17 Cemburu?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ji Xiaonian tiba-tiba menjauhkan dirinya dari pelukan Lu Yifei dan menatapnya. Dia lalu bertanya dengan bingung, "Apa kamu punya orang yang disukai? Orang sepertimu, laki-laki yang kamu suka itu, pastinya dia adalah pria yang benar-benar luar biasa? 

Ji Xiaonian berpikir seharusnya pria yang disukai oleh Lu Yifei adalah orang yang luar biasa. Disamping itu, dia ingin tahu siapakah pacarnya. Dia penasaran, apakah perasaan dua pria yang menjalin cinta akan sama dengan pasangan normal lainnya. Lagi pula konsep keduanya sama, yaitu dua orang yang saling suka, hanya saja diganti menjadi pria.

Selama memikirkan kalau Lu Yifei adalah seorang gay, Ji Xiaonian begitu penasaran dan ingin tahu siapakah pacar dari pria itu. Memikirkan ketika dua orang pria tampan yang membuat murka manusia dan dewa, sebab menyalahi aturan, menjalin cinta, membuatnya iri dan juga antusias. Dengan cepat hal itu mampu membuatnya melemparkan masalahnya yang barusan ke surga paling atas.

Ji Xiaonian lalu menarik Lu Yifen dengan antusias, lalu dengan tidak sabar menginginkan pria itu memberitahunya tentang semuanya. 

Lu Yifei menatap Ji Xiaonian yang tidak henti-hentinya terlihat antusias, sejujurnya dia sedikit kagum. Baru beberapa saat yang lalu gadis itu terlihat menyedihkan, terluka dan patah hati. Namun, saat menyebut dan membahas pasangan gay, seketika itu juga wajah kecil gadis itu yang tadinya berawan langsung berubah menjadi cerah. 

"Apa kamu benar-benar ingin tahu siapa pacarku?" tanya Lu Yifei sembari mengulurkan tangannya dan merangkul bahu Ji Xiaonian dengan santai.

"Ya… Ya… Aku benar-benar ingin tahu, cepat beritahu aku, apa dia juga sangat tampan? Kalau kalian sedang bersama, bagaimana caranya melakukan hal 'itu'? Dua-duanya sama-sama pria, jadi siapa yang menyerang dan siapa yang pasrah menerima?" tanya Ji Xiaonian sambil mengangguk dengan sangat antusias.

"..." Lu Yifei benar-benar tidak menyangka bahwa topik yang sensitif seperti ini ditanyakan oleh seorang gadis yang masih ingusan.

Tapi, Lu Yifei tidak menghindarinya dan menjawabnya dengan jujur, "Tentu saja dia sangat tampan, dan juga sangat luar biasa. Pria seperti dia, meskipun adalah seorang gay, secara alamiah dia juga dominan dan agresif."

"Wow, wow, wow... Astaga, terkutuklah aku. Mendengarnya saja aku jadi sangat malu…" Ji Xiaonian menutupi wajahnya yang mendidih karena salah tingkah dan merasa sangat malu. Dia lalu melanjutkan, "Tapi aku benar-benar suka mendengarkan omonganmu tentang dirimu dan pacarmu. Cepat beritahu aku, kapan kamu akan membawanya dan mengenalkannya padaku?"

"Tunggu sampai dia punya waktu."

"Berarti kita sepakat!" balas Ji Xiaonian.

"Hmm."

"Aaaaah, Yifei, makin lama aku benar-benar makin menyukaimu. Cepat beritahu aku, bagaimana kalian berdua bisa saling kenal?"

"..." Lu Yifei melempar pandangan ke Ji Xiaonian dan mendapati gadis itu tersenyum lebar-lebar, sama sekali tidak ada sisa-sisa rasa sedih. Dia pun juga sama sekali tidak pelit untuk berbagi cerita, jadi sambil berjalan, dia lalu membahas pengalaman cintanya. 

