11 Nian Nian Tidak Enak Badan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sepanjang perjalanan pulang, mobil Bai Yan melaju dengan cukup pelan. Sesekali dia melempar pandang pada seseorang yang bersandar di bahunya. Mendapati butiran air mata yang tidak henti-hentinya keluar dari bawah mata Ji Xiaonian, dia mengernyitkan alisnya, lalu memanggil dengan suara yang lembut, "Nian Nian..."

Karena ini adalah kali pertamanya Ji Xiaonian minum alkohol, perutnya terasa sangat bergejolak dan tidak nyaman sehingga beberapa kali dia merasa ingin muntah. Tapi dia bisa mencium aroma tubuh Bai Yan, dia selalu berusaha untuk menahan diri dan tidak membiarkan dirinya untuk muntah. Dia bahkan menahannya sampai membuat air matanya mengalir keluar, namun dia tetap tidak ingin muntah. 

Mendengar suara yang familiar itu, Ji Xiaonian lalu tersentak dan terengah-engah, kemudian merespon, "Hmm?"

"Apa benar-benar terasa sakit? Apa kamu mau kuantarkan dulu ke rumah sakit?"

Ji Xiaonian masih memeluk leher Bai Yan dengan erat. Dia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan bersikap seperti anak kecil, "Tidak, tidak sakit. Kalau dipeluk Kak Yan, Nian Nian jadi tidak merasa sakit."

"..."

Entah sejak kapan Bai Yan memiliki temperamen yang bagus dan bisa menoleransi kelakuan Ji Xiaonian yang suka berubah tiba-tiba dan susah diatur. Bahkan kini dia berinisiatif untuk mengantarnya pulang ke rumahnya. Dia berpikir kalau belakangan ini dirinya sedikit tidak normal. Dia mengira-ngira mungkin sejak malam itu, ketika gadis ini tiba-tiba memasuki ruangannya dengan sembunyi-sembunyi, dia mulai berubah menjadi tidak normal.

Memikirkan kejadian malam itu, Bai Yan tidak bisa menahan dirinya untuk menatap kembali Ji Xiaonian yang sedang bersandar di bahunya itu. Dia menatap wajah kecilnya yang cerah, mulus dan lembut itu. Lalu beralih ke mata, hidung dan telinga yang terlihat indah dan lembut, bibirnya yang penuh dan berisi yang juga kelihatan sama lembutnya. Benar-benar sangat imut dan menggemaskan.

Kelihatannya itu tidak penting, tapi Bai Yan tiba-tiba merasakan seperti ada sebuah tenaga yang bangkit, yang tidak henti-hentinya berkumpul dan berpusat ke arah sebuah titik. Lalu, ditambah lagi dengan kelakuan Ji Xiaonian yang sering bergerak hingga menggesek 'benda' di kedua pahanya.

Bai Yan lantas menginjak pedal gas dalam-dalam agar dapat mengantar Ji Xiaonian pulang dengan cepat. Dia ingin segera terbebas dari reaksi tubuhnya yang sangat mengganggunya ini.

Sesampainya di rumah, waktu baru menunjukkan pukul 10 malam. Dia langsung mengendarai mobilnya pulang ke rumah, tetapi tidak berhenti di gerbang rumah keluarga Ji. Kemudian, dia membopong masuk gadis yang sedang tertidur itu ke dalam rumahnya sendiri.

Di saat yang sama, Bai Yun, ibu Bai Yan biasanya sedang menonton drama Korea dan belum tidur. Mendengar ada suara gerakan di pintu, dia pun memalingkan wajahnya untuk melihat dan mendapati anak laki-lakinya sedang berjalan masuk dan membopong Ji Xiaonian.

Wanita itu terkejut dan segera bangkit berdiri untuk menghampiri, lalu bertanya, "Xiao Bai, Xiaonian kenapa?"

"Mabuk. Aku mau membawanya ke kamar dulu."

Karena takut ibunya akan melihat reaksi tubuhnya yang bangkit itu, Bai Yan sama sekali tidak menghentikan langkahnya dan berjalan membawa Ji Xiaonian ke lantai atas dengan langkah panjang.

Sementara itu, Bai Yun sedikit terkejut melihat pemandangan tersebut. Hari ini bukankah hari perayaan ulang tahun perusahaan? Mungkinkah Xiaonian juga pergi ke kantor perusahaan? Pikirnya. Tapi bukankah Bai Yan itu tidak suka dengan Xiaonian? bagaimana bisa malah membopong gadis itu pulang?

Bai Yun merasa sangat penasaran, tapi dia juga berpikir kalau ini juga merupakan sebuah pertanda yang bagus. Jadi dia memutuskan untuk tidak mengikuti Bai Yan dan mengganggunya, dia pun meneruskan menonton drama Korea.

Namun semakin memikirkannya, Bai Yun semakin merasa curiga. Karena merasa gelisah, dia pun langsung naik ke lantai atas dengan diam-diam untuk menyaksikan apa yang terjadi.

***

Keesokan harinya...

