1 Pertama

Seperti biasa, pagi ini Senja kembali melakukan aktivitas yang selalu ia lakukan berulang-ulang di setiap hari nya. Iya aktivitas yang sama dengan sedikit berat ia melangkah mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi untuk melakukan Ritual mandi nya yang begitu singkat.

Berbeda dengan Wanita lain yang mungkin akan memperlama waktu mandi atau mungkin memang mandi nya sangat lama. Terkadang di dalam benak nya ia berfikir, Untuk apa wanita-wanita itu mandi sangat lama tanpa berfikir lagi bahwa ia juga termasuk jenis wanita.

Setelah usai menggosok gigi dan menyabuni badan nya ia memakai handuk dan sedikit mengaca diri. "Hemm, okee pagi ini seperti biasa, ke perpustakan kita baca buku cari inspirasi buat nulis" ucap nya dengan santai. Sesekali ia melihat wajah nya yang nampak memantul di cermin kamar mandi nya tersebut. Ia melihat bentuk pipi yang kian hari semakin seperti bolu tersebut, sesekali ia mencubit dan meng-aduh kesakitan, terkadang juga tertawa melihat tingkah konyol nya.

Bagi diri nya apapun yang terjadi dan Tuhan beri untuk diri nya dan bentuk tubuh nya Adalah satu anugerah yang harus di syukuri dan di nikmati. Ia selalu berkata di dalam hati "Aku indah kok, semua wanita itu cantik, tergantung bagaimana orang lain mampu melihat keindahan itu atau engga".

Senja pun bergegas keluar kamar mandi dan bersiap diri untuk berganti pakaian. Ia tinggal seorang diri di Kost-an daerah Jakarta. Tuntutan pekerjaan lah yang membuat diri nya kini harus jauh dari kedua Orang tua yang amat sangat dia sayangi tersebut.

Dalam waktu sehari kadang Ibu nya tak henti menelfon meskipun hanya menanyakan apakah Senja sudah makan siang, sarapan atau terkadang hanya menanyakan Senja sedang apa kali ini.

Kini ia telah bersiap, memakai baju yang sudah dia siap kan tadi malam karena ia tau mungkin ia akan bangun telat beberapa menit untuk bersiap diri. Sesekali mengaca, tersenyum dan berkata " Senja siap senja hebat dan Senja Indah, ayo semangat" kobaran semangat nya ber api-api.

Ia pun keluar Kamar dan mengunci pintu. Saat berbalik Arah ia di kejut kan oleh seseorang yang sedari tadi sudah menunggu nya.

"Woi, lama amat sih lu senjaaaaa" Oceh Aira teman se perantauan nya tersebut.

Senja dan Aira sudah berkawan baik semenjak masuk di SMA beberapa tahun yang lalu, mereka memutuskan bersahabat dan mencari pekerjaan bersama-sama. Sudah tidak di herankan jika, mereka sudah sama-sama akrab dan tau sifat satu sama lain.

"Sutttt, ih jangan kenceng-kenceng ini kan masih jam 9 Ai, tetangga Kost-an gue pada bangun nanti ih bacot nya MasyaAllah" ucap Senja dengan membungkam mulut Aira rapat-rapat, membuat

Aira agak sedikit sulit untuk bernafas. Senja pun melepaskan bungkaman tersebut dan mempersilahkan Aira untuk bernafas, bahaya juga jika Aira tiba-tiba mati hanya karena tidak bisa bernafas dengan lancar.

"Ehehe, iyaa maaf lah, lagian lu sih janjian jam berapa siap jam berapa, Handphone lu silent kan? gue telfon gak bisa-bisa anjrit, gue berjamur sayang" rengek Aira.

Senja hanya bisa tersenyum dan mengangguk tanda memang perkataan Aira 100% benar. Senja memang tidak pernah mengaktifkan suara di Handphone nya, takut menganggu waktu santai atau jam-jam tidur nya saja.

Akhir nya mereka pun bergegas turun dan mengambil motor yang sudah terparkir di parkiran yang sudah di sediakan oleh pemilik kost, hanya untuk pengguna kost dan orang yang akan bertamu atau menjengguk sanak saudara saja.

Kebetulan memang Senja dan Aira tidak tidur dalam satu kost bersama, karena mereka sama-sama berfikir semua orang punya privasi dan mau sedekat apapun kita dengan orang lain kita memiliki hak untuk menjaga privasi masing-masing. Meskipun begitu mereka selalu bertukar cerita dan saling curhat jika salah satu di antara sedang di rundung masalah.

