webnovel

pertemuan yang ditakdirkan

Cahaya terang menyinari bangunan kota di pagi hari yang cerah itu. saatnya manusia melakukan kegiatan mereka masing masing. namun berbeda dari manusia kebanyakan, Giza yang kakinya bergelantungan di atas kasur sedang tertidur sangat pulas hingga suara jam yang berdering cukup kencang dari tadi tidak Dia dengar.

terdengar suara Ayahnya memanggil namanya dengan keras beberapa kali untuk mematikan jam yang berdering itu. karena ayahnya sebentar lagi akan berangkat kerja, Dia khawatir akan masa depan anaknya yang tidak memiliki pekerjaan di umur yang sudah menginjak 23 tahun.

"ayah berangkat dulu ya, tolong jaga rumahnya". teriakan ayahnya tak terdengar oleh Giza yang sedang tertidur pulas di atas tempat tidurnya.

beberapa jam berlalu setelah ayahnya berangkat. mata Giza terbuka perlahan. tangannya menggaruk beberapa bagian tubuhnya yang terbuka karena Dia hanya menggunakan celana dalam setiap kali Dia tidur. rambut hitam yang acak-acakan dan kedua bola matanya yang berwarna kemerahan terlihat seperti orang yang tidak memiliki kehidupan.

Giza merasakan kakinya tertusuk sesuatu yang tajam di lantai ketika kedua kakinya mulai menyentuh lantai tapi seperti mati rasa dirinya hanya menghela nafas dan menyingkirkan benda yang tajam itu. ternyata benda tajam itu adalah serpihan jam yang rusak karena terjatuh dari laci yang tak begitu tinggi itu. seperti ketika tertidur Giza tidak sengaja menendangnya hingga rusak.

Giza adalah satu satunya anak dari keluarga yang sudah bercerai sekitar dua tahun yang lalu. ibunya menikah lagi dengan lelaki tajir dan pindah ke luar negri tanpa memberi tahu dirinya. sementara ayahnya selalu sibuk bekerja mulai dari pagi hingga larut malam. Giza sendiri adalah anak yang jarang bersosialisasi dan tertutup. sangat jarang dirinya keluar dari rumah bahkan hampir tidak pernah. kepercayaan diri yang kurang dan masa lalunya yang sangat menyedihkan membuat dia semakin mengurung diri di rumahnya.

di dalam kamarnya yang hanya diterangi cahaya matahari dari jendela Giza menghidupkan komputernya tanpa memikirkan bahwa dirinya masih menggunakan celana dalam saja.

waktu pun berjalan hingga sore hari. Giza masih berada di depan komputer sampai perutnya pun berbunyi cukup kencang dan sakit. perlahan Dia keluar dari kamar dan meninggalkan komputernya menyala. Dia membuka kulkas namun tak terlihat makanan yang dapat dimakan. Giza terkejut karena bukan makanan yang dia temukan tapi beberapa lembar uang dan surat yang ditulis oleh ayahnya.

surat itu terlihat tidak terlalu jelas dimata Giza karena tulisannya sangat jelek dan ditulis secara terburu-buru. namun yang pasti ayahnya berpesan agar menggunakan uang yang diberi untuk makan karena ayahnya tidak akan pulang selama dua hari

ke depan untuk urusan kerja.

"kurasa aku harus keluar dari rumah dan mencari makan". senyum tipis yang Giza tunjukkan menandakan bahwa dia sangat kesal dengan sikap ayahnya yang seperti ini.

setelah mematikan komputer dan memakai pakaian, Giza untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan ini keluar dan membeli makan sendiri. karena sebelumnya Ayahnya lah yang membelikannya makanan dan menyiapkan semua yang dibutuhkan Giza.

dengan hoodie abu-abu dan celana panjang berwarna hitam dia mengunci pintu rumahnya dan mulai menengok ke kanan dan ke kiri. perasaannya juga mulai cemas karena takut seseorang mengenalnya.

selang beberapa langkah kaki Giza berjalan ternyata yang dia cemaskan terjadi. suara seorang lelaki dewasa menyapanya dengan keras dari belakang. jantungnya berdetak sangat kencang bersamaan dengan suara langkah kaki lelaki itu, semakin dekat hingga punggungnya ditepuk sampai membuat Giza menghirup udara yang sangat banyak ke seluruh tubuhnya. karena rasa tidak enak perlahan wajahnya berpaling melihat ke arah orang tersebut.

"ternyata benar, kamu Giza" . lelaki itu tersenyum sambil menepuk punggung Giza.

"i- iya". namun apa yang dipikirkan Giza saat itu hanyalah agar orang yang tak ia kenal ini segera menjauh dan pergi.

