5 Bag 5

Update ke2 manteman😂😂..

Silahkan dinikmati hidangannya ya😊

###########

Gama dan Desi kini telah sampai di sebuah cafe kecil yang berada di dekat kampus Desi dan sedang menunggu pesanan yang beberapa saat lalu mereka pesan.

Desi terlihat beberapa kali menelan saliva gugup karena tatapan intens Gama yang duduk di depannya.

"kak.."

"Des.."

Mereka terkesiap karena bersamaaan mengeluarkan suara sambil saling berpandangan.

Lama mereka saling memandang satu sama lain sampai akhirnya Desi kalah dan memilih mengalihkan pandangannya kesegala arah dengan gugup.

Gama tersenyum geli melihat kelakuan menggemaskan mantan adik kelasnya itu.

Si Polos yang juga adalah Mama dari anaknya.

"ehm.. Ada apa, Des?" tanya Gama memecahkan kesunyian.

"eng.. Kenapa kakak minta temenin makan sama Desi?" tanya Desi ragu sambil kembali menatap kearah Gama.

"memang kenapa?"

"Desi fikir kakak jemput Kinanti tadi"

Gama melebarkan matanya terkejut mendengar ucapan Desi.

"kamu tadi lihat aku dan bukannya nyamperin malah asyik ngobrol sama teman pria kamu? " tanya Gama menuduh yang membuat Desi mengernyit bingung.

'ini maksudnya Gama apa sih? Kok gak nyambung deh' gumam Desi dalam hati.

"maksudnya apa ya kak?" tanya Desi mengeluarkan kebingungannya karena melihat wajah Gama yang terlihat kesal.

"kamu tanya kan aku jemput Kinan atau gak? Berarti tadi kamu lihat aku ngobrol sama Kinan? Trus kenapa kamu gak nyamperin aku?" tanya Gama sambil bersedekap dan menaikkan sebelah alisnya dengan wajah datar.

"hah? Ya.. Ngapain juga Desi nyamperin kak Gama? Emang Desi gak ada kerjaan gangguin pasangan kekasih lagi mesra-mesra an!! " tanya Desi sarkas yang sukses membuat Gama melebarkan matanya dan selanjutnya tertawa kencang sampai membuat beberapa pengunjung cafe yang kebanyakan pelajar dari kampus Desi melihat kearah meja mereka.

" ssttt.. Kak.. Kok malah ketawa sih? Tolong jangan buat malu dong" bisik Desi tajam sambil mencondongkan wajahnya kearah Gama.

Melihat wajah Desi dari dekat membuat Gama menahan nafasnya dan seketika menghentikan tawanya karena jantungnya tak dapat dikendalikan dan berdegup dengan kencang.

"ehmm.. So-sorry.." ucap Gama gugup.

Setelah mendapatkan jawaban dari Gama, Desi kembali memundurkan wajahnya dan duduk seperti semula.

Gama menghela napas lega yang malah membuat Desi bingung.

"ehmm.. Des.. Kalau kamu mau tahu, Aku gak lagi Mesra-mesra an sama Kinan" ucap Gama kembali sambil tersenyum miring.

"Desi gak mau tau kok kak" balas Desi cuek.

"tapi aku mau kasih tahu kamu, gimana dong?" ucap Gama menjahili Desi yang malah membuat Desi menatap Gama tajam.

"gak lucu ya kak Gama! " balas Desi dengan menahan rasa jengkel.

"aku ini Gama Handoko bukan Parto Patrio ya wajar kalau gak lucu. Aku kan bukan pelawak" jawab Gama sambil mengedikkan bahu cuek.

Jawaban Gama semakin membuat Desi mangkel.

Apa-apaan sih mantan kakak kelas SMAnya ini?

Dan sejak kapan Gama menjadi jahil seperti ini.

Melihat senyum jahil Gama mengingatkan Desi pada anaknya dirumah ketika menjahilinya.

Wajah mereka berdua bagai pinang dibelah dua, dan sama-sama menempati tempat tertinggi di hati Desi.

'Ah.. Jadi kangen sama Gara..' ucap Desi dalam hati sambil menghela napas pelan.