Aira melajukan motor nya pelan, sesekali ia membuka percakapan kepada Senja.

"Nyari buku apa lagi sih?" Tanya Aira heran, bukan apa Buku senja sudah terbilang Ratusan, dan beberapa bahkan harus di kirim ke kampung karena Kost-an nya tak cukup memuat Buku-Buku yang yang ia beli.

"Udah sih, lu diem aja kan lu juga seneng nanti bisa ketemu sama mas penjaga tokoh buku nya haha" ucap nya menggoda di selingi dengan wajah Aira yang memerah.

Suasana jalan kota Jakarta waktu itu belum begitu ramai, padahal hari Ini hari Minggu namun jalanan tak seramai biasa nya, Aira dan Senja agak sedikit lega karena, mereka tak perlu berpanas an terlalu lama dan berteman dengan debu-debu jalan. Aira sedikit melajukan motor karena panas sudah menyengat di tubuh nya.

Akhir nya mereka sampai di tokoh Buku langganan Senja, setiap Minggu bahkan setiap hari libur mereka gunakan untuk pergi ke Tokoh Buku ini. Aira pun memarkirkan motor nya dan menghampiri Senja yang sudah turun terlebih dahulu dan menunggu di depan Tokoh Buku tersebut. Mereka pun bersama sama berjalan masuk dan membuka Pintu.

Bau-bau Buku sudah tercium jelas di hidung Senja dan ia pun bergegas menghampiri penjaga Tokoh yang sudah ia kenal begitu lama. "Mas Ardi, ada buku baru gak?" tanya Senja yang agak sedikit mengagetkan Ardi sang Penjaga Tokoh tersebut.

"Eh kamu nja, kesini lagi? aduh gak bosen apa?" Ucap nya sambil melirik ke arah Aira yang hanya mematung di sudut pintu dengan wajah yang amat kaku. Senja tertawa melihat tingkah Ardi yang begitu enggan jika bertemu dengan Mahluk seperti Aira, padahal menurut senja, Aira bukan Tipe wanita yang centil dan memaksa. Yah mungkin diantara mereka sudah pernah memiliki hubungan dan ini yang di namakan Privasi Senja pun tak ingin ikut campur urusan mereka.

"Hehe iya mas, lagi libur ya biasa lah, dimana buku baru nya?" Jawab nya tak sabar.

"Itu disana di Rak yang biasa kamu liat itu, mas sengaja taroh sana biar kamu gampang. Mas kan tau buku yang kamu suka jadi gak perlu repot jelasin haha" Ucap Ardi santai.

Senja pun kemudian berjalan menuju Rak yang sering ia lihat. Dan benar ada Buku baru disana ia pun mengambil dan sedikit membaca sinopsis Cerita yang tertera pada sampul belakang Buku tersebut.

Ia pun membawa Buku itu dan berkeliling sebentar barangkali ia menemukan Buku yang belum ia jumpai, padahal jelas hampir semua Buku di Tokoh Tersebut sudah ia miliki namun Rasa cinta nya kepada Dunia Tulis dan Hobi nya yang membaca membuat ia ingin dan selalu ingin Membaca untuk menambah wawasan Sastra nya.

Ketika ia sedang asik berkeliling, ia melihat Ardi yang kini sedang sibuk melayani dan Aira yang masih mematung di sudut pintu, enggan duduk dan Hanya berdiri saja. Senja hanya tertawa kecil melihat tingkah Sahabat nya tersebut.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak nya perlahan, Senja dengan cepat menoleh kan kepala ke arah Tepukan tersebut. Ternyata Genta teman yang ia temui di Tokoh Buku ini, mereka berteman baik karena memiliki hobi yang sama dan sering berjumpa di waktu yang sama.

"Senja, kesini lagi?" tanya Genta membuka obrolan. "Hehe iyaa, lu juga? Nyari buku atau??" tanya Senja sambil melirik ke Arah wanita yang sedang asik duduk di bangku yang sudah di sediakan oleh pihak Tokoh.

Wanita itu adalah teman baik Genta usut punya usut Genta sedikit memiliki perasaan lebih dari teman untuk wanita itu. "Ohh hehe lu tau aja, iyaa gue sengaja kesini buat emm yaa ketemu dia haha" ucap nya tak punya rasa sungkan.

avataravatar
Next chapter