2 Kenapa wajahmu berubah?

Hujan lebat malam itu, tapi Clenoa berusaha datang tepat waktu. Dengan mantel murahan yang selalu siap sedia didalam jok motornya, Clenoa dengan percaya diri melajukan motor itu dan berhenti di sebuah gedung yang sangat tinggi (Setidaknya berdasarkan maps yang ia lihat di hpnya).

Ia juga tau Cafe Sink ada di lantai 5 jadi karena saat itu lift sedang penuh, Clenoa mutuskan untuk lewat tangga. Baginya menaiki tangga hanya sampai lantai 5 itu tidak lah masalah, toh sebelumnya dia adalah seorang pendaki tangguh.

Setiba ditangga lantai 3, Clenoa berpapasan dengan seorang pemuda berjas hitam yang sedang menggorok leher seorang pria paruh baya berjas hitam juga, darah bercucuran dimana2, pria paruh baya itu kejang2 mencari nafas terakhirnya. Pemuda itu tidak menyadari keberadaan Clenoa hingga Clenoa menghentikan langkahnya tepat setelah melewati pemuda itu. Seperti biasa, Clenoa selalu merasa risih dengan secuilpun hal hal yang berhubungan dengan korban. Dia segera mengambil tisu didalam tasnya dan mengelap ujung heelsnya yang tercecer darah, tisu itu kemudian ia lipat dengan rapi dan dimasukan kembali ke dalam tas, seraya menyesesali diri sendiri yang buang buang waktu disana.

"Hentikan langkahmu!" pemuda itu mengeluarkan suara bazz nya yang terdengar sangat mengintimidasi.

Meskipun terpaksa, Clenoa akhirnya menatap tepat dikedua mata biru pemuda itu, tatapannya lembut tapi tajam, tujuannya satu, mengirimkan pesan pesan rahasia melalui kekuatan pikirannya, agar pemuda itu membatalkan niat jahat apapun yang ingin ia lakukan pada Clenoa.

Pemuda itu terpana, bukan karena wajah Clenoa yang buruk rupa serta penampilan yang tidak seharusnya berada di gedung ini. Melainkan karena tatapan mata Clenoa yang entah kenapa membekukan nyalinya untuk menangkap Cleona, tatapan itu lembut, membuatnya berpikir kalau gadis itu tidak mungkin menjadi ancaman baginya. Ya tentu saja pemuda itu tidak sadar, kalau semua yang ia pikirkan saat ini sudah di otak atik oleh Clenoa.

Menyadari tujuannya tepat sasaran, Clenoa segera membungkuk meminta maaf. Lalu pergi begitu saja....

Setiba di ruang VIP Sink Cafe, Clenoa melihat ada 3 orang yang juga tepat waktu sama seperti dirinya. Orang-orang itu adalah Cristy, Lena dan Steven. Mereka bertiga menggunakan style yang santai namun enak dipandang, kain yang terbuat dari bahan yang nyaman dan tentu saja mahal. Sudah pasti mereka bertiga berasal dari keluarga kaya.

Cristy dan Lena sedang mengobrol asik membahas keluaga masing masing, sedangkan Steven sangat serius bermain game di smartphonenya.

Sudah jam 7.30 malam, namun Shania dan 2 orang lainnya tak kunjung datang. Padahal kan mereka pasti punya mobil untuk datang kesini. Clenoa duduk dikursi yang kosong, ia tak memilih kursi yang pojok, melainkan memilih kursi yang tepat menghada ke ketiga orang di ruangan itu. Tak ada seorangpun yang mengenal Clenoa, lagian belum ada yang menyadari kehadirannya dalam ruangan itu.

Ia heran, tapi ia tersadar, bahwa dalam sebuah perkumpulan selalu didasarkan oleh banyak sekali sifat manusia yang cukup menguras waktunya yang berharga jika memikirkannya.

Bagaimana cara menyatukan semua diantara mereka agar tidak ada seorangpun yang terlambat datang. Hm....

"Buatlah induk ayam orang bertelur emas" ucap Mellerizze dengan refleks. Akibatnya, mereka meliriknya dengan tajam. Dan sontak saja ketiga tiganya terkejut dengan kedatangan Clenoa yang tak dikenal.

"Lo bilang apa sih?" tanya Lena sinis tanpa bermaksud ingin bertanya, hanya sekedar lontaran pertanyaan yang sebenarnya berarti "Dasar aneh".

"Bagaimana mungkin seorang gembel bisa masuk keruang VIP yang sudah kita pesan? " bisik Cristy ditelinga Lena

"Pergi kamu, dasar gembel jelek" usir Lena

Clenoa mengabaikan saja, menatap mereka satu per satu dengan santai. Cristy dan Lena tampaknya serius mengusirnya, tapi Steven hanya terganga bingung. Yap, hanya Steven yang bisa Clenoa kendalikan pkirannya.

Tiba tiba Steven tersadar, "Sudahlah, mungkin dia anak baru yang diceritakan di grup" ucap Steven. Kena kau, batin Clenoa.

Cristy dan Lena malah menatapnya dengan ilfeel, lalu tertawa jahat yang disembunyi-bunyikan, padahal jelas jelas disini Clenoa melihat. Ya Clenoa tau, tatapan mereka mengatakan bahwa "Dia cewek malang yang kuper dan caper, yang sama sekali tidak elegan seperti kita".

Clenoa membuang muka, salahnya sendiri, lagian kenapa juga ia memikirkan hal hal yang tidak penting, buang buang waktu saja. Clenoa beranjak pergi dari tempat itu. Beberapa menit kemudian alarm waspada berbunyi di Cafe Sink, gemparlah berita mengenai kematian Pemilik Gedung Bluta Cution, gedung dimana Cafe Sink menumpang disalah satu lantainya. Namun, Clenoa telah pergi dari sana.

