20 Datanglah Ke Kantorku

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Wajah Bai Yan tidak mengeluarkan ekspresi apapun, lalu berkata, "Dan berani-beraninya kamu masih sempat tertawa, bukankah seharusnya kamu cepat-cepat menghubungi dan bertanya dia ada di mana?"

Di mata Bai Yan, Ji Chen juga orang yang aneh. Ya, caranya melindungi adik perempuannya itu benar-benar aneh. Oke, sejujurnya, meski begitu sudah tak terhitung aku mengagumi cara kerja Ji Chen, batinnya.

"Kamu tenang saja. Kan, ada pacarnya, jadi tidak apa-apa," ucap Ji Chen.

Wajah Ji Chen tampak tidak peduli dan tidak menganggap hal itu penting. Dia lantas duduk bersandar dengan malas di sebuah sofa di hadapan Bai Yan, menyilangkan satu kakinya di atas kakinya yang lain dan langsung menelpon Lu Yifei. Dia bahkan mengeraskan suaranya selama berada di hadapan rekannya itu.

Segera setelah telepon tersambung, Ji Chen membuka mulutnya dan bertanya, "Bagaimana dengan Xiaonian?"

Mendengar itu, orang di seberang bergegas menjawab apa adanya, "Dia berada di penginapan. Kemarin malam dia memintaku untuk pergi ke bar bersama-sama. Dia lalu minum-minum sampai mabuk parah, jadi aku mengantarnya ke penginapan terdekat untuk istirahat."

Mendengar Lu Yifei berkata begitu, Ji Chen tidak merasakan apa pun. "Soal kejadian dia memukul orang, bagaimana itu bisa terjadi?" tanyanya lagi.

"Memukul orang?" Lu Yifei sedikit bingung, lalu melanjutkan ucapannya "Apa dia memukul seseorang? Aku tidak tahu."

"Kalau begitu cepatlah kembali ke sekolah dan cari tahu kejadian itu. Kalau pukulannya pada orang itu sangat parah, ingatlah untuk membayar biaya pengobatannya. Kelihatannya Kepala Departemen Jurusan di sana sangat marah. Kejadian ini kamu saja yang mengurus, jangan biarkan Xiaonian merasa diinjak-injak. Apa kamu mengerti?"

"Oke! Xiaonian juga sudah bangun. Aku akan mengantarnya kembali ke sekolah."

"Baiklah."

Setelah menutup telpon, Ji Chen menyadari kalau tiba-tiba ekspresi pria di hadapannya, yang terus mengawasinya selama dia sedang telpon, berubah menggelap seperti bagian bawah panci. Dia lalu berpura-pura bertanya pada Bai Yan, "Kamu tidak apa-apa? Raut mukamu itu tidak enak dilihat."

"Ji Chen, apa kamu tidak merasa kalau Ji Xiaonian itu sangat merepotkan?" Bai Yan bertanya dengan wajah tanpa ekspresi.

Munculnya pertanyaan semacam itu membuat Ji Chen merasa tidak paham dan tidak habis pikir. Dia Apa yang kamu bilang? Xiaonian itu satu-satunya kerabatku di dunia ini dan aku sangat-sangat menyayanginya sampai-sampai tidak peduli dengan apapun lagi. Bagaimana bisa aku merasa kalau dia merepotkan?" katanya yang mencemooh.

"Kalau begitu, kenapa kamu begitu ingin dan begitu antusias mendorongnya pergi dan ingin cepat-cepat terbebas darinya?" Sepasang mata Bai Yan menatap Ji Chen dengan dingin dan kaku, sekujur tubuhnya pun begitu dingin dan mengancam.

Ji Chen tiba-tiba menyadari sesuatu dan sepertinya memahami maksud Bai Yan. Dia lalu cepat-cepat tersenyum dan meneruskan permainannya dalam memancing pria di hadapannya, "Hal yang seperti itu seharusnya tidak perlu dijelaskan."

"Lu Yifei adalah kandidat yang bagus. Selain itu, tidak hanya tampan, tapi dia juga lembut dan perhatian. Dan yang terpenting, Xiaonian juga sangat menyukainya. Mereka berdua bisa disebut pasangan yang harmonis dan saling melengkapi satu sama lain," tutur Ji Chen melanjutkan ucapannya.

