webnovel

2. Saling Berbagi

"Nona Michihiko, di sini adalah kamar saya. Lalu, di lorong depan juga ada kamar kosong Nona boleh menempatinya", kata Kazuki.

"Baik, terimakasih"

"Tapi maaf, di dalam setiap kamar tidak ada kamar mandi. Di rumah ini hanya ada satu kamar mandi, jadi kita harus bergantian untuk memakainya", jelas Kazuki.

"Emh, Saya akan sebisa mungkin untuk selalu bersih-bersih setelah mandi. Jadi, jangan khawatir", senyum Michihiko.

"Ah, bukan itu maksudku. Sebelumnya Aku minta maaf kalau suatu hari nanti akan membuat Nona tidak nyaman", menggaruk kepala.

"Eng, tidak perlu sungkan Pak Kazuki. Saya yakin kita akan saling berbagi di rumah ini", menepuk-nepuk pundak Kazuki.

Kazuki memerah.

Zraaazzhhhh...

Zraaazzhhhh...

Hujannya deras sekali. Tidak bisa tidur? Sepertinya Aku lapar, sudah malamkan memang waktunya makan malam.

Tok Tok

"Pak Kazuki", panggil Michihiko.

"Ya, Nona Mi.. Chi..", membuka pintu dan melotot.

Zraaazzhhhh... zraaazzhhhh.....

"Silahkan duduk, Selamat makan", senyum Michihiko.

"Selamat makan", ucap Kazuki dengan wajah merona.

"Saya sengaja memasak makanan yang banyak. Sebenarnya teman-teman Saya mau datang untuk merayakan hari kedatangan Saya. Tapi malam ini malah hujan sangat lebat. Hahaha", tawa kecil Michihiko.

"Terimakasih, Nona. Makanannya sangat enak sekali", mengunyah.

"Hm??" memperhatikan.

"Ma-maksudku.. ini masakan yang enak!!", jawab Kazuki gugup.

"Hahaha, terimakasih. Pak Kazuki tidak perlu sungkan. Saya memang hobi memasak, jadi mungkin itu karena sudah terbiasa. Silahkan jika ingin menambah".

"Aku sudah selesai. Sekali lagi terimakasih untuk makanannya. Maaf merepotkan Nona, Aku akan membantu mencuci piringnya", ucap Kazuki menunduk.

"Kalau begitu kuserahkan pada mu. Hawanya semakin dingin sebaiknya Saya harus memakai baju", Michihiko masuk ke kamarnya.

Akhirnya, hampir saja aku terkena serangan jantung. Bagaimana bisa dia hanya memakai bra ke sana kemari. Apa di luar negeri pakaiannya memang seperti itu?? Lagipula apa dia tidak menganggap ku laki-laki sungguhan.

(Pagi hari)

"Selamat pagi, Pak Kazuki", muncul dari belakang.

"...!!!, se- selamat pagi Nona Michihiko", memasang sepatu dengan panik.

"Pak Kazuki mau berangkat kerja?", tanya Michihiko.

"Ini hari pertamaku bekerja, Nona", semakin panik.

"Coba, Saya ingin lihat?", berjinjit. "Dasi Pak Kazuki miring, ini tidak bagus bukan untuk hari pertama kerja", senyum Michihiko membenamkan dasi Kazuki.

Ha?! Kemarin tidak memakai baju dan hanya memakai bra saja! Sekarang hanya memakai kaos putih tipis dan tidak memakai bra!!! Ya Tu.. Han...!! sangat transparan. Bisa-bisanya aku?!

"Sudah beres Pak Kazuki", mundur satu langkah.

"Terimakasih, aku berangkat dulu", pamit Kazuki.

"Hati-hati di jalan", melambai-lambaikan tangannya.

(Di Kereta)

Deg!!

Sial, aku malah tidak ingin bekerja jadinya. Aku malah selalu teringat dada besar Nona Michihiko. Tadi itu bukankah?? Putingnya!

Besar dan bulat!!

(Sekolahan SMA Michihiko)

Dinggg Donggg

"Rui!!, selamat datang kembali!", heboh heboh.

