6 Keenam

Tanpa kata Aksara pun menerima uluran sapu tangan Senja. Dengan Ekspresi yang kaget dan sedikit gugup, bagaimana mungkin bisa begitu tepat ia bertemu dengan Senja di malam hari selepas Hujan seperti ini. Darimana Senja pergi? Batin Aksara penuh tanya.

"Lu, gak usah mandang gue kayak gitu, udah lap dulu muka nya, pasti basah terus malu juga kan" ucap Senja to the point langsung ke kontra.

Wajah Aksara merah padam kini, apakah tadi Senja ada disana? dan melihat semua yang terjadi pada dirinya dan Nadhira.

"Gue liat kok, nih minum aja dulu lu pasti syok kan?" ujar nya dengan menyodorkan sebotol minuman kepada Aksara dan tanpa fikir panjang Aksara langsung mengambil minuman tersebut dan meminum nya.

"Gue ada di caffe itu tadi sama temen-temen gue, gue liat lu tapi, gue gak berani nyapa gak enak sama cewek yang lu bawa tadi" lanjut nya.

"Ehmm, pantesan lu tiba-tiba ada disini, lu ngikutin gue?" tanya Aksara membuat mata Senja terbelalak.

"Heh, geer lu, gue mau arah pulang tadi, eh liat lu disini kayak orang ilang ya udah gue samperin takut lu kesambet setan taman sini" Jiwa Receh Senja kini pun keluar membuat Bibir Aksara kini membentuk senyuman yang memperlihatkan lesung di pipi kiri nya.

Sedikit lega melihat senyuman tersebut dan tanpa sengaja Senja juga ikut tersenyum.

suasana hening kini, bahkan suara jangkrik malam pun tak terdengar, tak ada suara motor berlalu lalang juga, mungkin selepas hujan orang-orang enggan keluar rumah, dan memilih tidur di jam yang sudah masuk larut malam ini.

Aksara kini mengecek Handphone dan tak ada satu pesan pun yang masuk dari Nadhira, Aksara meremas Handphone tersebut. Senja yang melihat hal itu pun memberanikan diri untuk membuka suara nya.

"Handphone itu gak salah apa-apa, kalo gak ada yang chat lu ya salahin orang nya bukan handphone nya, toh kalo lu banting sekali pun itu handphone gak akan merubah susana termasuk kejadian di caffe, bahkan lu harus repot-repot beli handphone baru" ucapan yang ngasal keluar dari mulut Senja malam itu.

Aksara pun kini melirik ke arah Senja yang sudah melirik ke arahnya terlebih dahulu. Tentu dengan tatapan tanpa ekpresi.

"iya, lu bener. Mungkin dia udah gak peduli lagi sama gue, di mata dia gue ini cuma laki-laki sampah, buruk mungkin dan dia malu punya gue" Kini Aksara tak bisa menahan gejolak dalam hati nya yang paling dalam.

Senja kini melihat nya dengan tatapan penuh Arti "Bukan lu yang salah, lu udah bagus sayang sama dia, baik atau yaa perhatian sama kayak orang-orang yang pacaran di luar sana, tapi gue gak setuju kalo lu mandang rendah diri lu sendiri, kalo lu udah berusaha lu yakin lu baik tapi dia ga menerima itu semua, dan gak berlaku baik juga, ya itu salah dia, dia yang punya masalah bukan lu" jelas Senja, dan membuat Aksara benar-benar tenang. Hatinya terasa dingin kini, ia membenarkan apa yang baru saja Senja ucap kepadanya.

Senja pun menyuruh Aksara untuk minum lagi agar lebih tenang, dan seperti orang yang sudah di hipnotis Aksara dengan Cepat meminum beberapa tegukan Air tersebut.

"Lu siapa sih sebenernya?" tanya Aksara kini mulai penasaran.

"lu mbak-mbak yang ada masalah sama gue kemarin itu kan? yang suka beli buku di tokoh buku itu, dan mampir ke caffe tempat kerja gue?" sambung Aksara mulai penasaran.

