15 Limabelas

"Aksa" panggil Mas Ardi, terlihat Aksara sedang berdiri mencoba mencari sumber suara, dan terlihat laki-laki yang melambaikan tangan ke arah nya.

Spontan Aksara pun membalas lambaian tersebut dan tersenyum, lalu beranjak menghampiri Mas Ardi dan Noval yang sedang duduk. Ia pun duduk berdampingan dengan Mas Ardi tentu saja berhadapan dengan Noval yang duduk tepat di depan nya.

Mas Ardi menanyakan perihal mengapa di hari minggu seperti ini Aksara tak bekerja, padahal terkadang sebagai tangan kanan Boss ia harus bekerja ekstra untuk mengawasi Teman-teman se pekerjaan nya.

Aksara terdiam ketika pertanyaan itu terlontar dari mulut Mas Ardi, ia tak enak hati jika harus bercerita kepada Mas Ardi dan disana juga ada laki-laki yang tak ia kenal sebelumnya.

"Eh lupa, Sa kenalin ini Noval temen gue waktu di Jakarta" ucap Mas Ardi yang baru sadar akan suasana.

Aksara pun mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri pada Noval dan begitu pun sebaliknya, mereka saling berkenalan dan bertanya-tanya soal pekerjaan dan status masing-masing.

Akhirnya Aksara pun menjelaskan bahwa ia kini sangat butuh pekerjaan, karena kemarin baru saja di pecat oleh pihak cafe, tanpa alasan yang tidak jelas.

Mas Ardi pun kaget, dan meminta maaf atas pertanyaan yang ia lontarkan tadi saat pertama kali melihat Aksara, ia tak tahu bahwa Aksara sudah tak bekerja selama beberapa minggu belakangan ini.

"Di perusahaan gue belum ada lowongan sih" ucap Noval sambil berfikir dan mengingat apakah ada lowongan untuk Aksara.

"Gue butuh banget sih, jangan sampe minggu depan gue belum kerja" ucap nya memelas.

Mas Ardi pun teringat jika di tempat nya ada lowongan untuk menggantikan diri nya. Lalu Mas Ardi pun menawarkan pekerjaan itu kepada Aksara, ia menjelaskan detail pekerjaan yang akan Aksara geluti.

"Lah bentar, bukan nya lu udah lama ga Mas disini? kenapa mau keluar?? tanya Aksara penasaran.

" Gue mau nikah" jawab Mas Ardi membuat Noval dan Aksara terkejut, mendadak saja Mas Ardi mau menikah dan tak memberi tahu.

"Hah? seriusan Anjir" kata Aksara dengan tawa nya yang khas dan di ikuti oleh Noval yang sudah Tersenyum-senyum.

"Iyah ah bawel lu nanti gue kasih undangan nya kalian dateng bawa pasangan Masing-masing okee" pinta nya dengan senyum sinis.

Namun kali ini Aksara dan Noval terdiam karena mereka sama sama tak memiliki pasangan.

Dari mulai menata buku, menjaga kasir, menjelaskan kepada customer buku yang mereka cari ada di rak mana. Mas Ardi menjelaskan bahwa ini pekerjaan yang tak begitu santai kurang lebih menguras tenaga seperti pekerjaan Aksara di cafe.

"Dateng stok buku gak setiap hari kan Mas?" tanya Aksara.

"Ya enggak lah, tergantung buku nya habis apa sisa dikit atau ada stok baru gitu" Mas Ardi menjelaskan.

"Yaudah mas gue mau, semoga ini pekerjaan yang awet" ucap Aksara penuh harap dan di selingi dengan adegan salam antara Mas Ardi dengan nya.

"Btw, lu kerja ngapain? Orang tua masih ada? Lulusan apa emang lu?" tanya Noval.

"Kerja? ya cari uang bro hehe, masih kok orang tua gue masih Ada semua Alhamdulillah, gue lulusan SMA, gue kerja kek gini gak mau bebanin orang tua gue, biar gue nabung buka usaha sendiri, kek lu bro punya perusahaan udah sukses juga" jawab Aksara menyanjung Noval.

Noval hanya tersenyum dan merendah bahwa apa yang ia gapai selama ini belum ada apa-apa nya, ia menyayangkan ketika ia sudah memiliki segala hal yang selama ini ia cari namun kehilangan wanita yang benar-benar ia cintai.

Sibuknya mengejar cita-cita sampai ia lupa ada wanita yang sangat membutuhkan nya dulu, bahkan ia ingat bagaimana ia memperlakukan wanita tersebut dengan tidak baik, tak jarang membuat nya menangis.