"Emh, aku sangat merindukan kalian teman-teman", kata Michihiko merangkul pundak teman-temannya.

"Kau harus tahu sesuatu Rui!", cetus Fairy salah satu teman Michihiko.

"Ah, apa itu?", tanya Michihiko penasaran.

"Takeda dan Hasina berpacaran, dan mereka sudah tinggal serumah! Padahal mereka kan belum menikah! Sungguh bejat dan jahat! Aku dengar mereka sudah melakukan hubungan intim setiap harinya", oceh Jhina.

"Be-benarkah itu?", wajah cantik Michihiko menjadi pucat dan berkeringat.

(Di kantin sekolah)

"Rui? Ternyata Kau sudah kembali?", tanya Takeda membawa minuman jus di tangannya.

"Iya, kemarin", jawab Michihiko acuh.

"Kau sombong sekali. Hei dada besar! Kau pasti sudah mendengar bukan tentang hubunganku dengan Hasina? Sebenarnya aku sudah mendekatinya sejak kita masih berpacaran", oceh Takeda.

"Itu, sama sekali bukan urusanku. Sekarang, kita hanyalah teman biasa", jawab Michihiko.

"Aku hanya ingin meminta maaf, karena selama kita berpacaran aku tidak pernah sama sekali menyentuhmu. Tubuhmu sama sekali tidak membuatku tertarik, jadi.. selama kita berpacaran aku malah bermesraan dengan Hasina", seringai.

"Tidak, tidak, jangan meminta maaf begitu. Aku yang seharusnya berterima kasih karena kau telah tidak pernah menyentuhku dengan tangan kotormu itu! Permisi aku mau makan", senggol dan melewati Takeda.

"...!!" Takeda kesal.

(Kontrakan)

"Aku pulang", hmm.. dia belum pulang,kah??

hik hik

"Nona?!", apa yang terjadi! kenapa telanjang di depan pintu kamarku?????

"Pak Kazuki, hik hik" tersendu-sendu.

"No- nona sebaiknya kau memakai pakaianmu dulu" gugup dan memalingkan wajahnya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Apa aku serumah dengan gadis gila! Kalau begini terus aku yang bisa gila?

"Pak Kazuki? tidakkah kau tertarik padaku? Apa aku tidak menarik bagimu?", meraih tangan.

Tahan Kazuki, ingat umurmu yang sudah tua. Kakek-kakek sepertiku tidak boleh memikirkan hal yang kotor.

"Nona, sebaiknya Nona kembali ke kamar Nona. Sangat berbahaya tidak memakai apapun di ruang tamu ini. Bagaimana jika ada yang tidak sengaja melihat tubuh Nona", memalingkan wajah dan menutupi mulut.

"Ternyata benar, tidak menarik. hik huhu", ucap Michihiko menangis lagi.

"Nona, tolong jangan menangis keras-keras begitu, aduh?!", bagaimana ini, kenapa malah menangis terus. Sebenarnya kenapa sih, tadi pagi baik-baik saja.

kling..

kling..

"Ini Nona minumlah, saya buatkan susu hangat untuk Nona", menyodorkan.

"Tidak mau!" cemberut dan bersedekap.

"Tolong pakai selimutnya dengan benar. Bahaya kalau ada yang melihat Nona seperti ini", ucap Kazuki.

"..." Michihiko bengong tanpa jawaban.

"Saya masuk ke kamar dulu. Saya harus istirahat karena besok harus berangkat kerja pagi sekali. Selamat malam Nona", kata Kazuki menutup pintu kamarnya.

Gila! Aku benar-benar bisa gila!!

Tahan dirimu Kazuki, dia hanya anak SMA. Seorang bocah yang memiliki tubuh indah, seksi. Keduanya sangat besar dan kelihatan sangat lembut. Mungkin sepertinya sangat kenyal bila di remas-remas.

Cklak

"Masih di situ? Memangnya nggak dingin?" gumam Kazuki mengintip dari pintu kamarnya.

hik hik.

"Nona, sebenarnya Nona kenapa?" tanya Kazuki keluar lagi dari kamarnya.

"Aku ingin Kau menyentuhku Pak Kazuki", meraih tangan Kazuki.