Ji Xiaonian terbangun di pagi buta dengan kepala yang berputar-putar dan terasa sakit. Kebiasaan yang biasa dilakukannya adalah membuka mulutnya, lalu berteriak ke arah luar pintu, "Kak, kakak…"

Namun, dia tidak mendengar ada jawaban sama sekali. Setelah itu, Ji Xiaonian menggosok-gosok matanya yang belum sepenuhnya terbangun, kemudian duduk dengan tubuh yang terasa lelah dan tidak bertenaga. Dia pun memandang dan meneliti sekelilingnya, lalu akhirnya dia tersadar bahwa ruangan itu bukanlah kamarnya.

Tapi tempat ini masih terasa sedikit familiar dan terlihat seperti... Kamar Kak Yan! Kamar Kak Yan? Astaga, bagaimana bisa aku berada di kamar Kak Yan? Gumamnya dalam hati. Seketika, Ji Xiaonian pun terkejut untuk beberapa saat. 

Sambil memegangi kepalanya, Ji Xiaonian mencoba mengingat-ngingat apa yang terjadi. Namun, dia benar-benar tidak bisa mengingat kenapa bisa terbangun di atas kasur besar milik Bai Yan. Kepalanya masih berkabut, dia lalu menyibakkan selimutnya dan hendak turun dari kasur. Lalu, saat itu dia baru menyadari bahwa baju yang dikenakannya adalah kaos laki-laki, ditambah lagi kaos ini adalah milik Bai Yan. Rupanya, dia juga tidak mengenakan celana dan hanya memakai sebuah celana dalam.

Bagaimana ini bisa terjadi?! Batin Ji Xiaonian. Dia terkejut karena isi kepalanya benar-benar kosong. Dia lalu bangkit dari kasur dengan tergesa-gesa dan sibuk mencari-cari pakaiannya di segala tempat, namun dia tidak menemukannya.

Tiba-tiba, pintu kamar pun terbuka. Ji Xiaonian lantas membalikkan tubuhnya dengan terkejut dan hanya mendapati pelayan keluarga Bai berjalan masuk sambil membawa pakaian perempuan yang masih baru di tangannya.

"Nona Ji, Tuan Muda Bai menyuruhku untuk mengantarkan baju ini untuk menggantikan bajumu."

Ji Xiaonian yang terkejut lantas berdiri terpaku di sana dengan pikiran yang kosong. Mungkinkah... yang mengantarkan aku pulang kemarin malam adalah Bai Yan? Dan apa pria itu juga yang membaringkanku tidur di kasurnya? Lalu, apa pria itu juga yang menggantikan pakaianku? Pikirnya.

Setelah beberapa saat berkutat dengan pikirannya, Ji Xiaonian lalu bergegas berlari menghampiri pelayan tersebut dan bertanya sambil memegangnya, "Bagaimana aku bisa di sini? Kemarin malam…" 

"Tuan muda yang membawamu kembali ke sini. Kamu terlalu banyak minum, lalu muntah dan membuat sekujur tubuhmu kotor. Tuan Muda Bai lalu membuang semua pakaian kotormu, dan karenanya, pagi-pagi ini dia sendiri yang pergi keluar untuk membelikan dirimu satu set pakaian. Jadi, cepat pakai bajunya, karena semuanya sudah menunggu mu di ruang tamu untuk sarapan!"

"..." Ji Xiaonian hanya bisa menatap kosong pelayan yang tersenyum dengan sangat ambigu itu. Apakah yang mengantarku pulang… Benar-benar Bai Yan? Lalu, apa pria itu juga yang membantu melepas pakaianku? Batinnya.

Tidak tahu mengapa, ketika dia berpikir itu adalah betulan karena pelayan mengatakannya seperti itu, perasaan gadis itu langsung bereaksi dan bercampur-aduk, dan dia lalu bergegas membalikkan badannya sambil memegang pakaian dengan perasaan malu, lalu berlari ke arah kamar mandi. 

Setelah berganti baju, Ji Xiaonian lantas turun ke lantai bawah. Pipinya merona merah seperti diwarnai oleh riasan, terlihat lembut, mulus dan juga sangat imut.

Mendapati Ji Xiaonian akhirnya turun ke lantai bawah, Bai Yun cepat-cepat mengulurkan tangannya untuk memanggilnya, "Ji Xiaonian, cepat sini dan duduk di sini."

Ji Xiaonian tiba-tiba mengingat kejadian kemarin malam saat melihat Bai Yan juga duduk di ruang makan, dia merasa sangat malu. Dia lalu berjalan menghampiri mereka dengan kepala tertunduk dan duduk dengan menggemaskan di sebelah Bai Yun.

"Rok ini kelihatan sangat bagus dan sangat cocok dengan Xiaonian. Seleramu benar-benar bagus, Xiao Bai," puji Bai Yun sambil tersenyum sampai matanya menyempit dan membentuk sebuah garis tipis.

Bai Yan mengangkat kepalanya dan ingin mengatakan sesuatu, tapi Bai Yun memelototinya dan cepat-cepat memotong, "Baiklah, ayo kita sarapan!"

avataravatar
Next chapter