19 19 Ngerjain Disha!

Dihari selanjutnya Fara masih tetap belum masuk sekolah juga. Hari ini aku juga tidak berharap Fara masuk sekolah. Mungkin saja Fara memang sengaja tidak masuk sampai ujian ini berakhir. Oh ya aku masih tidak mengerti dengan kata-kata Dave waktu itu saat dia mengantar ku pulang.

" dis! gue harap Lo gak pernah deket sama cowok lain selain gue! ", aku mematung mendengarnya.

" hah? ", aku menatapnya dengan pandangan tidak mengerti.

" gue harap Lo mau menunggu ya Dis! "

" kamu ngomong apaan sih Dave? aku gak ngerti ", Dave terkekeh.

" yaudah dis gue cuma mau bilang itu doang kok! gue pergi ya! ", tanpa berkata apa-apa atau menjelaskan apa-apa lagi Dave melajukan motornya meninggalkan kompleks perumahan ini. Maksud Dave tadi apaan sih? aku gak boleh deket sama cowok selain dia? mau menunggu? apa yang harus aku tunggu? aku benar-benar bingung! ada yang bisa membantuku?:(

Sepanjang berjalan menuju kelas aku memikirkan perkataan Dave.

" disha! ", ada seseorang yang memanggilku. Suaranya sudah tidak asing lagi ditelingaku. Dia tiba-tiba saja langsung merangkulku. Sampai aku terkejut dibuatnya.

" Fara! kamu masuk sekolah? kamu kemana aja sih? kamu bolosnya lama banget tau! udah gitu gak ngasih kabar juga ke aku. Tapi ini benaran kamu kan? ", aku mencubit kedua pipinya masih tak percaya Fara ada didepanku. Saat aku sudah tidak mengharapkan dia masuk hari ini, tapi malah sekarang dia ada disini. Aku seneng liatnya.

" aduuuuhh dis! iya iya maaf deh Dis! kamu kesepian ya gak ada aku? ", gurau Fara. Ingin ku jawab 'iya' tapi nanti malah Fara makin besar kepala. Aku memilih bertanya ke Fara.

" kamu sebenarnya ada urusan keluarga apa sih Ra? sampai kamu rela gak ikut ujian? "

" urusan keluarga? ", Fara malah terlihat bingung.

" iya kata Dave kamu lagi ada urusan keluarga kan? ", aku menjelaskan.

" ohh itu...iya..aku ada urusan keluarga dis! ", kata Fara sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

" urusan keluarga apa Ra sampai kamu tidak masuk sekolah empat hari? "

" emm ituuu urusaaan..maaf deh Dis! aku tidak bisa memberitahumu ", aku bisa mengerti perasaan Fara. Mungkin dia tidak ingin menceritakan urusan keluarganya itu. Aku bisa memakluminya.

" yaudah gapapa Ra! yang penting sekarang kamu sudah masuk sekolah. Aku seneng liat kamu lagi Ra! "

" hahaha sudah kuduga kamu pasti kangen ya sama aku? ", Fara menggodaku.

" GR kamu! " sergahku tak mau jujur. Lalu aku berjalan lagi ke kelas diikuti oleh Fara. e

" hayooo ngaku dis! aku tau kok kalo kamu emang kangen sama aku ", Fara tak mau berhenti menggodaku.

" ayolah dis! tinggal jujur aja apa susahnya sih? kamu beneran kangen sama aku kan? kamu kesepian ya aku tinggal? ", Fara masih belum menyerah.

" disha! kamu sayang gak sih sama aku dis? kamu beneran gak kangen ya Dis sama aku? kamu jahat banget tau! ", Fara memainkan sandiwaranya. Telingaku sudah lelah mendengar Fara terus saja menggodaku tanpa henti. Sampai akhirnya saat mau masuk ke kelas aku langsung berkata cepat-cepat tanpa menghadap ke Fara yang berada sedikit dibelakangku.

" iya aku emang kangen sama kamu! ", ucapanku tercekat. Aku hampir saja menabrak Dave.

" apa dis? Lo kangen sama gue? kita kan baru ketemu kemaren dis? ", kenapa Dave tiba-tiba muncul didepanku sih? bikin kaget aja.

" Dave! kamu bikin kaget aja tau! ", kataku masih berusaha menetralisir detak jantungku karna dikejutkan oleh Dave yang sepertinya mau keluar kelas.

" tadi Lo bilang Lo kangen sama gue? ", kata Dave sambil memainkan alisnya.

" enggak! aku tadi mau bilang ke Fara ", aku hendak menunjuk orang yang aku maksud. Tapi aku baru menyadari kalo Fara sudah tidak ada disini.

" Fara? mana? emang dia udah masuk hari ini? "

" iya tadi Fara beneran deh ada disini Dave! ", Fara ini kemana lagi sih. Kok tiba-tiba ngilang gitu! jangan bilang aku yang berhalusinasi! aku jadi khawatir sama diriku sendiri.