"Wah, belum ada apa-apa nya gimana? kalo gue jadi lu juga udah bersyukur bro" ucap Aksara dan di setujui oleh Mas Ardi.

"Yaa bukan gue gak bersyukur, buat apa juga gue punya segala hal gue bisa beli ini itu semua gue, tapi gue gak bisa beli Cinta" ungkap nya tanpa sengaja.

"Wahhh gue gak ikutan deh kalo masalah Cinta, asli ruwet banget" ucap Mas Ardi angkat tangan.

Aksara hanya terdiam, jujur ia tak begitu faham dan mahir soal percintaan, ia malah mengingat akan sosok Senja yang selalu menasehati diri nya, mau dari hal cinta, pekerjaan atau apapun Senja pasti memiliki kata-kata yang selalu membangun. Ia jadi rindu akan Senja dan tak sabar untuk pergi dinner dengan gadis itu malam ini.

Mas Ardi pun terdiam melihat kedua teman nya tersebut sama-sama melamun, yang tak di ketahui oleh Mas Ardi adalah kedua teman nya tersebut sedang memikirkan wanita yang sama.

"Ahh pada ngelamun" ucap Mas Ardi membubarkan lamunan kedua nya.

Noval dan Aksara hanya terkekeh.

***

Malam pun tiba, setelah menunaikan sholat isya' rasa deg-deg an di hati Senja kini makin menjadi. Padahal sesekali ia mengusir rasa cemas dan Nervous tersebut namun tak bisa.

Ia menarik nafas pelan dan melirik ke arah Jarum jam yang menunjukkan pukul 19:30, ia bangkit lalu melepas mukenah nya melipat dan merapihkan nya kembali ke tempat semula.

Drrrtttt..

Handphone nya berdering, tanda pesan masuk. Senja pun mengambil handphone yang ia letakkan di atas Meja belajar nya.

"Kamu udah siap? Jam 8 ya aku jemput"

Isi pesan tersebut yang tak lain dari Aksara. Membuat nya makin deg-deg an.

Beberapa saat kemudian masuk notif pesan lagi, kali ini dari Aira sahabat nya, Aira mengirim kan pesan untuk hati-hati dan semoga Dinner pertama Senja dengan Aksara berjalan dengan lancar.

Senja hanya tersenyum tanpa membalas kedua pesan yang masuk di handphone miliknya, ia bergegas berganti baju dan berdandan dengan wajar, ia tipe wanita yang tak begitu suka dengan make up.

Mungkin hanya memakai bedak dan lipstik, Kadang-kadang suka memakai soflen agar memudahkan nya untuk melihat karena mata nya kini sudah minus.

Ia duduk di meja rias dan mulai memakai bedak di wajah nya secara perlahan, ia memakai secara tipis. Dirasa cukup ia kini memakai lipstik dan meratakan perlahan di bibir nya.

Ia merapihkan baju dan memutar badan barangkali ada sesuatu hal yang kurang, ia tak ingin ada satu hal yang kurang saat bertemu dengan Aksara jam 8 nanti.

Ia mengecek kembali tas nya, sambil memasukan dompet, tempat soflen miliknya, sedangkan handphone masih ada di atas meja kerja, sengaja tak ia masukan barangkali Aksara menghubungi nya.

Handphone nya berbunyi pasti itu Aksara, batin nya. Memang benar itu Aksara yang sudah menunggu di bawah dan siap untuk berangkat bersama dengan Senja.

Senja pun bergegas mengambil tas dan memakai Parfum, hampir satu botol parfum nya ia habis kan malam itu, ia menyemprot berkali-kali dari atas hingga bawah.

Lalu keluar mengunci pintu dengan terburu-buru, sampai di luar ia melambaikan tangan kepada Aksara yang sudah menunggu nya, ia turun lalu menghampiri Aksara.

"Hai" sapa Senja yang melihat Aksara yang diam kamu melihat nya.

"Aksara" panggilnya lagi.

Dengan kaget Aksara tersadar, lalu kembali menguasai diri.

"Oohh Haii Njaa" ucap nya gugup. Ia melihat Senja sangat cantik malam ini, rambut nya yang ikal, baju nya yang selaras dengan warna kulit dan juga mata yang ber soflen membuat kecantikan nya naik beberapa persen.

"Ada yg salah yaaa? kok lu liatin gue kek gitu?" ucap Senja tak percaya diri.

"Ahh.. engg.. engga kok cantik malah sumpah" puji Aksara membuat Senja malu.

avataravatar
Next chapter