18 Mengadopsinya Menjadi Adik Perempuan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Di rumahnya kekurangan adik perempuan? Pikir Fang Miaoling dengan masih menatap Bai Yan yang mengemudi dengan mata yang dipenuhi rasa bingung. Dia lantas tidak tahan untuk bertanya, "Itu... Kenapa kamu memilihku?"

Di seluruh Universitas Ning Da, ada banyak gadis seperti Fang Miaoling jika Bai Yan menemukannya. Dia benar-benar tidak paham, kenapa profesornya itu bisa memilih dirinya. Ditambah lagi, pria ini adalah orang yang luar biasa karena di umurnya yang masih muda sudah dipilih menjadi seorang profesor. Dia juga tampan dan bertubuh tinggi, bahkan tiap harinya pergi ke sekolah dengan mengendarai mobil Bugatti Veyron. Sekali melihatnya saja sudah bisa disimpulkan kalau dia adalah pria yang sangat kaya.

Dia adalah pria yang kaya, memiliki karir dan juga sangat tampan. Jadi kenapa dia bisa mencariku untuk dijadikan adik perempuan? Batin Fang Miaoling. Memikirkan sampai kepalanya pecah pun, dia masih tidak dapat menemukan alasannya. Tentu saja, di lubuk hatinya yang paling dalam, sebetulnya dia lebih merasa tersanjung dan juga terkejut, sampai-sampai susah diekspresikan dengan kata-kata.

"Kebetulan kamu yang paling sesuai, jadi aku memilihmu. Sekarang aku akan mengantarmu kembali ke sekolah. Jumat minggu depan, aku akan menjemputmu lagi untuk ke rumahku dan mengenalkanmu dengan ayah dan ibuku. Setelah itu, kamu benar-benar bisa memperlakukan mereka seperti orang tuamu dan juga tidak perlu sungkan denganku." Bai Yan berkata dengan nada ringan dan tidak banyak menatap Fang Miaoling. 

Pandangan Bai Yan tertuju lurus ke depan dan tampak serius mengemudi dengan raut mukanya yang terlihat suram seperti tertutupi oleh awan hitam. Fang Miaoling mengetahui kalau profesor satu itu selalu dingin dan tertutup, jadi dia juga tidak begitu peduli dengan raut mukanya yang suram itu. Dia duduk disana dengan sopan dan tidak terbayangkan betapa dia sangat berbahagia.

***

Belum lama Bai Yan membawa Fang Miaoling pergi, tidak lama setelahnya Ji Chen juga pergi. Dia lalu menelpon Lu Yifei dan menyuruhnya untuk mengantar Ji Xiaonian pulang. Acara bersenang-senang di akhir minggu ini sama sekali tidak memuaskan.

***

Pada minggu siang, Ji Xiaonian diantarkan ke Universitas Ning Da oleh Lu Yifei.

Mendapati Lu Yifei hendak membawa dan mengendarai mobilnya yang mencolok itu memasuki kampus, Ji Xiaonian cepat-cepat meneriaki dan menghentikannya, "Jangan mengendarainya masuk, aku turun di gerbang saja."

"Kenapa?" tanya Lu Yifei. Namun dia tidak mendengarkannya, lalu malah meneruskan mengendarai mobilnya ke arah depan.

Mendapati mobil sport itu memasuki kampus, Ji Xiaonian menatap si pengemudi dengan perasaan dongkol, lalu berkata dengan tidak suka, "Aku tidak mau menarik perhatian. Dan kamu juga, untuk apa kamu mengendarai mobil secepat ini? Nanti, kamu jangan datang ke sekolah lagi untuk menjemputku."

Kalau teman-teman di kampus tahu bahwa aku bersekolah dengan membawa pengawal, bagaimana aku bisa membaur dengan mereka? Batin Ji Xiaonian.

"Aku tidak akan datang untuk menjemputmu, tapi aku juga bakal tetap pergi ke sekolah!" balas Lu Yifei. Dia pun langsung mengendarai mobilnya menuju ke parkiran sekolah

Lu Yufei turun, lalu berjalan memutari badan mobil dan membukakan pintu untuk Ji Xiaonian, dia kemudian melepas kacamata hitam yang menempel di wajah tampannya. Dia tersenyum hingga sepasang matanya yang mempesona dan berbentuk seperti kelopak bunga persik itu menyipit, lalu menatap gadis itu.

