19 Sembilan belas

"Woii hati-hati dong setir mobilnya" ucap salah satu pengendara mobil yang hampir bertabrakan dengan Noval. Noval yang masih kaget pun kini hanya bisa mengatur nafas, mobilnya terhenti di badan jalan dengan badan depan mobil sudah menabrak pembatas.

Beruntung lah Noval bisa selamat dari kecelakaan yang akan menimpa nya, ia terlalu syok hingga hilang keseimbangan menyetir.

Handphone nya berdering, ia mencari sumber suara tersebut ternyata handphone nya terjatuh di bawah dan ia harus merogoh nya. Mamanya menelfon karena memiliki firasat tidak enak tentang putra nya malam itu.

Noval menarik nafas panjang sebelum berbicara kepada mama nya lewat jalur telfon.

"Assalamu'alaikum, kenapa ma?" ujar Noval kepada Mamanya.

"Kamu gimana? gak apa-apa kan? mama firasat nya gak enak banget" ucap Wanita paruh baya yang sedang duduk di kursi keluarga miliknya tersebut.

Ia dirumah bersama pembantu dan sopir pribadi, suaminya telah berpulang beberapa tahun yang lalu dan membuat nya kini hanya memiliki Noval sebagai anggota keluarga.

"Noval baik kok ma, mama tenang aja, obat nya di minum ya" ucap Noval menenangkan di tengah riuhnya jalan malam.

"Kamu dimana sekarang kok berisik banget?" tanya Mamanya.

"Oohh aku lagi di jalan ini.. mm.. mobil ku mogok gtu ma" Noval beralasan, tak mungkin juga ia bercerita jika malam ini ia akan mengalami kecelakaan, bisa-bisa mamanya menjadi sangat khawatir.

"Tinggal aja mobilnya, suruh bengkel ambil besok. Kamu pulang naik taksi aja" pinta sang Mama tak ingin terjadi hal yang tak diinginkan.

"Iyaa, aku pesen ojek online aja deh ya buat pulang. Nanti sampek rumah aku kabarin lagi ma" ucap Noval sambil memesan Ojek Online dan mematikan telfon dari sang Mama.

Ia kembali mengambil nafas, menenangkan diri, dan meminum air putih agar lebih tenang, lalu keluar mobil untuk menunggu ojek online pesanannya tiba.

Ia berdiri di tengah riuhnya jalanan yang ramai pengemudi berlalu lalang. Ia memberikan alamat jemput sesuai dengan nama jalan yang tertera di pinggir jalanan tersebut. Noval pun melihat ke arah kiri dan kanan, merasa jalanan sudah sepi, ia pun menyebrang kebetulan di sebrang sana ada warung kecil.

Ia lalu menghampiri warung tersebut dan sekedar membeli air putih saja. Tiba-tiba ada notifikasi pembatalan ojek online nya.

"Sial" gumam nya lirih. Saat sedang ingin memesan ojek online kembali ia dikejutkan dengan suara wanita yang mengeluh tak jauh dari area warung tersebut.

Saat Noval melihat ke Arah suara, ternyata ada wanita yang sedang berdiri di samping mobilnya. Noval melirik jam di tangan Kiri nya, sudah pukul 00:00 WIB, masih ada wanita di jalanan jam segini.

Noval pun berinisiatif menghampiri wanita tersebut, ingin membantu saja barangkali ada hal yang bisa ia bantu. Ia sedikit berjalan ke arah wanita itu.

"Ada yang bisa di bantu?" tanya Noval, keberadaan nya secara tiba-tiba membuat wanita itu kaget dan agak sedikit takut.

"Tenang, gue bukan orang jahat kok. Gue mau bantu lu, mobil lu kenapa?" tanya Noval, namun wanita itu hanya diam membisu dengan wajah yang masih tegang.

"Gue Noval" ucapnya sambil mengulurkan tangan kanan.

Wanita itu pun menerima uluran tangan dari Noval lalu memperkenalkan diri juga.

"Nadhira" ucap nya.

***

Senja pun sudah siap untuk tidur, malam ini Aira menginap dan tidur bersama Senja, Aira berganti baju tidur dan membersihkan wajah nya di kamar mandi sedangkan Senja sudah siap dan sebentar lagi akan menuju alam mimpi setelah berkali-kali ia menguap tanda mengantuk.

Ia memainkan handphone nya terlebih dahulu, Tiba-tiba memori otaknya mengingat kejadian saat ia melihat Noval di taman. Ia melihat jelas itu Noval dan Noval sedang melihat ke arahnya.

