Sesampainya di depan pintu vila keluarga Bai, Ji Xiaonian mengulurkan tangannya dan memencet bel rumah. Gadis bertubuh mini ini masih kelihatan gugup, dia benar-benar tidak tahu apakah perasaan marah Bai Yan sudah hilang atau tidak. Dia berpikir bagaimana kalau pria itu masih mengabaikannya? Biarpun begitu, dia tetap harus menampakkan dirinya di depan Bai Yan dan membuatnya memperhatikan dirinya kembali. Kalau tidak, bagaimana kalau ternyata pria itu benar-benar tertarik dengan kakaknya.

Tak lama setelah itu, pintu vila pun terbuka. Ketika pelayan keluarga Bai mendapati tamu yang datang ternyata adalah kakak-beradik keluarga Ji, dia lalu tersenyum dan menyambut mereka, "Oh! Tuan Muda Ji dan Nona Ji. Silakan masuk…" 

Ji Xiaonian membiarkan kakaknya berjalan di depannya, kemudian mengikutinya di belakang dengan malu-malu. Bagaimanapun, setelah hal yang terjadi antara dirinya dan Bai Yan, rasa malu masih menghantuinya sampai sekarang.

Pelayan tersebut lalu mengantar mereka ke ruang tamu. Di dalam ruang tamu itu, telah duduk pasangan suami-istri Bai, saat melihat Ji Chen datang dengan membawa Ji Xiaonian, semuanya menyambut dengan senyuman ramah, "Oh, ternyata Ji Chen dan Ji Xiaonian. Kemarilah, Xiaonian. Sudah seminggu tidak melihatmu, bibi jadi sangat merindukanmu."

Ji Yun sangat menyayangi kedua kakak-beradik Ji tersebut, terutama pada Ji Xiaonian. Entah apa alasannya, mungkin saja karena nama keluarga mereka sama-sama Ji. Dia dan ibu Ji Xiaonian adalah teman baik yang sangat akrab. Bahkan, ketika teman baiknya itu meninggal, dia mempercayakan anaknya, Ji Xiaonian padanya. Jadi, ketika gadis itu pergi menghampirinya, Nyonya Bai benar-benar menyayanginya seperti anak kandungnya sendiri. Mau bagaimana lagi, sehari-hari di rumah mereka hanya ada seorang anak lelaki yang membosankan. 

Kalau Ji Xiaonian tak hadir di rumah itu, tidak akan ada yang membuat marah dan rasanya benar-benar membosankan. Jadi, setiap ada waktu luang, Ji Yun selalu memanggilnya kemari untuk menemaninya dan menghabiskan waktu dengannya. 

"Paman dan Bibi, selamat malam." Ji Xiaonian berjalan menghampiri mereka dan berseru dengan suara yang manis. Melihat mereka berdua, dia selalu teringat dengan kedua orang tuanya. Kadang-kadang, sebenarnya dia ingin sekali memanggil mereka orang tuanya.

Tapi, belum sempat dia menghampiri keduanya…

"Hahaha, cepat kemarilah dan duduk di sini." Ji Yun tersenyum dan mendekat ke arah Ji Xiaonian. Dia pun melangkah sambil tersenyum dan mendudukkan dirinya. 

Tak lama kemudian, Ji Chen juga berjalan mendekat, lalu menyerahkan suplemen yang dibawanya dari perjalanan bisnis. "Bibi, Paman, ini semua adalah suplemen kualitas terbaik yang kubawa dari perjalan bisnis kemarin. Di rumah hanya ada aku dan Xiaonian, jadi tidak terlalu membutuhkan suplemen seperti ini, jadi aku memberikannya ke kalian berdua saja. Aku harap kalian mau menerimanya."

Bai Qilin mengambilnya dan menepuk-nepuk pundak Ji Chen sambil tersenyum, lalu berkata "Kamu ini, tiap kali perjalanan bisnis selalu membawakan oleh-oleh, membuat kami sungkan saja."

"Bukankah kita ini satu keluarga? Paman dan Bibi tidak perlu sungkan-sungkan. Apa Yan ada di lantai atas? Aku ingin menemuinya untuk membicarakan sesuatu," ujar Ji Chen sambil membalas senyuman Bai Qilin.

"Ada, ada. Kamu ke lantai atas saja, sepertinya dia ada di dalam ruang belajar," kata Bai Qilin sambil menunjuk ke arah lantai atas. Dia sangat mengagumi anak laki-laki dari keluarga Ji tersebut. Setelah kedua orang tuanya meninggal dini, dia lah yang mengurus beban perusahaan sebesar itu seorang diri dan juga membesarkan adiknya. Meskipun anak laki-lakinya sendiri, Bai Yan, juga banyak membantu kesibukannya, namun dia benar-benar memuji pencapaian yang sudah diraih oleh Ji Chen sampai detik ini. 

