2 Nurul 'ilmi

"teetttt tettt teettt" Suara bel berbunyi tiga kali pertanda waktu sarapan untuk semua santri. Ratusan santri langsung menuju ke dapur pondok yang terdiri dari bangunan seluas 80 x 100 M². sebuah bangunan yang menjadi bangunan pokok di setiap bangunan. Dapur tempat paling vundamental yang di gunakan untuk memasak. setiap orang butuh makan, setiap makanan butuh tempat untuk memasaknya, dan setiap tempat memasak di sibut dapur sehingga dapur menjadi suatu hal yang paling penting bagi kelangsungan hidup manusia. begitupun kang santri di pondok pesantren Nurul Muttaqin.

"Drug drug drug" langkah kaki ratusan santri berduyu-duyun menuju dapur untuk mengambil sarapan pagi mereka sebelum mereka pergi berangkat ke sekolah yang terletak tidak jauh dari pondok Nurul 'ilmi. Ya, sekolah merupakan suatu kebutuhan untuk melanjutkan hidup di era zaman modernisasi, bukan hanya sekedar menuntut ilmu ataupun memperoleh pengalaman, tapi yang paling penting bagi masyarakat modern sekarang adalah selembar nilai dan juga data diri yang atasnya berjudulkan ijazah untuk semua bisa menuju ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau untuk meneruskan ke instansi-instansi yang ada di negara Indonesia kita.

itulah kelebihan dari para santri santri di pondok pesantren selain mereka belajar bagaimana cara hidup dengan islami bagaimana cara bergaul dengan islami bagaimana cara cara beradaptasi dengan lingkungan yang membawa nilai-nilai keagamaan tetapi mereka juga peduli tentang legalitas karena negara kita adalah negara yang legal sehingga surat dan dokumen dokumen yang membuktikan kelegalan mereka juga terus mereka perjuangkan. sama halnya dengan Yusuf yang juga terus bekerja dan juga mencari ilmu pesantren Nurul Ilmi ini dia bisa terus mengais ilmu dari pondok pesantren Nurul Ilmi dan juga madrasah Aliyah Nurul Ilmi dia harus bersusah payah bangun setiap pagi untuk menyiapkan masakan yang dibuat sarapan oleh semua santri-santri di pondok.

Yusuf yang dulu si ketua preman terpoles islami fi pondok pesantren Nurul 'Ilmi. Sosok bersarung itu masih terus bergerak dengan gesit di dapur membagikan nasi-nasi ke setiap piring plastik yang di bawa oleh santri-santri.

"kang menunya apa hari ini?, nasinya banyakin kang dikit amat!" kata seorang santri yang di depan Yusuf sambil menyodorkan piringnya.

" udah liat aja sendiri nanti lauknya, kalau kebanyakan yang lain pada nggak kebagian nanti kang!" tegas Yusuf yang dengan keramahan dan kemalesannya di jadikan satu menjadi keramahan yang di paksakan. bagaimana tidak kelelahan yang ia peroleh dari pagi sudah sangat membuat suasana hatinya bergejolak, di tambah dengan respond para santri yang tiba- tiba minta tambah jatah.

"iya deh kang, maaf hehehe" balas si santri tadi sambil ngeluyur dan menikmati sarapan paginya.

tidak peduli anak siapa dan bagaimana latar belakangnya tapi keadailan tetaplah akan di tegakkan. sistem inilah yang patut di acungi jempol untuk sistem pondok pesantren.

keadalian yang tanpa pandang bulu, tanpa memandang bagaimana kulit mereka, tanpa memandang bagiaman latar belakang mereka mereka akan di perlakukan sama. baik itu anak kolongmerat atau anak orang mlarat, baik itu anak presiden atau anak penjual sarden, baik itu anak mentri atau anak penjual ikan teri semua di perlakukan sama sehingga mencetak pribadi santri yang mandiri dan berintegritas tinggi dan menumbuhkan sikap duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Di pondok itu lah Yusuf mengetahuu jati dirinya. di bawah bimbingan langsung gus Nurdin yang tergolong ulama' tasawuf Yusuf memahami jati dirinya bahwa dia di ciptakan sebagai manusia yang lemah dan selalu membutuhkan tuhannya untuk bisa hidup dan berjalan di dunia yang mencekam.

Setelah selesai Yusuf membagikan sarapan pagi para santri baru ia memulai sarapan untuk dirinya sendiri. setelah sarapan ia langsung menuju kamarnya yang terletak bangunan bertingakat di lantai dua itu. di depan pintu kamar yang bertuliskan nurul fallah 4 dengan menggunakan font arabic itu yusuf masuk dan mengambil perlatan mandi dan sarung mandinya.

Di pondok ini menggunakan peraturan kesucian yang tinggi. bahkan sarung santri pun ada klasifikasi kesuciannya. ada untuk sarung khusus untuk mandi sehingga kesuciannya kurang di perhatikan dan di pondok ini di haramkan setelah mandi menggunakan celana . karena di percaya ketika menggunakan celana akan mempengaruhi kesucian celananya ketika menggunakan celana itu dari bawah kaki sulit untuk di pastikan kesucian lantai kamar mandi, karena di lantai itu pula banyak sekali nakis yang tidak terlihat karena bekas kencing atau hal-hal yang najis lainnya. tapi ketika menggunakan sarung karena sarung di pakai dari atas kepala sehingga tidak bersentuhanndengan lantai kamar mandi itu lebih terjamin kesuciannya. dan bahkan sarng mandi pun akan menjadi sarung yang paling tidak suci di pondok ini karena telah di gunakanndinkamar mandi yang penuh dengan najis. tidak ada yang bisa menjamin kesucian dinding ataupun pintu-pintu di kamar mandi tersebut. ya itulah bukti dari islam adalah agama yang paling lengkap. Bahkan urusan mandi pun di atur di dalamnya. Itu adalah hal yang tidak di atur di agama-agama lain.

Setelah mandi, Yusuf berganti pakaian sekolahnya dan berangkat ke sekeloh SMK Nurul 'ilmi. dengan sedikit berlari Yusuf menempuh jarak 500 meter dari gerbang pondok ke gerbang SMK.nya.

avataravatar
Next chapter