Kedua orang itu lantas pergi sambil berbincang-bincang dan tertawa. Mereka sama sekali tidak menyadari kalau tidak jauh dari situ, sepasang mata yang dalam dan suram tengah memerhatikan keduanya. Bahkan sampai kedua orang itu menghilang dari pandangan, tatapannya pun masih belum beralih dari tempat itu. Entah kenapa, di dalam dadanya terasa kecut dan pahit, yang rasanya seolah-olah seperti habis memakan lalat. Benar-benar tidak mengenakkan.

"Profesor Bai, kamu sedang melihat apa di sini?"

Di sebelahnya telinganya, tiba-tiba muncul suara seorang gadis.

Bai Yan mengalihkan tatapannya. Dia menolehkan kepalanya dan mendapati Fang Miaoling, lalu berkata dengan suara dingin, "Bukan apa-apa. Ayo, aku akan membawamu pergi memancing."

"Baiklah…" Fang Miaoling juga tidak banyak memikirkannya dan bergegas melangkah di belakang Bai Yan.

***

Saat tengah hari...

Di halaman terbuka pada vila tersebut, barbekyu telah disiapkan untuk dinikmati.

Saat waktu makan telah tiba, Bai Yan pun membawa Fang Miaoling ke halaman, dia mendapati Ji Chen seorang diri di sana. Setelah mendudukkan dirinya, secara mengejutkan dia membuka mulutnya dan bertanya, "Mana dia?"

Ji Chen menyandarkan tubuhnya di punggung kursi dengan santai, dia melirik Fang Miaoling, lalu mendengus dan tersenyum mencerca ke arah Bai Yan, "Maksudmu Xiaonian? Anak itu tadi sedang ngobrol-ngobrol dengan pacarnya dan menemukan sebuah tempat sepi, mereka pergi dengan begitu mesra. Sama sepertimu yang sebelumnya tidak pernah selalu membawa-bawa muridmu dan berbuat sesuatu yang tidak dilihat orang lain di sebuah tempat yang sepi, kan?"

Menurut pandangan Ji Chen, Bai Yan benar-benar berubah, sampai-sampai dia sudah tidak dapat mengenali pria itu lagi. Dan menurutnya di dalam hati pria itu sama sekali tidak ada tempat untuk Ji Xiaonian, bahkan setelah bertahun-tahun berlalu. Perilaku yang selalu menjauhi adiknya adalah karena sedang mencari gadis yang ada di sebelahnya ini. Lalu, kenapa Bai Yan masih saja mengurusi Xiaonian? Batinnya.

Maka dari itu, Ji Chen merasa begitu marah saat menghadapi Bai Yan yang telah berubah ini sehingga dia tidak bisa menahan dirinya dan ucapannya pun jadi kelewatan.

"Hei, Tuan. Jangan berbicara ngawur. Aku dan Profesor Bai tidak berbuat seperti itu," kata Fang Miaoling. Dia tidak mengenal Ji Chen, namun mendengar perkataannya yang tidak bersahabat, dia cepat-cepat membela diri.

Ji Chen mendengus dan tertawa, tiba-tiba wajahnya berubah dingin, lalu berkata, "Sejak kapan orang asing sepertimu dapat giliran untuk membuka mulut besarmu?"

Mendengarnya, Fang Miaoling menatap ke arah Bai Yan dengan sedih karena merasa diperlakukan tidak adil. Sementara raut wajah Bai Yan terlihat kecut tapi bukan karena Ji Chen yang meneriaki Fang Miaoling. Meski bukan karena gadis di sampingnya, dadanya terasa terbakar dan dia butuh menemukan orang untuk jadi bahan pelampiasan amarahnya. Dan kebetulan, Ji Chen berada di dalam jarak tembaknya.

"Kalau sedang bicara, jagalah kata-katamu! Dan juga, kalau aku dan muridku berbuat sesuatu, kamu akan datang lagi dengan membawa mulut besarmu itu?"