" ayahmu adalah teman baikku, dia selalu menunjukkan fotomu ketika kami berkumpul dulu. tapi sekarang dia sudah sibuk bekerja semenjak istrinya meninggalkannya ". dengan entengnya lelaki itu berbicara sesuatu dengan nada bercanda.

tanpa mengucapkan satu kata pun Giza menunduk kesal dan menjauh dari orang yang tak dia kenal itu. tudung hoodie Dia gunakan agar hal yang sama tak terulang lagi. kenapa manusia selalu melakukan sesuatu yang tidak penting dan tak sadar mereka menyakiti manusia disekitarnya.

perasaan yang ditutupi oleh amarah membuat Giza lupa apa tujuan dia keluar rumah. hari pun semakin malam dan perutnya belum terisi sesuatu dari pagi. Dia pun terduduk di kursi samping jalan yang ukurannya tidak terlalu besar. Giza kelelahan dan menyandarkan punggungnya di kursi itu, rasa sakit perutnya tak bisa dia tahan lagi. Dia hanya bisa menghela nafas dan memegangi perutnya.

"kamu lapar?".

suara gadis terdengar dari telinga kanan Giza. seluruh tubuhnya terpental ke kiri hingga terjatuh dari kursi karena terkejut. ternyata gadis itu duduk di sebelahnya dari tadi.

"sejak kapan?!".

jantung Giza yang sudah tenang kembali dibuat berdetak lebih kencang dari sebelumnya. dia hanya terduduk di tanah sementara gadis itu tersenyum kepadanya.

"kamu lapar kan?aku tadi terlalu banyak membuat makanan, bagaimana kalau kita ke rumahku?". suara yang lembut dari gadis itu seperti menariknya agar ikut bersamanya. tanpa pikir panjang Giza berdiri dan menyanggupi ajakan dari gadis itu.

beberapa menit berlalu setelah berjalan cukup lama. akhirnya gadis itu berhenti di depan rumah tua yang terlihat tak terawat dari luar. pagar besi yang sudah berkarat dan warna cat rumah yang sudah memudah membuat Giza cemas.

"ayo masuk". ajak gadis itu sambil mengayunkan tangannya ke Giza.

Giza mencoba menghilangkan pikiran negatif nya dan masuk kedalam rumah gadis itu. ternyata tak sesuai dengan apa yang dia pikirkan, barang barang dirumahnya tertata rapih dan bersih. lantai yang terbuat dari keramik itu tak sedikitpun terlihat debu.

"oh iya, aku Siska. kamu punya nama kan? ".

akhirnya mereka berdua saling berkenalan satu sama lain. Giza sangat jarang berbicara dengan seorang gadis. gadis terakhir yang Dia lihat sedang bergulat dengan beberapa laki laki kulit hitam di dalam internet.

dengan kulit putih dan rambut hitam panjang yang terurai itu Siska menyiapkan makanan didepan Giza yang sedang terduduk di kursi. melihat Siska yang sedang fokus melakukan sesuatu membuat Giza tak bisa berpikir jernih. perutnya seperti sudah di Kenyang kan oleh paras dari gadis yang sangat cantik itu apalagi usianya yang lebih muda darinya.

tak sadar bahwa semua makanan sudah selesai Siska siapkan. Giza pun terkejut melihat makanan yang terlihat sangat lezat di meja. Siska duduk bersebrangan dengan Giza dan memperhatikan betapa lahapnya Giza memakan makanan yang sudah dia siapkan tadi.

"enak?" .

belum setengah jam Giza duduk, makanan pun habis dimakannya. Siska tersenyum bahagia melihat seseorang yang baru dia kenal memakan makanan yang Dia buat.

"dimana orang tua mu Siska? ".

Giza bertanya pertanyaan yang sedikit sensitif didengar. jarang sekali Giza begitu tertarik dengan kehidupan seseorang sebelumnya. mungkin karena orang yang berada di hadapannya begitu baik bahkan yang Dia baru kenal.

" aku tidak memilikinya".

Giza terdiam sesaat setalah mendengat kalimat barusan yang terucap dari gadis yang sangat baik itu. Giza tak berani membahasnya lebih jauh lagi karena takut menyinggung perasaan Siska yang sudah baik memberinya makan.

hari pun sudah mulai larut, perbincangan mereka berdua diakhiri dengan ucapan terima kasih dan selamat tinggal. Giza pulang dengan perasaan puas dan lega. perut dan matanya sudah dimanjakan oleh seorang gadis yang baru dia temui tadi sore. Lambaian tangan dari Siska dan senyumannya akan selalu membekas di kepala sepanjang jalan pulang.

semakin sulit terlupakan bagai aroma bunga di taman yang indah. Giza pun tak bisa tertidur memikirkan gadis yang cantik dan baik itu. di kamar yang tak begitu besar ini Giza berbunga bunga hatinya, sambil melihat situs porno di depan komputer dan hanya menggunakan celana dalam. Giza meluapkan rasa bahagianya sambil tersenyum lebar.

sekilas terpikir tentang keadaan keluarga Siska yang membuatnya mulai penasaran. apakah gadis itu bernasib sama sepertinya atau mungkin dia kesepian hingga orang yang baru dikenal dia ajak ke rumahnya dengan mudah. semoga dia bukan wanita yang tidak benar.

Next chapter