Ia tidak pulang. Ia masih ingin menghabiskan waktu dengan segala ketakutan yang pernah ia miliki.

Clenoa pergi ke sebuah danau di daerah rumahnya, danau yang tersembunyi dalam hutan, yang ia temukan 3 hari yang lalu. Ia menyukai danau ini karena disana sangat sepi melampau batas, ya mungkin karena ia mendatangi danau ini selalu saat malam. Lagian ia belum punya waktu disiang hari, ia bahkan tinggal di daerah ini baru 4 hari ini.

Seperti sebelumnya, Clenoa duduk di bawah pohoh beringin ditepi danau itu, tak ada kursi, ia duduk beralaskan daun daun kering yang bertebaran dibawah pohon. Entah lipan, kalajengking, kaki seribu ataupun ular dibawahnya, ia tak ingin memusingkannya.

Ia memejamkan mata, menikmati sepoi-sepoi hembusan angin hingga entah kapan ia jatuh tertidur.

Ia terbangun didalam sebuah rumah kayu yang tampak tua. Anehnya di dinding kamar itu terdapat foto foto dirinya ketika masih kecil, termasuk foto foto ia bersama orang2 asing. Ia penasaran ketika menemukan banyak jejak kaki aneh dilantai dan dinding ruangan itu. Jejak kaki itu terpahat rapi, seolah telapak kaki orang itu sangat panas sehingga ketika menginjak papan, papan langsung melepuh dan jadilah pahatan otomatis. Jejak kaki itu ada dua jenis, yang besar ada dilantai dan yang kecil ada didinding, yang kecil itu seperti telapak tangan anak anak. Sedangkan yang besar seperti telapak kaki anak anak.

Clenoa menyelidiki arah telapak kaki itu, mulai dari pintu kamar dan arahnya jelas menuju ke tempat dimana ia berbaring tadi, lalu memanjat dinding yang berada tepat disebalahnya, banyak sekali jejaknya di dinding secara tak normal, orang itu seperti habis berputar2 dan berkeliling disana dengan tangannya, berbeda dengan yang dilantai yang hanya arah datang dan pergi. Sebenarnya jika diperhatikan dengan seksama, itu bukanlah jejak kaki, karena jejak itu tak ada jari sama sekali, dan bentuk nya juga tidak seperti telapak kaki, yang dilantai hanya seperti jempol kaki raksasa. Jika memang ada orang yang datang kesana, kenapa Clenoa tak disentuh sama sekali. Selidik demi selidik, Clenoa menyadari bahwa itu pesan masa lalu yang masuk dari jendela. Seseorang datang dan menyerahkan sebuah tulisan "Sepucuk" kepada Clenoa. Melihat hal itu, tiba tiba semuanya menjadi gelap, kepalanya menjadi sangat sakit, dunia terasa mundur jauh kebelakang. Rasa ini terlalu menyakitkan sampai2 tubuh Clenoa terasa hendak terlepas.

Ia memaksa membuka matanya, hingga terbangun lagi dari tidurnya.

Hanya mimpi, yah ternyata hanya mimpi yang aneh.

Lagian entah darimana mimpi itu. Ia membuang nafas berat. Merinding membayangkan bagaimana mimpi itu bisa datang.

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Clenoa segera mandi dan berganti pakaian, ia harus membeli beberapa perbekalan di minimarket.

Setiba di minimatket, Clenoa tak sengaja melihat dua orang yang baru saja keluar dari minimarket.

Clenoa tersenyum kecut dalam hati (sekali lagi - dalam hati). Sekilas ia mengingat kejadian dulu, bersama dua orang disana. Sekilas, hanya sekilas ia ingat.

Dimana ia dan dua orang itu sering bercanda ria dan makan bersama, dimana dua orang itu selalu baik dan perhatian padanya, banyak hal yang mereka lalui bersama. Kemudian Clenoa mengingat adegan terakhir bersama mereka, yakni ketika mendaki gunung kerucut. Tentu saja tidak hanya bertiga, tapi berenam beserta 3 orang lainnya. Tidakkah masa itu cukup menyenangkan, sudahlah, Clenoa tidak ingin mengingatnya.

Intinya, mereka hanyalah masa lalu, yang kini hanyalah kilas sebuah khayalan tanpa bukti. Tentu saja, tidak ada satupun bukti yang ia miliki selain kilasan ingatan yang tak semudah menghapus foto2 digaleri atau membuang barang barang masa lalu dari otak.

Dan ternyata mereka menghampiri Clenoa.

"Clenoa ?" pekik Olga girang "Kamu Clenoa kan? " tanya nya lagi

Clenoa memperhatikan Olga dari ujung kaki sampai ujung rambut, tak banyak perubahan, masih begitu2 saja. Rambut lurus yang tidak di tata, tubuh yang tinggi semampai, hidung yang terlalu mancung, serta senyum yang tadinya girang namun mendadak berubah jadi senyum yang menyadari bahwa-dirinya-melakukan-sesuatu-yang-memamalukan.

"Clenoa kenapa wajahmu berubah?" tanya Rayhan disebelahnya, tetap sama juga, sama sekali tak ada perubahan. Selalu tersenyum manis.

(sekali lagi) Clenoa tersenyum kecut dalam hati.

Mau tak mau ia balas tersenyum, "senang bertemu dengan kalian"

Tanpa membuang2 waktu Clenoa langsung masuk ke minimarket.

Clenoa hanya merasa tidak ada ikatan dengan mereka, terlebih ketika mengingat bahwa mereka pernah melukai hatinya.

Perubahan ini mungkin terlalu cepat, jadi tembus pandang. Itu lebih baik. Karena Clenoa sudah berada di planet lain.

avataravatar
Next chapter