Sesekali ia mencoba menghilangkan pikirkan tersebut, namun masih saja memikirkan kejadian tadi. Ia berpikir, apakah Noval memang datang lagi ke Jakarta dan sengaja menemuinya. Namun sesegera mungkin ia menghapus pikiran geer nya tersebut, mana mungkin Noval yang sudah meninggalkan nya kini hadir kembali di hidupnya. Senja merasa itu terlalu sinetron untuk hidup yang ia jalani kini.

"Woii ngelamun aja" Teriak Aira ditelinga Senja membuat nya terkejut lalu memasang wajah kesal dan bersiap melemparkan bantal sebagai jurus andalannya.

"Eh eh eh santai bu santai, semua bisa di bicarakan" tutur Aira memohon agar Senja tak memukul nya dengan bantal lagi.

Senja hanya diam, melanjutkan lamunan nya tentang Noval membuat Aira penasaran apa yang ada di pikiran temannya tersebut.

"Mikir apa sih?" tanya Aira yang sudah penasaran dan duduk berdampingan dengan Senja.

"Emm... " ucapan Senja menggantung membuat Aira semakin penasaran ia memasang telinga nya kini.

"Gguueee.. Gue anu" tutur Senja.

Wajah Aira kini semakin penasaran, Sampai-sampai ia mengikuti gerak bibir temanya tersebut.

"Gue laper" ucapan Senja membuat Aira sangat kesal lalu memukulkan bantal ke arah wajah Senja.

"Sumpah, gue gak boleh ngomong kasar, oke sabar Aira sabar" tuturnya dengan mengelus dada nya perlahan.

Senja hanya tertawa melihat Aira yang kesal dan kecewa karena sudah menunggu cerita yang akan keluar dari mulut nya.

"Gue kira kenapa lu ngelamun" tukasnya sambil menarik selimut dan ingin memejamkan mata nya perlahan.

"Ya sebenarnya ada apa-apa sih" ucapan Senja membuat Aira langsung duduk kembali dan siap. mendengarkan apa yang Senja akan ceritakan.

"Apa apa cepet cerita" paksa Aira sambil menggoyangkan badan nya agar Senja segera bercerita.

Senja menarik nafas perlahan dan siap untuk bercerita, mungkin memang ia harus bercerita kepada Aira soal ini. Ia melirik Aira dalam-dalam.

"Gue tadi liat Noval" gumam nya lirih namun terdengar jelas oleh Aira yang berada tepat di samping nya.

Aira pun melebarkan mata nya mulut nya pun belum sempat ia tutup beberapa detik tak percaya yang dikatakan oleh Senja. Segera ia mengontrol diri.

"Ss.. sumpah lo?" tanya nya tak percaya. Karena sudah bertahun-tahun lamanya Noval menghilang dan tak meninggalkan jejak, semenjak putus hubungan nya dengan Senja.

"Iyaa beneran, dan gue yakin gue gak salah liat, itu beneran dia" jelas Senja meyakinkan.

"Pas dimana sih?" tanya Aira.

"Tadi di taman, pas gue ngobrol sama Aksa" ucap Senja.

Aira pun terdiam beberapa saat...

"Terus lu samperin dia gak? atau lu nyapa gitu? manggil dia gitu?" tanya Aira.

Senja menggelengkan kepala nya perlahan, bagaimana mau menyapa, baru dilihat saja Noval langsung menutup kaca mobil dan berlalu pergi meninggalkan halaman kost an yang Senja tinggali.

"Menurut lo apa?" tanya Senja.

"Apa gimana sih?"

"Yaa kenapa dia muncul lagi gitu" ucap Senja.

"Mungkin dia kesini lagi, mau cari lo terus balikan lagi" tutur Aira santai.

"Sinetron banget deh kayak nya kalo gitu, gak mungkin, paling kebetulan, toh darimana dia dapet alamat Kost gue, kan dia gak tau kost gue yang sekarang" jelas Senja sambil selalu berpikir itu hanya sebuah kebetulan.

"Yaa kalo dia gak tau gak mungkin dia sampek sini lah maemunah" Tutur Aira.

"Kebetulan Jubaedah" tukas nya ketus, karena kesal dengan Aira yang sangat loading ketika Senja bercerita.

Setelah selesai bercerita, mereka pun memutuskan untuk tidur karena esok hari harus bekerja kembali.

avataravatar
Next chapter