Senja pun tertawa lepas, bagaimana bisa Aksara tak seyakin itu dengan dirinya? Jika pun ada kembaran apakah bisa seimut dan selucu wajah Senja? eaa:v

"Gue Senja" ucapnya dengan mengulurkan tangan kepada Aksara dan membuat Aksara kebingungan.

"Gue udah kenal tapi" Jawab Aksara.

"Lah elu ngeselin banget, ya gue Senja yang lu kenal beberapa hari yang lalu itu" omel Senja membuat Aksara tertawa melihat ekspresi kesal yang Senja tunjukan kepadanya.

Aksara membenarkan posisi duduknya kini, lebih dekat dengan Senja, ia memasukan handphone ke dalam saku dan tak peduli lagi dengan Nadhira. Ia berdehem pelan lalu meletakan botol minuman tersebut di bawah.

"yang lu omongin tadi emang bener, toh kalo gue benci diri gue sendiri gimana orang lain bisa cinta sama gue, gue tadi terlalu kalut sama suasana, gak tau harus kayak gimana ngadepin dia" ungkap Aksara, Senja pun memasang telinga nya Baik-baik, ia tau Aksara kini sangat membutuhkan orang yang mampu mendengar cerita nya.

"Lu kenal lama sama dia?" tanya Senja

"Setahun gue pacaran sama dia, gue ketemu dia pas kerja di Caffe kota sebelah, sempet LDR selama dua bulan karena dia pindah, dan waktu LDR itu masalahnya banyak banget, akhirnya gue ngalah dan ikut dia kesini biar kita gak LDR lagi, tapi nyata nya malah gini" jawab Aksara menjelaskan.

Senja menepuk bahu Aksara pelan, "Suatu saat juga bakal ada yang nerima lu, orang baik pasti bakal ketemu sama orang baik juga, Tuhan kan Adil, mungkin yang sekarang bukan terbaik buat lu, percaya aja sama proses nya" Senja terus menenangkan Aksara yang mulai mau bercerita dan terbuka kepadanya.

"Makasih ya buat saran lu, gue merasa tenang dan nemuin jati diri gue yang asli sekarang" ucap Aksara dengan tersenyum. Senja hanya mengangguk pelan kini. Tiba-tiba Handphone Senja berdering.

Drrttttt Drrtttt

Dengan cepat Senja mengangkat telfon tersebut ternyata itu adalah Aira, pasti ada hal yang mau di ceritakan malam ini, namun situasi sedang tak memungkin kan bila harus mendengarkan ocehan Aira malam itu.

"Halo ra, kenapa?" tanya Senja basa basi.

"Aduhh, lu itu darimana gue chat gak di bales gue itu mau cerita tau Senja, Omaygatttt lu tau gak sih yaa tadi itu gu" Belum sempat Aira melanjutkan Pembicaraan nya Senja langsung mematikan telfon tersebut.

"Loh? mati? Bangke Senja gak ada adab sama sekali" maki Aira yang kini sedang mencabuti bulu ketiak nya selepas pulang kerja.

"Kenapa udahan?" tanya Aksara kini.

"Ah, ituu anu, temen gue biasa lah hehe gak penting, btw yuk pulang udah malem nih" ajak Senja karena kini sudah menunjukan pukul 12 malam.

"Ah iyaa, tapi gue... " Ucap Aksara dengan melihat arah sekitar begitu sepi pasti sudah tidak ada angkutan umum sekarang, mau memesan ojek online pun ia tak tahu alamat penjemputan atau posisi ia kini duduk bersama senja.

Senja yang faham apa yang sedang di fikirkan oleh Aksara pun langsung menarik tangan Aksara dan ia lalu duduk di jok belakang motornya. Aksara pun terdiam sejenak, tak faham dengan apa yang Senja lakukan baru saja.

"Lu gak ada kendaraan kan? ya udah ayok gue anterin balik" tawar Senja.

"eh jangan nanti lu balik nya sendirian lagi" Aksara mengingatkan, Senja kini mulai berfikir lagi.

"Ah gue tau, gini aja lu ke kosan gue nanti pesen ojek Online disana aja kan disini gak tau alamat nya apa" Ide nya yang langsung di iya kan oleh Aksara.

Mereka pun berboncengan motor berdua di tengah jalanan yang sepi.

avataravatar
Next chapter