" gak ada Fara disini dis! atau Lo lagi berhalusinasi? ", Dave memegang dahiku. Aku menyingkirkan tangannya dari keningku.

" iihhh enggak Dave! aku yakin banget tadi ada Fara disini ", aku masih ngotot. Tadi itu gak mungkin hanya halusinasi saja! orang tadi Fara yang merangkulku kok!

" udah deh Dis! Lo beneran kangen ya sama gue ", kini giliran Dave yang menggodaku.

" iihhh apaan sih Dave! "

" udahlah dis! gak masalah kok kalo Lo kangen sama gue! ", ucap Dave sambil mencolek hidungku. Aku merasakan pipiku memanas. Jangan bilang kalo aku lagi blushing!

" pipi kamu sampek merah gitu dis! ", goda Dave.

" apaan sih Dave! ", aku berlalu demi menutupi rasa maluku. Meninggalkan Dave lalu duduk dikursiku. Aku masih bertanya-tanya Fara ini kemana sih sebenarnya? masa iya sih aku beneran berhalusinasi? kayaknya enggak deh! Tadi beneran ada Fara. Sesaat kemudian bel masuk berbunyi. Teman-teman ada yang baru memasuki kelas. Dan.....aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Aku melotot ke arahnya. Tapi dia dengan santainya hanya menunjukkan gaya di jarinya sambil nyengir dengan wajah tanpa dosa itu. Awas aja nanti kalo istirahat! berani-beraninya Fara mengerjaiku lagi. Pagi-pagi begini udah bikin kesel aja. Padahal beberapa hari saat Fara tidak masuk aku hampir lega karna sudah tidak ada lagi yang menggodaku dengan Dave. Tapi hari ini saat baru saja masuk sekolah, Fara malah mengerjaiku lagi! Apalagi hari ini masih pagi! belum juga berjalan setengah hari!

" lo kenapa dis? ", tanya Dave heran melihat ekspresi yang kutunjukkan ke Fara.

" eh gak kok Dave gak ada apa-apa! "

" Lo gak usah mikirin yang tadi dis! gue cuma becanda kok ", Dave mengatakan itu sambil menepuk puncak kepalaku. Kenapa sih dave! kalo mau ngomong, ngomong aja kali! gak usah pakek action segala! Aku merasakan pipiku memanas lagi.

Agar tidak ketahuan, aku memilih mengangguk saja lalu fokus dengan lembar jawaban yang sudah dibagikan.

Seusai ujian, aku langsung menemui Fara yang duduk dibelakang.

" Ra! kamu tadi kemana sih? kok ngilang gitu aja! ", kataku masih sebel.

" hehehe tadi tuh tiba-tiba saja aku mau ketoilet dis! ", katanya memainkan dramanya.

" kamu tuh bikin sebel tau! "

" sebel kenapa dis! ", kata Fara pura-pura tidak tahu.

" tau ah! ", Fara tertawa melihat reaksiku. Kemudian Dave datang menghampiri kami berdua.

" kenapa Disha mukanya kayak sebel gitu ", tanya Dave. Dia kok kayak gak kaget atau gimana gitu liat Fara udah masuk sekolah?

" disha tuh malu gara-gara Lo Dave! ", waaahh aku tak percaya dengan apa yang Fara ucapkan barusan. Yang ada bikin tambah malu tau gak!

" apaan sih! enggak! siapa yang malu! ", kompak mereka tertawa.

" kamu udah tau ya Dave kalo sebenarnya Fara emang udah masuk? ", tanyaku mengalihkan pembicaraan tentangku.

" hehe maaf dis! ", Dave nyengir dengan wajah tanpa dosanya itu. Apa-apaan mereka? mereka bekerja sama gitu?

" terus kenapa kamu pura-pura gak tau kalo ada Fara tadi? ", tanyaku masih kesal.

" yaahhh kalo itu sih kebetulan aja dis gue pengen ngerjai Lo ", Fara dan Dave kompak ber high five didepanku.

" kalian jahat banget tau gak! ", aku masih tidak percaya dengan kelakuan mereka. Kenapa mereka kompak banget sih? atau jangan-jangan mereka jodoh kali!

" Lo tau gak Ra? tadi ekspresi Disha kayak bingung banget gitu! dia takut kalo benar-benar lagi halusinasi ngeliat Lo ", Dave tertawa begitupun dengan Fara.

" waahhh seharusnya gue tadi ngintip aja ya! sayang banget! entar deh kalo ngerjain Disha lagi jangan lupa bawa kamera biar bisa diabadikan ", tak henti-hentinya mereka berdua menertawakanku. Pengen nangis aja deh! sebeeelll liat duo sejoli itu!

" apaan sih kalian berdua! gak lucu tau! ", aku masih kesel. Mereka niat banget sih ngerjain aku. Rasanya pengen ngilang aja dari sini:'(

avataravatar
Next chapter