Ji Chen seperti mencium aroma cemburu yang begitu kuat, lalu tersenyum dengan penuh rasa bangga atas dirinya sendiri. Dia kemudian menyesap air teh dengan elegan dan meneruskan pembicaraan, "Aku ingin bilang, selama Xiaonian menyukainya, aku akan selalu mendukungnya. Dia adalah adik perempuanku dan aku mencintainya dengan sepenuh hati. Apa itu salah?"

"Menurutku kamu benar-benar gila," balas Bai Yan yang tahu-tahu marah tanpa alasan. Dia lalu mendorong dokumen yang ada di atas meja kantor menjauh darinya, lalu berkata dengan kaku, "Program ini tidak akan berhasil. Ambil ini kembali dan kerjakan lagi dari awal." 

Ji Chen bangkit berdiri dan berjalan menghampiri Bai Yan, mengambil dokumen tersebut dan mengeceknya sambil diam-diam melirik ke arah sahabatnya itu. Mendapati raut wajahnya yang tampak tegang dan masam, perasaannya menjadi sangat puas dan senang sampai sukar dijelaskan.

Setelah itu Ji Chen tersenyum dan berkata, "Oke, aku akan menyuruh orang bagian perencanaan untuk membuat ulang sekali lagi. Lagi pula ini bukan kerjaanku." 

Ji Chen tersenyum penuh kemenangan, lalu setelah bersiul sekali, dia lantas menarik pintu ruangan kantor dan berjalan keluar dengan langkah-langkah panjang. Sementara Bai Yan yang masih berada di situ duduk dengan perasaan yang kesal yang susah dideskripsikan. Beberapa lama kemudian, dia pun lalu mengambil ponselnya dan menelepon ke kantor Departemen Pengajar Universitas Ning Da.

***

Di Universitas Ning Da.

Lu Yifei akhirnya mengantar kembali Ji Xiaonian ke kampusnya. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke kantor Departemen Pengajar.

"Menurutmu, apa aku akan dipandang buruk oleh orang? tanya Ji Xiaonian. Sejujurnya, dia masih sedikit merasa takut. Bagaimanapun juga, dia adalah pihak yang memukul duluan, hal itu tentu akan diingat dan mempengaruhi reputasinya. Dan mungkin saja, nantinya akan merubah pandangan teman-temannya terhadapnya. Benar-benar nasib buruk! Kenapa saat itu aku tidak menahannya?! Pikirnya.

"Tidak apa-apa, bukankah masih ada aku? Aku bisa mewakilkan mu untuk meminta keringanan pada sekolah," ujar Lu Yifei yang kemudian menepuk pundak Ji Xiaonian sambil tersenyum lembut. Meskipun dia bahkan tidak tahu kenapa gadis itu memukul orang, karena saat dia menanyakan, gadis itu sama sekali tidak membahasnya barang sekata pun. 

Namun, Ji Chen menginginkan agar jangan sampai Ji Xiaonian diinjak-injak dan disalahkan. Kalaupun ternyata benar-benar anak itu yang salah, dia tetap harus memutar balikkan fakta.

"Lupakan! Siapa pun yang melakukan, orang itulah yang harus bertanggung jawab. Walaupun bakal dianggap buruk, biarkan saja!" kata Ji Xiaonian yang berusaha melapangkan dadanya. Dia berjalan ke arah Departemen Pengajar sambil mengangkat kepalanya dan membusungkan dadanya.

Kedua orang itu berdiri di ambang pintu Departemen Pengajar dan mengetuk-ngetuk pintu. Saat mendengar seseorang di dalam berteriak menyuruh masuk, Ji Xiaonian mendorong pintu hingga terbuka dan berjalan masuk. 

Ji Xiaonian berpikir kalau dirinya pasti akan dianggap dan diingat sebagai gadis yang memiliki sikap yang buruk dan pasti akan diomeli oleh Kepala Departemen Jurusan, kemudian diseret ke Fang Miaoling untuk meminta maaf. Tapi setibanya dia di hadapannya, pria tua berkepala botak itu hanya menatapnya lurus tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Hal ini membuat Ji Xiaonian terkejut dan tidak bisa menahan dirinya untuk membuka mulutnya dengan sangat hati-hati, "Itu... Pak Kepala, aku Ji Xiaonian. Bukankah Anda mencariku? Aku sudah datang."

