1 1. Di tolak!

"Untuk Mango,

Aku tahu, Aku orang yang sangat lamban dan tidak bisa diandalkan juga tidak tampan. Tapi, dengan melihat senyummu, darahku mengalir lebih cepat dari hari biasanya. Lalu, dengan kelembutan suaramu jantungku berdebar kencang seperti memaksaku untuk jatuh dan berlutut kepadamu dan berkata: Mango, jadilah kekasihku?

Dari: Kazuki"

Criipp Criipp...

"Selamat pagi".

"Selamat pagi".

"Teman-teman!!", berlari ke kerumunan. "Apa kalian melihat Kazu??", tanya Manggo tergesa-gesa.

"Kazu? Dia tadi bilang, tidak ikut upacara perpisahan sekolah hari ini karena harus segera pindah kontrakan", jawab salah satu teman Mango.

"Oh, begitu. Terimakasih".

(Kontrakan baru Kazuki)

"Paman, ini kotak yang terakhir. Terimakasih telah membantuku pindahan", seringai Kazuki lalu menundukkan kepalanya.

"Ya, anak baik. Jaga dirimu baik-baik paman pulang dulu, ya Kazuki", pamit Paman Suto.

Brumm...

Clek!

"Pusing, seperti ini saja dulu. Setelah istirahat baru akan ku tata rapi", gumam Kazuki.

Tok Tok Tok!

Siapa? Ah, mungkin ibu yang punya rumah kontrakan ini.

Ckleak

Wussshhh...

Sriiiriiing...

"Kazu!!!", teriak Mango marah.

"Mango!! Kau?! ba- bagaimana bisa Kau ke sini?" tanya Kazuki terkejut.

"Itu tidak penting! Sekarang jelaskan surat ini dulu", plek! tempel secarik kertas pada dahi Kazuki.

"Ini isi hatiku, Mango. Apa Kau sudah membacanya?!", tanya Kazuki.

"Sudah! Sudah muak!", jawab Mango ketus.

"Sepertinya Kau menolakku ya, Mango.", menundukkan kepalanya.

"Ya, aku menolakmu! Aku tidak menyukaimu Kazu! Kita ini hanya teman biasa, ok! Jadi, jangan berharap kita bisa bersama, dasar cupu", cetus Mango meninggalkan rumah kontrakan Kazuki.

Hik Hik

Ditolak lagi. Padahal aku sudah berusaha baik kepadanya selama kuliah lima tahun ini. Tetapi, aku tetap ditolak, Ya tuhan sakit sekali. Ya, sudahlah yang terpenting besok adalah hari pertamaku bekerja di kantor. Meskipun gajinya pas-pasan tapi siapa tahu suatu saat menjadi seorang yang sukses.

"Permisi?"

"Ya, ada apa?", tengok Kazuki dari belakang pagar.

"Saya pengantar susu pesanan. Saya mencari orang bernama Pak Kazuki", senyum gadis itu.

"Oh, itu pesanan saya, terimakasih. Ini kenapa kardusnya kotor?".

"Maaf, saya terjatuh di jalan dan kardusnya terkena sedikit lumpur. Tetapi, saya bisa menjamin kalau susu di dalamnya tidak kotor", cerita gadis itu.

"Begitu, ya? Nona juga terlihat kotor sekali. Apa sebaiknya Nona bersihkan dulu? Saya tidak keberatan meminjamkan kamar mandi", tawar Kazuki kasihan.

"Emh, terimakasih banyak"

"Silahkan masuk, maaf rumahnya berantakan. Saya baru saja selesai pindahan, Nona", garuk-garuk kepala.

Reeeekkk...

Gadis itu melepaskan jaketnya, dan hanya memakai bra yang tidak dapat memuat isi di dalamnya. Kazuki melotot lalu membalikkan badannya dan menutupi wajahnya yang memerah.

"Saya sudah selesai, terimakasih Pak Kazuki", pamit gadis itu.

Ada-ada saja??

Tok Tok Tok

Ya Tuhan, siapa lagi sih!

Ckleak

"Oh, ibu pemilik kontrakan. Saya baru saja selesai pindahan", senyum Kazuki.

"Maaf mengganggu Pak Kazuki. Ada yang ingin saya sampaikan mengenai rumah yang bapak kontak ini"

"Ada apa, Bu?"

"Bapak akan tinggal bersama satu orang penghuni lagi, dan Dia adalah perempuan. Apakah bapak keberatan? Sewa rumah akan saya kurangi."

"Tidak, sama sekali tidak keberatan. Lagi pula rumah ini cukup besar dan luas", senyum Kazuki.

"Baiklah kalau begitu, hari ini juga Dia akan pindah ke rumah ini. Mohon bantuannya, Pak Kazuki"

"Bibi!", sahut seorang wanita dari luar.

"Ah, sudah datang rupanya. Ini Pak Kazuki, kalian akan tinggal satu rumah", kata ibu pemilik kontrakan.

"Baik, mohon bantuannya. Namaku Rui Michihiko", menunduk.

"Mada Kazuki", menunduk.

avataravatar
Next chapter