Niat awalnya ingin pulang cepat karena tidak sabar ingin bertemu dengan malaikat kecilnya, eh malah saat ini dia malah sedang berduaan dengan Ayah biologis sang anak.

Dan ini karena paksaan si Gama Handoko yang menyebalkan itu.

"Des, kok malah ngelamun?" tanya Gama sambil menggenggam lembut jemari Desi yang berada di atas meja.

Spontan Desi melepaskan genggaman Gama dan menyembunyikan tangannya di bawah meja yang membuat Gama mendengus kesal sambil melihat kearah lain.

"aku gak lagi penyakitan. Gak usah kayak jijik gitu aku sentuh. Kamu gak inget dulu kamu yang minta aku nyent.."

"STOPP!!!" jerit Desi sambil menutup kedua telinganya agar Gama tidak melanjutkan ucapannya yang sudah pasti menyindir masa lalu mereka karena kenekatan Desi.

Terdengar bisik-bisik dari pengunjung lain karena sedaritadi meja Desi dan Gama adalah meja yang paling berisik dan cukup mengganggu mereka.

"ssttt.. Des.. Kamu jangan malu-malu in dong" bisik Gama tersenyum miring mengikuti cara Desi tadi sambil mencondongkan wajahnya.

Desi memundurkan wajahnya ketika wajah Gama terasa dekat.

Gama kembali menghela napas jengkel karena tindakan Desi yang memundurkan wajahnya.

Dengan wajah kesal Gama kembali ke posisi awal sambil bersedekap.

'tadi waktu wajah Desi dekatin wajahnya kearah gw, hampir gw gak bisa bernafas. Tapi kenapa saat gw deketin wajah gw, Desi terlihat biasa aja? Malah terkesan jijik? Sial!! Kamu gak boleh hilangkan aku di dalam hati kamu, Des! Aku tahu lima tahun itu lama, tapi aku gak mau sedikitpun kamu hilangkan aku dari pikiranmu!' monolog Gama dalam hati tanpa tahu sebenarnya jantung Desi kebat-kebit sendiri ketika wajah Gama sangat dekat dengan wajahnya.

"aku gak lagi mesra-mesra an sama Kinan" ulang Gama.

"Desi gak mau tau kak"

"tapi kamu harus tau, Des!"

"biar apa coba Desi harus tau ??"

"biar kamu gak salah paham"

"Desi gak salah paham kok"

"bohong! Cukup ya Des kamu jadi pembohong selama ini. Aku udah capek kamu bohongi terus! " balas Gama tajam yang langsung membuat Desi terdiam karena teringat semua kebohongannya pada Gama dimasa lalu.

Desi menundukkan kepalanya tanpa sanggup menatap Gama yang menatapnya tajam.

Melihat wajah Desi yang muram, membuat Gama tak tega dan akhirnya Gama menghela napas lelah.

"aku ke kampus kamu buat nemuin calon istri aku" ucap Gama dengan nada datar yang dapat membuat Desi menengadahkan kepalanya menatap Gama.

'calon istri? Apa kak Gama gak tau kalau Kinanti sudah menikah? Bagaimana bisa dia bilang kalau Kinanti itu calon istrinya? ini gak bisa dibiarin. Aku harus kasih tau kak Gama kebenarannya. Jangan sampai kak Gama kecewa berkepanjangan' batin Desi.

"kak, Kinanti.. Tolong jangan potong ucapan Desi dulu" ucap Desi sambil memberi isyarat dengan tangannya agar Gama tidak memotong ucapannya.

Gama tertawa kesal lalu mempersilahkan Desi berbicara dengan sebelah tangan memberi isyarat.

Gama ingin tahu apa lagi yang ada di dalam pikiran ibu dari anaknya ini.

"Kakak tahu keluarga Adjikusuma?" tanya Desi tiba-tiba yang membuat Gama mengernyitkan alisnya bingung.

"ya..tahu..terus?"

"kakak tahu Abimanyu Adjikusuma kan?" tanya Desi kembali yang semakin membuat Gama terheran-heran dan hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"nah.. Kan Abimanyu Adjikusuma punya anak namanya Gerian Putr.."