Kepala Departemen Jurusan menatapnya, lalu berkata sambil melambaikan tangannya, "Pergilah, tidak ada urusan yang menyangkut dirimu." Atasannya baru saja menelpon dan berkata kalau permasalahan Ji Xiaonian akan diurus oleh dosen yang ditunjuk dan memintanya untuk tidak mengurusnya.

Ini adalah pertama kalinya pekerjaan Kepala Departemen Jurusan diambil alih oleh dosen lain. Meskipun hatinya merasa tidak nyaman, tapi telepon dari atasannya itu membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa dan terpaksa menyepakatinya.

Ji Xiaonian menatap Kepala Departemen Jurusan itu dengan terkejut karena tidak percaya pada pendengarannya. "Anda… Anda bilang apa? Tidak ada persoalan yang menyangkut diriku? Kalau tidak ada, untuk apa Anda menelpon kakakku? Bukannya Anda senang mencampuri masalah orang lain?" Dia sama sekali tidak menahan ucapannya dan mengutarakan apapun yang ada di pikirannya.

Mendengar hal itu, Kepala Departemen Jurusan menjadi emosi. Dia lalu membelalakkan matanya pada Ji Xiaonian dan berkata, "Anak ini! kenapa kamu seperti orang yang tidak berpendidikan? Apa kamu benar-benar menginginkan ada masalah? Apa kamu mau aku memberimu cap buruk saat ini juga?"

Ji Xiaonian mengerucutkan bibir kecilnya sambil menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak perlu, tidak perlu. Berhubung tidak ada masalah, aku pergi dulu. Tenangkanlah dirimu, Pak Kepala. Sampai jumpa."

Setelah selesai mengatakannya, Ji Xiaonian menyeret Lu Yifei dan berlari keluar dari kantor secepat angin. Dia benar-benar tidak menduga bahwa tiba-tiba Kepala Departemen Jurusan tidak mengejarnya lagi persoalan yang jelas-jelas serius semacam memukul orang lain. Kenapa jadi begini? Batinnya bertanya-tanya.

Ji Xiaonian menatap Lu Yifei sambil memiringkan kepalanya dan kemudian bertanya, "Apa mungkin kakakku sudah berkomunikasi dengan kampus?"

Lu Yifei menggeleng-gelengkan kepalanya dengan wajah tidak mengerti, lalu berkata, "Sepertinya tidak."

Bagaimanapun juga, Ji Chen meminta Lu Yifei datang untuk mengurus permasalahan Ji Xiaonian. Jadi tidak mungkin kalau pria itu yang membereskan masalah ini.

"Ya ampun, lupakan saja. Sudah cukup bagus kalau ternyata tidak ada masalah, oke?"

Suasana hati Ji Xiaonian berubah menjadi sangat bagus. Dia menarik lengan Lu Yifei, lalu bertanya, "Hari ini perasaanku begitu bagus, bagaimana kalau kamu aku traktir makan seafood?"

"Oke!!" jawa Lu Yifei.

Kedua orang itu lantas mengobrol sambil tertawa-tawa, mereka bahkan saling berpegangan tangan. Saat menuruni tangga dengan melompat-lompat kegirangan, mereka tidak menduga kalau berpapasan dengan Bai Yan yang naik dari lantai bawah, pria itu tampak sedang menggenggam buku pelajaran.

Mendapati Bai Yan, Ji Xiaonian tanpa sadar melepaskan tangan Lu Yifei, dan berdiri dengan malu-malu.

Meskipun Ji Xiaonian melepaskan tangan Lu Yifei dengan gerakan yang begitu cepat, Bai Yan masih dapat melihat perilaku kedua orang itu yang tampak begitu intim. Tiba-tiba, ada ledakan rasa sakit di dalam dadanya. Setibanya di hadapan gadis itu, dia tidak menatapnya dan berkata dengan suara dingin, "Datanglah ke kantor ku." 

avataravatar
Next chapter