"Kamu…" Seketika itu juga Ji Chen pun merasa kaget. Dia menatap pria yang menjadi lawan bicaranya itu dengan terkejut. Ini baru pertama kalinya, Bai Yan bertingkah seperti orang asing karena berbicara kepadanya dengan seperti itu. Di hatinya, dia merasa begitu marah dan emosi.

Perasaan Bai Yan juga tidak nyaman dan mengetahui jika dalam kondisi seperti ini mereka jadi canggung untuk makan bersama Ji Chen. Dia pun bangkit berdiri dan berkata pada Fang Miaoling, "Aku masih ada sedikit urusan, jadi aku mau pergi dulu. Ayo, aku akan mengantarmu ke sekolah."

Fang Miaoling pun bergegas ikut bangkit berdiri, lalu mengikuti Bai Yan sambil berlari kecil.

Setelah kedua orang itu pergi, amarah Ji Chen pun meledak. Dia lantas membalik seluruh makanan yang ada di atas meja dan menumpahkan anggur. Dadanya terasa tertekan dan depresi, dia lalu mengangkat kepalanya, kemudian berteriak seperti orang gila, "Ahhhh...."

***

Awalnya Bai Yan hendak membawa Fang Miaoling pergi, namun saat tengah menaiki mobil, tiba-tiba dia mendapati Ji Xiaonian yang berada dalam rangkulan Lu Yifei tidak jauh dari situ. Keduanya berbincang-bincang dan tertawa sambil berjalan menuju ke arah tempat untuk makan. Pemandangan itu membuat perasaannya pun menjadi semakin suram.

Bai Yan lalu cepat-cepat masuk ke dalam mobil, menyalakan mesin dan mengendarainya dengan kecepatan sangat tinggi. Sementara Fang Miaoling duduk di kursi sebelah pengemudi. Hari ini, raut wajahnya terus terlihat suram dan tampak begitu mengerikan, namun muridnya itu masih merasa penasaran, lalu membuka mulutnya, "Anu... Profesor Bai."

"Bicaralah…" Bai Yan menjawab dengan singkat dan padat, dia sama sekali tidak melihatnya ke arah Fang Miaoling.

Fang Miaoling takut kalau dia bakal memancing amarah Bai Yan. Namun, dia menundukkan kepalanya, lalu tetap bertanya dengan kikuk, "Anu... Hari ini, kenapa kamu bisa menjemputku dan mengajakku main keluar?"

Fang Miaoling tidak percaya bahwa ada pria muda, tampan dan sukses dalam karirnya seperti ini bisa memedulikan seorang murid miskin seperti dirinya. Tapi, aku benar-benar tidak bisa memahami, kenapa pria itu memperlakukan diriku seperti ini? Batinnya.

"Keluargaku kekurangan seorang adik perempuan. Kalau kamu tidak keberatan, pergilah ke rumahku bersamaku dan jadilah adik perempuanku. Apa pun yang kamu inginkan, aku akan memberikannya kepadamu. Rumah, mobil, uang dan pekerjaan, apa pun yang kamu sebutkan, aku akan memberikannya," ujar Bai Yan yang berada dalam kondisi bingung, suara dinginnya pun berubah melemah.

Bai Yan tidak tahu kenapa ini bisa terjadi, namun ketika dia mengatakan hal itu, di kepalanya tiba-tiba teringat pada Ji Xiaonian. Gadis itu benar-benar seperti roh jahat yang mengganggu. Beberapa saat yang lalu, gadis itu masih bilang kalau dia menyukainya dan ingin bersama-sama dengannya. Namun saat dia membalikkan badannya, gadis itu sudah bersama dengan orang lain.

Semakin memikirkannya, Bai Yan semakin merasakan kalau dadanya seperti ditekan oleh sebuah batu raksasa, terasa begitu berat sampai-sampai membuatnya tidak bisa bernapas. Dia juga tidak bisa memahami apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Cemburu? Apa ini sebuah lelucon? Bagaimana bisa aku cemburu karena gadis itu? Pikirnya.

avataravatar
Next chapter