1 Diajak Menikah

Hari ini adalah hari minggu, Kirana sedang beristirahat dari aktivitasnya bekerja. Ia adalah seorang karyawan diperusahaan swasta yang berada di Jakarta. Dari hari senin sampai dengan hari jumat, ia bekerja, hari sabtu pun terkadang masih disuruh lembur oleh atasannya. Ia bisa istirahat hanya dihari minggu.

Drrrtt... Drrrttt...

Handphone Kirana bergetar, Kirana langsung melihatnya, ternyata ada pesan dari Farhan, Farhan adalah kekasihnya.

[Pagi cantik, lagi apa?]

[Baru bangun dari memimpikan kamu!]

[Oh ya? Kamu mimpiin aku apa?]

[Mimpiin kamu nikahi aku]

[Ya semoga aja, aku bisa secepatnya menikahi kamu]

[Aamiin]

[Ketemuan yuk di balkon!]

Kirana langsung keluar kamar, berlari menuju balkon rumahnya. Kirana masih memakai baju tidur, rambutnya masih berantakan. Sama, Farhan pun begitu. Mereka berdua memang sering bertemu di balkon yang berhadapan, mereka saling tertawa, lalu ngobrol dengan bahasa isyarat, hanya mereka berdua yang mengerti.

"Kiran, bangun!" Panggil Ibu sambil mengetuk-ngetuk pintu kamarnya.

"Aku masuk kedalam dulu ya!" Ucap Kirana pada Farhan.

"Iya Bu, aku udah bangun dari tadi." Jawab Kirana seraya menghampiri ibu.

"Ayo, bantu-bantu ibu! Hari ini mau ada arisan ibu-ibu dirumah, ibu mau masak. Ayo, kamu turun!" Perintah ibu.

"Arisan ibu-ibu?" Tanya Kirana.

"Iya!"

"Ibu-ibu komplek sini?"

"Iya!"

Dengan semangat, Kirana langsung turun dari kamarnya menuju dapur untuk membantu ibu, karena nanti pasti ada calon mertuanya, yaitu Mamanya Farhan makanya ia jadi bersemangat. Farhan adalah tetangganya, rumahnya berada tepat didepan rumah Kirana. Farhan dan Kirana sudah berteman sejak kecil sampai pada akhirnya mereka dekat, lalu kuliah di kampus yang sama dan pada akhirnya mereka berpacaran.

"Kamu goreng kerupuk dulu ya! Ibu mau beli telur dan gula." Suruh Ibu sambil memberikan kerupuk yang harus digoreng oleh Kirana.

"Iya!"

Kirana melakukan apa yang ibu perintahkan, lalu ia melanjutkan bantu-bantu yang lainnya. Membantu ibu memasak sebagai latihan untuknya, agar ketika ia menikah nanti, ia sudah bisa memasak.

Makanan sudah tersedia semua dimeja, Kirana bersiap-siap, ia dandan tipis-tipis, memoles wajahnya dengan bedak dan lipcream, ia juga memakai dress selutut berwarna pink, rambutnya ia biarkan tergerai panjang, kalau nanti calon mertuanya melihatnya, ia berharap akan terpesona dengan kecantikannya.

"Kamu mau kemana?" Tanya ibu yang heran melihat Kirana.

"Aku mau bantu-bantu ibu!" Jawab Kirana sambil tersenyum manis.

"Mau bantu-bantu aja cantik banget!" Ucap Ibu sambil menuangkan sayur ke mangkuk besar.

"Iya dong, aku harus terlihat cantik!"

"Yaudah, angkatin makanannya ke ruang tamu yuk!"

Ibu-ibu mulai berdatangan, Kirana membantu ibu membawakan makanan keruang tamu.

"Duh, cantik banget nih Neng Kirana!" Ucap salah seorang ibu dihadapan Kirana.

"Bu Lusi, itu calon mantunya cantik banget!" Ucap ibu yang duduk disebelah ibu Lusi. Ibu Lusi adalah ibunya Farhan.

Kirana melihat kearah calon mertuanya, Ibu Lusi tersenyum melihat Kirana. Kirana berharap, ia akan menyetujui hubungannya dengan anaknya.

Kirana beranjak keluar, ia melihat kerumah Farhan, memperhatikan motornya yang terparkir digarasi rumahnya, itu berati Farhan ada dirumah. Kirana sudah biasa melihat kearah rumahnya, dengan begitu ia bisa mengetahui apakah Farhan ada dirumah atau tidak.

Arisan dirumahnya Kirana sudah selesai, ia membantu ibu membereskan piring-piring, lalu mencucinya, sedangkan kedua adiknya membersihkan lantai. Kirana mempunyai dua adik, yang satu bernama Rania, ia duduk dibangku SMA kelas 2 dan yang satu lagi bernama Fanya, ia masih duduk dibangku SMP kelas 1. Kirana sebagai anak pertama harus selalu memberi contoh yang baik kepada adik-adiknya yang semuanya adalah perempuan. Ibunya selalu mendidik ketiga putrinya agar jadi perempuan yang rajin, rajin belajar, rajin mengerjakan pekerjaan rumah dan juga rajin beribadah.

***

Malam ini Kirana terkejut, Farhan tiba-tiba menjemputnya kekantor, padahal jarak dari kantornya menuju kantor Kirana lumayan jauh tapi ia tumben sekali datang untuk menjemput Kirana.

"Kita mau kemana sih?" Tanya Kirana seraya naik keatas motor Farhan.

"Udah kamu ikut aku aja!"