"langsung pada intinya aja Des! Kamu gak harus absen anggota keluarga orang kan?" potong Gama yang jengkel karena semakin tidak mengerti hal apa yang akan disampaikan wanita ayu di depannya ini.

Tentu saja Gama tahu, sangat tahu Gerian Putra Adjikusuma.

Pria yang sudah membuatnya babak belur beberapa bulan yang lalu.

Dan Gama malas mendengar nama Pria itu karena setiap bertemu dengan Gama, Gerian selalu curiga kalau Gama akan mengambil istrinya.

Padahal Kinanti sangat mencintai si Gerian sialan posesif itu!

"ehm.. Be-begini kak.. Kinanti itu adalah menantu Abimanyu Adjikusuma yang berarti adalah istri dari Gerian Putra Adjikusuma" ucap Desi perlahan sambil memperhatikan perubahan ekspresi wajah Gama.

Ucapan Desi sontak membuat Gama menunjukkan wajah terkejut luar biasa.

Dan Desi sudah menebak hal ini sebelumnya.

Namun, ucapan Gama selanjutnya mampu membuat Desi tersedak salivanya sendiri.

"aku udah tahu" ucap Gama datar.

Desi benar-benar terkejut sampai langsung menyambar minumannya yang baru saja di bawa seorang pelayan cafe disana.

"Mbak Des, pelan-pelan minumnya. Haus banget ya kayaknya? Maaf ya lama  soalnya pelanggan lagi membludak ni mbak"

Ucap pelayan itu yang sudah di kenal Desi dengan baik.

Pelayan itu meletakkan semua pesanan Desi dan Gama dan setelahnya beranjak pergi setelah menunduk sopan pada Gama.

Desi meminum sampai setengah gelas jus jeruknya langsung dari bibir gelas itu tanpa bantuan sedotan karena terlalu terkejut dan setelahnya menatap Gama tajam.

"trus kalau kakak tahu kenapa kakak bilang kalau Kinanti itu calon istri kak Gama?! " tanya Desi menuntut tanpa mempedulikan dibibir bagian atasnya terdapat busa jus jeruk yang diminumnya yang sukses membuat Gama tersenyum geli.

'Tadi pagi Gara yang belepotan, eh sekarang mamanya juga ikut-ikutan.' ucap Gama dalam hati.

Gama lalu mengambil tisu yang di sediakan dimeja dan langsung mengusap bibir Desi yang terdapat sisa minuman itu.

Desi hanya mampu terpaku karena perbuatan Gama.

Setelah dirasa bersih, Gama dengan sengaja mengusapkan ibu jarinya dibibir bawah Desi yang dapat membuat Desi tersadar dari keterpakuannya dan langsung memundurkan wajahnya.

"kak.."

"aku gak pernah bilang kalau Kinanti itu calon istriku" potong Gama sambil kembali bersedekap ketika Desi siap menegurnya karena perbuatannya mengusap bibir bawah wanita itu.

"tapi tadi kakak bilang kakak mau nemuin calon istri kakak di kampus Desi?"

"iya aku memang ngomong gitu, Des. Karena memang benar aku mau menemui calon istriku"

"ya itu! Kakak tadi nemuin Kinanti, berarti kakak nganggep Kinanti calon istri kakak kan?"

"Well, Des. Aku gak sengaja ketemu sama Kinan, aku aja baru tahu kalau dia kuliah di kampus Kamu juga. Apa kamu fikir karena aku ngobrol sama dia trus kamu bisa menyimpulkan kalau Kinan itu calon istriku?" tanya Gama pada Desi yang mencoba mencerna ucapan Gama.

" ya.. abis kan.. Kan tadi Desi liatnya gitu, kakak ketemuan sama Kinanti.. "ucap Desi yang jadi meragu dengan prasangkanya sendiri.

" Kinan itu udah jadi istri orang, aku gak mungkin rebut dia dari suami posesifnya itu. Bahkan aku hadir kok di pernikahan mereka dua bulan yang lalu."

Desi tergugu dengan pernyataan Gama tanpa tahu harus berkata apa lagi.