Ji Chen lalu membungkuk sekilas, kemudian berjalan menuju ke lantai atas. Sebenarnya Ji Xiaonian ingin mengikutinya, tapi menyadari dirinya yang sudah beberapa hari ini belum bertemu dengan Paman dan Bibi Bai, dia jadi sangat merindukan dengan mereka. Dia lalu melemparkan dirinya di pelukan Ji Yun seperti anak kecil yang manja.

"Bibi, kuliah sedikit tidak menyenangkan ya, sampai-sampai aku cuma bisa kembali seminggu sekali ke sini. Aku benar-benar rindu dengan kalian."

Ji Yun mengeratkan pelukannya pada anak itu dan tersenyum hangat, lalu berkata, "Benar sekali! Seminggu hanya bisa kembali sekali saja. Dan setiap hari tanpa Ji Xiaonian, membuat bibi benar-benar bosan. Tapi coba pikirkan baik-baik, kamu bisa belajar banyak hal dari kuliah."

Jadi bisa dibilang, kalau bukan karena Bai Yan mengajar di Universitas Ning Da, Ji Xiaonian tidak akan paham cara untuk beradaptasi di kampus selama empat tahun.

"Xiaonian, tahun ini kamu umur 19 tahun ya?" Bai Qilin tiba-tiba bertanya.

Ji Xiaonian melepaskan diri dari pelukan Bai Yun (Ji Yun menggunakan marga suaminya) dan menatap ke arah Bai Qilin, lalu mengangguk-angguk sambil berkata, "Ya, aku 19 tahun. Memangnya kenapa, Paman?"

"Hahaha, semuanya berlalu begitu cepat, sekarang Xiaonian benar-benar sudah dewasa ya. Di kampus sudah pernah pacaran atau belum?"

Pacaran? Gumam Ji Xiaonian dalam hati. Mendengar hal itu, pipinya langsung menjadi merah. Dia lalu menundukkan kepalanya malu-malu dan sibuk menepisnya, "Belum, memangnya siapa yang bakal naksir aku?!"

"Loh, kamu ngomong apa?" Bai Yun menarik tangan Ji Xiaonian. Sambil merapikan rambut di pelipis gadis itu, dia lalu berkata dengan penuh kasih sayang, "Ji Xiaonian, keluarga kita ini pintar, peka dan cantik, jadi seharusnya ada banyak laki-laki yang menyukaimu. Ah, kalau saja bibi punya menantu sepertimu, bibi bakal sangat lega dan puas." Dia mengatakan hal itu dengan raut muka yang sendu dan menyesal.

Ji Xiaonian menatap Bai Yun untuk beberapa saat. Hatinya tiba-tiba berdebar-debar, perasaannya pun berubah jadi sangat gembira dan sukar dijelaskan. Jadi menantunya? Benarkah? Apa Bibi benar-benar ingin aku jadi menantunya? Batinnya.

Ji Xiaonian benar-benar tidak bisa menyembunyikan perasaan riang dan antusias dari wajahnya. Dia lalu menggelayuti Bai Yun dan bertanya, "Bibi, apakah yang Bibir bilang itu benar-benar dari dalam hati? Apakah Bibi benar-benar…"

"Tentu saja apa yang aku katakan itu benar-benar berasal dari hati. Xiaonian, kamu juga pasti sudah benar-benar memahami Xiao Bai kami. Sejak kecil dia tidak pernah dekat dengan perempuan. Sudah sebesar ini pun, selain dengan kalian berdua, dia tidak pernah dekat dengan orang lain."

Xiao Bai adalah panggilan Bai Yan di masa kecilnya. Ketika pasangan suami dan istri Bai ada di rumah, mereka selalu memanggilnya dengan nama kecil tersebut.

Bai Yun lalu melanjutkan, "Aku tidak begitu sering membuka internet dan tidak begitu tahu dengan gosip-gosip. Tetapi paman mu ini melihat di internet ada orang yang bilang kalau Xiao Bai menyukai laki-laki, penyuka sesama jenis. Tentu saja, hal ini benar-benar membuat aku dan paman mu khawatir."

"Meskipun umur kalian berdua berjarak beberapa tahun, tapi kalau kamu benar-benar ingin bersama dengan Xiao Bai, kami akan mendukungmu seratus persen, Xiaonian," ucap Bai Yun lagi.

Bai Qilin juga setuju dan mengangguk, "Betul, Xiaonian. Kamu sekarang juga sudah dewasa, kalau memang benar-benar suka dengan Xiao Bai kami, ya silahkan saja bersama dengannya. Paman dan bibi benar-benar berharap kamu bisa menikah dengan Xiao Bai." 

avataravatar
Next chapter