Kirana tak tahu, Farhan akan membawanya kemana. Biasanya, Kirana pulang dengan menaiki ojek online, tapi kali ini sang pangeran menjemputnya. Mereka berdua biasanya jalan hanya di malam minggu, seperti anak muda pada umumnya, malam minggu mereka selalu makan malam bersama, lalu mereka ngobrol, sampai terkadang mereka lupa waktu, ngobrol hingga larut malam.

Farhan memberhentikan motornya pada sebuah Cafe, ia menuntun Kirana untuk masuk kedalamnya, lalu Farhan mempersilahkan Kirana duduk. Mereka pun memesan makanan.

"Aku punya sesuatu untuk kamu!" Ucap Farhan dengan sumringah.

"Apa?" Tanya Kirana penasaran. Lalu Farhan mengeluarkan suatu benda kecil dari dalam tasnya.

"Ini!" Ucap Farhan sambil memberikannya kepada Kirana.

Kirana membuka kotak kecil ini, ternyata isinya adalah sebuah cincin emas.

"Ini untuk aku?" Tanya Kirana.

"Iya!"

"Bagus banget!" Puji Kirana sambil memegang cincin itu.

"Sini, aku pakaikan!" Ucap Farhan, lalu Farhan memakaikan cincin itu dijari manis tangan kiri Kirana.

"Kamu suka?" Tanya Farhan.

"Suka banget!"

"Kamu... Mau ga nikah sama aku?" Tanya Farhan sambil menatap mata Kirana.

"Menikah?" Kirana terkejut.

"Iya!"

Kirana tidak menyangka, Farhan mengajaknya menikah secepat ini.

"Hei, kok kamu bengong?" Farhan mengagetkannya.

"Iya, aku ga nyangka aja kamu mau ngajakin aku nikah secepat ini. Karena uang tabungan kita aja masih sedikit."

Kirana dan Farhan mempunyai tabungan bersama dari gaji mereka bekerja, rencananya tabungan itu akan mereka pakai untuk pernikahan mereka nanti, makanya mereka nabung bersama dalam satu rekening.

"Iya, aku berpikir, untuk apa kita pacaran lama-lama. Karena aku juga udah kenal kamu dari kecil dan aku yakin hanya kamu yang bisa membuat aku bahagia." Tutur Farhan dengan raut wajah bahagia.

"Memangnya Mama kamu setuju?" Tanya Kirana.

"Justru malah Mama yang nyuruh aku untuk cepat-cepat menikah." Jelas Farhan.

Orang tua Kirana sebenarnya sudah tahu kalau Kirana pacaran dengan Farhan, tapi mereka selalu bilang kalau mereka menginginkan mantu yang jauh bukan mantu yang jaraknya sejengkal dari rumah.

"Gimana, kamu mau ga kalau kita menikah?" Tanya Farhan lagi.

"Ya mau! Tapi, aku harus meyakinkan orang tuaku dulu."

"Iya, nanti biar aku yang langsung bicara sama kedua orang tua kamu ya!" Ucap Farhan.

"Ga usah! Biar aku aja dulu yang ngomong sama mereka." Tutur Kirana.

"Oke!"

Kirana harus meyakinkan kedua orang tuanya, bahwa inilah pilihannya yang insyaAllah terbaik untuknya. Kirana sudah mengenal Farhan dari kecil, Kirana sudah tahu sifat-sifat baik dan buruknya, Kirana sudah bisa menerimanya. Farhan juga sangat sayang kepada Kirana dan mau menerima Kirana apa adanya. Farhan adalah cinta pertama Kirana, berawal dari cinta monyet saat kecil sampai mereka dewasa, laki-laki yang Kirana cintai hanya Farhan. Kirana pernah beberapa kali memutuskannya, lalu tidak sampai 3 hari mereka baikan lagi, begitu terus hingga beberapa kali. Kirana tak pernah bisa jauh dari Farhan, Kirana tak pernah bisa melupakannya.

Drrttt.... Ponsel Kirana bergetar, ibu meneleponnya.

"Hallo, Bu!"

"Kiran, kok belum pulang?"

"Iya, sebentar lagi aku pulang."

"Kamu lembur?"

"Ng-gak!"

"Lagi jalan sama Farhan ya?"

"He... He... He... Iya!"

"Ini kan bukan malam minggu! Kok kamu malah pacaran sih?"

"Aku cuma makan diluar sebentar kok Bu!"

"Yaudah, cepat pulang ya! Besok kan kamu kerja."

"Iya Bu!"

"Udah ya! Ibu tunggu dirumah."

"Iya!"

Ibu menutup teleponnya. Kirana melanjutkan makan malam bersama Farhan.

"Ibu kamu marah? Maaf ya!" Ucap Farhan.

"Nggak sih, ibu cuma bingung aja kenapa aku belum pulang, karena biasanya aku selalu pulang tepat waktu."

"Yaudah, diabisin makannya! Sebentar lagi kita pulang." Ucap Farhan sambil menghabiskan sisa makanan dipiringnya.

"Iya!"

"Nanti kalau udah nikah, kita tinggal dimana?" Tanya Kirana.

"Dirumah aku dong!"

"Dirumah aku aja!" Pinta Kirana.

"Dimana-mana tuh istri harus nurut apa kata suami, istri harus ikut suami!" Tutur Farhan.

"Iya, tapi kalau perihal tempat tinggal, aku ga mau ikut tinggal dirumah kamu!" Tegas Kirana.

"Kenapa?"

"Dirumah mertua, aku takut ga betah."

"Kalau kamu ga betah kan kamu tinggal lompat kerumah orang tua kamu!" Canda Farhan.

"He... He... He..." Kirana tertawa kecil.

Kirana sangat berharap impiannya untuk bersama dengan Farhan hingga ke pelaminan, akan menjadi kenyataan.

avataravatar
Next chapter