"Apa kamu tidak tahu kalau aku juga belajar di sini? Aku mahasiswa tahun ketiga, dua periode di atasmu. Ah, tapi di kampus ini juga ada ribuan orang, jadi bisa dimaklumi kalau misalnya kita berdua belum pernah bertemu sebelumnya."

Lu Yifei memang benar-benar seorang murid di sini, dia kini berada di tahun ketiga jurusan seni. Ditambah lagi, dia adalah tipikal pria paling tampan di kampus yang sanggup membuat gempar dan membuat adik-adik kelas perempuan berkerumun mengejarnya. Hanya saja, di dalam kampus yang sebesar ini, tidak ada yang mengetahui orientasi seksualnya.

"Apa? Kamu juga bersekolah di kampus ini?" Ji Xiaonian menatap pria di hadapannya dengan terkejut. Dia turun dari mobil, lalu memutari Lu Yifei dua kali, dan memandangnya dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Ji Xiaonian lantas menggeleng-gelengkan kepalanya dengan sedikit tidak percaya, dia berkata, "Bagaimana bisa aku tidak pernah melihatmu?!"

"Bukankah aku sudah bilang?! Aku mahasiswa tahun ketiga dan di dalam sekolah ini ada banyak orang. Jadi kalau kamu tidak pernah melihatku, itu adalah hal yang normal. Kalau bukan karena kakakmu yang menyuruhku untuk menjemput dirimu, aku juga tidak akan pernah melihatmu."

Lu Yifei lantas menepuk-nepuk pundak Ji Xiaonian, lalu melanjutkan ucapannya, "Apakah kamu mau kuantar ke asrama?"

Sekujur tubuh Ji Xiaonian gemetar, lalu dia memasang senyum terpaksa dan menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, tidak perlu, lebih baik aku pergi sendiri. Selamat tinggal…"

Tubuh Lu Yifei yang mengenakan pakaian kasual berwarna putih bersih dan cerah itu, bersandar miring pada bagian depan mobil. Dia melambai-lambaikan tangannya ke arah Ji Xiaonian yang berjalan menjauh.

Sambil berjalan, Ji Xiaonian menolehkan kepalanya tiga kali untuk memandang Lu Yifei yang duduk bersandar pada bagian depan mobil. Di sore hari ini, cahaya dari matahari yang sedang terbenam pun menembus pepohonan, menari-nari dan menyebar di sekujur tubuh pria itu. Dari kejauhan, dia melihatnya tampak seperti pangeran yang berjalan keluar dari pandora yang ada di dalam mitos. Sangat tampan, sayangnya, dia menyukai pria.

Ji Xiaonian lalu melambaikan tangannya pada Lu Yifei untuk terakhir kalinya. Lalu, setelah mengalihkan pandangannya lagi ke jalan di depannya, dia pun pergi menuju arah asramanya sambil tersenyum.

Setelah sampai, Ji Xiaonian mendorong pintu asramanya, tiba-tiba dia menahan napas saking terkejutnya.

Belum sempat Ji Xiaonian bereaksi, teman sekamarnya yang bernama Tang Caiqi menyeretnya, lalu berjalan mondar-mandir dengan sebuah rok yang melekat di pinggangnya. "Lihat, Xiaonian. Bagus tidak? Ini merk Chanel," tanyanya.

Tanpa menunggu Ji Xiaonian untuk menjawabnya, Xiao Xiao yang berada di sebelahnya juga menyeretnya, sambil memainkan satu set kosmetik di tangannya. "Xiaonian, lihat, lihat, ini adalah satu set kosmetik lengkap yang diimpor dari Korea, apa kamu menyukainya?" tuturnya.

"..." Ji Xiaonian menatap meja di hadapannya dan mendapati tumpukan barang mahal di atasnya. Dia pun sedikit kebingungan. Kalau tidak salah ingat, biasanya kedua teman sekamarnya ini membeli rok dengan harga 200 Yuan saja sudah mengeluh mahal, tapi kenapa hari ini...