"makanya lain kali jangan suka berasumsi yang nggak-nggak diotak cantik kamu. Seharusnya kamu tanya bukannya menuduh, Des. "

Desi menelan saliva nya dengan susah payah karena ucapan telak Gama padanya.

"maaf.. Desi cuma gak mau kak Gama sakit hati karena pujaannya kak Gama ternyata udah nikah.." lirih Desi sambil mengaduk jus jeruknya asal dengan sedotan yang sudah di letakkannya di sana.

"kamu gak perlu khawatir aku sakit hati karena aku udah move on dari Kinanti." ucap Gama lembut.

Desi menatap kearah Gama yang menampilkan senyum lembutnya yang membuat Desi Lagi-lagi terlena pada laki-laki yang sama sejak delapan tahun yang lalu.

Lalu tiba-tiba Desi tersadar.

Move on?

Yang dia bilang calon istrinya itu?

Satu kampus dengan Desi?

Siapa?

"kamu gak mau nanya aku move on ke siapa?" tanya Gama kembali masuk ke dalam mode jahilnya.

Deg..

Jantung Desi berdetak tak menentu.

Apakah dia sanggup mendengar nama seseorang yang berhasil mencuri hati Gama?

"dia.."

"kak, Desi makan duluan ya"

Sela Desi ketika Gama ingin memberi tahu siapa orang itu.

Sekarang Desi tahu jawabannya.

Dia, tidak akan sanggup mendengar siapa seseorang yang akan diberi tahu Gama.

Tidak akan pernah bisa sanggup karena di hati wanita itu masih ada Gama dan sepertinya akan selalu ada nama pria itu.

Pria yang sudah membuatnya melakukan hal nekat di masa lalu.

Pria yang darahnya mengalir di dalam tubuh anak Desi, Anggara Gamalio.

Sementara Gama memperhatikan wajah Desi yang terlihat sedih sambil menjejalkan begitu banyak spaghetti yang di pesannya tadi kedalam mulut seksi wanita itu sampai penuh.

'ada apa sama kamu, Des? Apa kamu kembali berasumsi yang aneh-aneh di otak kamu itu?' ucap Gama dalam hati curiga.

"aku yang tadi bilang lapar eh malah kamu yang lahap ya makannya.." sindir Gama yang berhasil membuat Desi tersedak hebat.

Melihat itu, Gama dibuat panik sendiri dan menghampiri Desi untuk menepuk punggung Desi agar batuknya mereda.

Kemudian Gama memberikan air mineral pada Desi agar sisa makanan di tenggorokan Desi bisa tertelan dengan sempurna.

"pelan-pelan Des makannya! Kamu kayak anak kecil yang takut makanannya diambil tahu gak! " omel Gama yang bernada seolah-olah mengomeli anak kecil.

Setelah dirasa Desi sudah reda dari batuknya, Gama kembali duduk di kursinya kembali.

"ingat, Des. Makannya pelan-pelan saja, gak bakal ada yang ambil makanan kamu kok. Sudah kamu lanjut makan lagi"

Nada Gama masih sama seperti tadi, mengomel selayaknya ayah yang mengomeli anaknya yang hanya membuat Desi menelan bulat-bulat kejengkelannya.

'memangnya salah siapa sampai buat aku tersedak? Dasar tukang perintah! Ketua OSIS sialan!!' gerutu Desi dalam hati sambil melanjutkan kembali makannya, kali ini dengan pelan dan hati-hati karena Desi melihat dari sudut matanya seolah-olah Gama mengawasi pergerakan Desi yang membuat Desi tak dapat menatap Gama dan fokus pada piringnya yang masih berisi tiga perempat spaghetti dari porsi awal.

**********

############

Catatan Penulis 👇 :

Besok lanjut lagi ya gaez..

Semoga kalian masih pada setia sama kisah anakku yang satu ini..

Kalau Yvan mesum

Kalau Gerian konyol

Kalau si Gama mah Liar😂😂😂..

Jadi selamat datang di cerita anak Emak si Liar ini yes😋

Aku sayang kalian😘

See You tomorrow babe..

##################

avataravatar
Next chapter