12 Ayah Lu Yang Malang

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Kebetulan Lu An sedang menundukkan kepalanya untuk makan daging, sehingga fotonya agak tidak jelas. Wajahnya hanya terlihat samar-samar. Foto itu hanya menunjukkan gadis berbaju merah muda.

Lu Xiao juga tidak terlalu memperhatikan, dia dengan marah mengirimkan foto itu. Menunggu untuk melihat reaksi para b*jingan kecil ini setelah dikejutkan oleh adik perempuan mereka, dan kemudian—

Putra kelima

[Ayah, kamu membosankan. Kamu menyewa orang untuk berpura-pura jadi adik kami, kan?]

Putra kelima

[Apa kamu sadar kamu sudah menipu dirimu sendiri???]

Putra kelima

[Sudah aku katakan bahwa tidak mungkin bagi adik perempuan kami untuk kembali ke keluarga kita. Meskipun aku sangat marah, tetapi ini sudah tujuh belas tahun, tujuh belas tahun bukan tujuh belas hari! 

Putra kelima

[Tujuh belas tahun itu cukup untuk memperkuat karakter seseorang. Setan pun tahu bahwa adik dibesarkan oleh wanita itu. Lagi pula, jika kamu benar-benar bosan, aku akan pulang untuk menemanimu ketika urusanku sudah selesai.] 

Ayah

[Cuih cuih cuih! Menemani kepalamu! Kamu cuma anak bau yang selalu mengandalkan ayahmu, siapa yang mau kau temani!]

Pak Tua Lu benar-benar marah!

Putra kedua yang paling jujur ​​juga muncul untuk membujuknya.

[Ayah, meskipun aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi jika kamu masih memikirkan adik perempuan yang dibesarkan di rumah orang lain, aku juga menyarankanmu untuk menyerah.]

[Apa kamu belum melihat orang tua dari keluarga itu? Yang bersama dengan kita selama tujuh belas tahun saja tidak bisa berubah. Apa yang bisa kamu harapkan dari adik perempuan itu?]

[Aku dengar kamu pergi ke rumah mereka untuk membuat masalah lagi. Keluarga mereka sudah mencari pengacara untuk menuntutmu. Kamu bisa menyiapkan beberapa makanan ringan dan aku akan menemanimu saat semua kasusku sudah selesai. Jangan membuat masalah!]

Jangan buat masalah!? Apa aku membuat masalah? Kamu yang membuat masalah!!

Karena kamu tidak tahu apa yang terjadi, jangan sok tahu!

Pak Tua Lu marah, dan tak lama putra ketiga dan keempat juga muncul—

Putra ketiga

[Ayah, /usap kepala/ kasihan]

Putra keempat

[Ayah, /usap kepala/ saat urusanku selesai aku akan pulang dan menemanimu ya.]

Satu per satu, semua mengatakan hal yang sama!

Lu Xiao benar-benar marah kali ini.

Sekelompok b*jingan ini!

Dan juga, kenapa putra pertama tidak mengatakan apa-apa!?

Pada saat ini, dia sedang syuting dan bahkan tidak melihat ke ponselnya.

Jika dia melihat pesannya, mungkinkah dia akan menyuruh putra ketiga membawanya ke rumah sakit jiwa?

Ayah Lu yang malang, "..."

Lupakan saja. Saat kamu kembali nanti dan melihat adik perempuanmu yang imut, kita lihat bagaimana reaksimu!

Ayah

[Huh!]

Dengan marah dia membuat ekspresi menghina, dan Pak Tua Lu berhenti memperhatikan putra-putranya.

Untuk apa memperhatikan putra-putranya ini?

Putrinya sangat imut, cukup melihat putrinya saja sudah bagus, kan?

"Oh ya, putriku, ada apa dengan anjing ini?"

"Depresi?"

Lu Xiao mengangkat tangannya ke atas kepala anjing yang murung di pojok meja. Dia sudah memberinya daging tapi anjing ini tidak memakannya, "Ngomong-ngomong, menurutku anjing ini agak aneh."

"Ya, mungkin dia berfantasi menjadi raja tiran, tapi akhirnya malah terlahir kembali sebagai anjing. Memikirkannya, dia jadi merasa sangat tertekan."

Gadis kecil itu berkata dengan santai, meminum minuman ringannya sambil mengunyah daging.

Diam-diam dia melirik anjing kecil itu, hendak memberitahu ayahnya untuk mengabaikannya. Tapi dia malah mendengar lelaki tua itu tertawa dan berkata, "Kalau begitu sepertinya ini anjing yang cukup keras kepala!"

 "Anjing yang ingin menjadi raja tiran bukanlah anjing yang baik. Jadi kita panggil saja dia raja naga tiran?"

"Guk, guk guk!" Itu adalah nama yang cocok untukku!

Raja tiran kecil itu sangat senang, matanya berkilauan, dan ekor kecilnya berayun kesana kemari~

Hehehe, dia seperti naik ke langit ketujuh!

"Wah, putriku, sepertinya dia suka nama raja naga tiran ya?"

Lu Xiao sangat heran.

Dia akhirnya memberikan sepotong daging ke mulut si raja tiran kecil ini.

avataravatar
Next chapter