1 the Boys

°estinharefa

The Present

Pagi hari adalah saat dimana semua orang memulai hari. Begitupun dengan Nathan. Ya, Nathan Dion. Cowok satu ini adalah siswa di XOXO High School. Ia menduduki bangku kelas 2. Lebih tepatnya kelas 11-2. Dia adalah anggota klub basket. Setelah selesai merapikan diri, Nathan pun menuruni tangga yang menghubungkan kamarnya dengan lantai satu. Ia menuju dapur, ruang makan tentunya, untuk sarapan bersama mama dan papanya. Oh, satu lagi ada kakaknya disana. Ck... Mengingat kakaknya, membuatnya kesal saja. Kenapa dia tidak menghilang saja dari bumi ini. Huh.

"Selamat pagi" Cengir Nathan.

"Pagi Nathan" Senyum mamanya.

"Pagi tiang~"

"ow.. ow.. Sepertinya barusan aku mendengar suara hantu, jangan-jangan dirumah ini ada--"

Plakk.

Belum selesai Nathan berbicara kepalanya sudah kena toyoran dari Sesil.

"Yakk. Memangnya kakakmu yang manis ini hantu, hah??" Bentak Sesil dengan mata melotot.

"Duh, sakit tau. Kirain tadi hantu. Habis, suara kakak kayak nenek sih. Hahahaha"

"APA??? Kamu mau mati ya??"

Sepertinya Sesil benar-benar marah. Lihat saja, tangannya sudah memegang pisau untuk memotong buah siap untuk mengiris Nathan menjadi sarapan pagi. Sadis sekali.

"Hehehe. Becanda deh" Cengir Nathan memasang wajah tanpa dosa yang membuat Sesil ingin sekali menendangnya hingga ke planet Pluto.

Sesil hanya mendengus saja menanggapi kelakuan Nathan. Dalam hati merasa kasihan mengapa bisa ada manusia gila sepertinya di dunia ini.

"Sudah..sudah.. Kalian setiap bertemu selalu saja berantam. Ingat, kalian sudah dewasa"

Mama mulai menengahi pertengkaran kakak adik itu, sebelum terjadi perang dunia ketiga. Kan tidak lucu.

"Ma, aku duluan berangkat ya. Soalnya ada urusan di sekolah" Ucap Nathan.

"Oh baiklah. Sesil, kamu bareng Nathan atau Papa?".

"Nathan, Ma. Sesil juga buru-buru ada rapat osis"

"Kami berangkat ma, pa" Kata Nathan lalu menyalami tangan kedua orangtuanya.

"Sesil juga"

Ikutan menyalami tapi ia juga mencium pipi papa dan mamanya.

"Hati-hati Sesil, Nathan"

Papa yang terdiam sedari tadi menasihati anak-anaknya.

"Sip, pah" Jawab Sesil.

Nathan yang telah berada di dalam mobil memanggil Sesil untuk segera naik jika tidak ingin ditinggalkan. Akhirnya, mereka berdua berangkat ke sekolah.

***

avataravatar