"Xiaonian, biar kuberitahu. Miaoling jadi orang kaya!" Mendapati sekujur wajah Ji Xiaonian dihiasi oleh ekspresi terkejut, Tang Caiqi bergegas menariknya dan berkata dengan gaya yang misterius.

Mendengarnya nama Miaoling, di dalam lubuk hati Ji Xiaonian yang terasa dingin itu ada semacam firasat buruk. Dia... Kenapa?"

"Dia menabrak anjing dan jadi beruntung."

Xiao Xiao ikut bergabung dengan pembicaraan tersebut dan berkata dengan wajah iri, "Apa kamu tahu Profesor Bai? Profesor yang tampan dan juga bertubuh tinggi itu yang mengendarai Bugatti ke kelasnya."

Ji Xiaonian mengangguk-angguk.

Tang Caiqi dan Xiao Xiao saling berebut untuk berada di hadapan Ji Xiaonian. "Apa kamu tahu? Pria itu tiba-tiba mengadopsi Miaoling untuk menjadi adik perempuannya. Baru saja Miaoling bilang pada kami, kalau minggu ini dia akan ikut pergi dengan Profesor Bai dan tinggal di rumahnya. Menurutmu, bukankah nasibnya lebih beruntung jika dibandingkan memenangkan hadiah satu juta Yuan?" kata mereka dengan antusias.

"Dan lagi, barang-barang mahal di atas meja itu adalah barang yang dibelikan oleh Profesor Bai untuknya."

"Miaoling juga bilang, nantinya dia bisa memanggil orang tua Profesor Bai sebagai ayah dan ibunya. Dia juga bisa memiliki apa pun yang diinginkannya. Profesor Bai akan memberikannya apa pun dan sangat-sangat baik kepadanya."

"..." Perkataan kedua teman sekamarnya itu seperti pisau tajam yang menembus lurus dan masuk tepat di jantung Ji Xiaonian. Di dalam rasanya sangat sakit, sampai-sampai dia tidak bisa bernapas.

Bai Yan mengadopsi Miaoling dan menjadikannya adik perempuannya? Sekarang adik perempuan, lalu di masa depan apa hubungan itu akan berkembang menjadi… Istri? Apakah pria itu benar-benar akan mengabdikan dirinya demi membalas budi? Pikir Ji Xiaonian.

Memikirkan kalau hal yang seperti itu memiliki kemungkinan untuk terjadi, Ji Xiaonian tidak bisa mengontrol emosinya. Dia membalikkan tubuhnya dan ingin berlari kabur, tapi tiba-tiba dia bertabrakan dengan Fang Miaoling yang membuka pintu dan berjalan masuk.

Mendapati Ji Xiaonian, Fang Miaoling pun berubah jadi benar-benar agresif. Dia menjadi sombong dan tampak bangga dengan diri sendiri. Hanya dengan melihatnya saja, Ji Xiaonian tidak ingin memiliki interaksi apa pun dengannya. Dia lantas berjalan memutar dan hendak pergi, namun tiba-tiba lengannya ditarik.

Fang Miaoling lalu mengedip-ngedipkan matanya ke arah dua teman sekamarnya yang lain. "Apa kalian bisa keluar dulu? Aku ingin berbicara dengan Ji Xiaonian," ucapnya.

Dua teman sekamarnya itu merasakan ada yang sedikit aneh, tapi saat mengingat kalau Fang Miaoling baru saja memberi mereka berdua barang mahal, mereka pun meninggalkan asrama dengan sukarela.

Sepeninggal kedua orang itu, Fang Miaoling lantas melepaskan lengan Ji Xiaonian. Dia tampak bangga dengan diri sendiri, lalu tersenyum sambil mendengus dan berkata, "Benar-benar tidak disangka-sangka, Profesor Bai mengadopsiku untuk menjadi adik perempuannya. Ditambah lagi, minggu ini aku akan pulang ke rumah bersamanya."

avataravatar
Next chapter