4 Keempat

Senja kini sudah memasuki cafe yang sudah di rencanakan oleh teman-teman nya. Ia masuk lalu melihat sekumpulan manusia gabut yang sedang duduk melingkar di meja, salah satu teman nya pun melambaikan tangan nya ke arah Senja dan kini Senja mempercepat langkah.

"wah ini nih, manusia gabut banyak acara" sapa teman nya Bimo. Bimo dan Senja sudah berkawan cukup lama semenjak Senja bergabung bersama rekan Penulis yang kebetulan juga di kenalkan oleh Bimo. Seorang lelaki yang cukup ramah dan periang, namun terkadang ia suka menunda pekerjaan dan membuat Senja rekan kerja nya harus bekerja sendirian.

Di meja tersebut selain Bimo terdapat Bastian, Laura, dan Rendi teman lelaki yang cukup pendiam diantara mereka. Mereka sering di sebut 5 Sekawan karena kekompakan dan kegigihan mereka dalam bekerja, meskipun dalam tim ada Bimo si benalu yang suka menunda pekerjaan tak membuat mereka pecah dan saling membenci satu sama lain. Bagi mereka sifat seseorang memang beragam tergantung bagaimana kita menyikapi, toh jika Bimo mau berusaha berubah sedikit demi sedikit akan lebih baik.

OKE BACK TO STORY BEYBEH;)

"Eh anjrit lu emang, kita semua kaum gabut ya, bukan cuma gue aja" maki senja terhadap Bimo membuat Tawa Lelaki yang agak gendut tersebut pecah membelah keheningan Caffe.

"Iya lah kita semua emang kaum gabut tapi menghasilkan duit, kerjaan enak begini ya kan?" Kini Laura bersuara sambil memakan kacang yang telah ia bawa dari Rumah tadi. Ucapan nya di ikuti anggukan oleh teman-teman nya namun tidak oleh Rendi, lelaki tersebut sedang fokus ke layar Handphone nya.

Senja berdehem kini, "Ekhemm, mohon maaf paketu, masih sayang gak sama itu handphone" sindir nya membuat Laura dan Bimo cengegesan, Rendi sedikit kaget dengan suara Senja.

"Eh nja, kapan dateng?" muka nya berubah menjadi merah padam. Lalu meletakan Handphone ke dalam saku celana nya. "Loh kenapa gak pada pesen makanan, Bimo biasanya paling gercep soal makan" Tutur nya.

"Gimana gue mau pesen, lah elu aja main handphone mulu, dari awal masuk Caffe, ya gue gak enak mau pesen lah kambing" Maki Bimo.

Senja dan Laura hanya tertawa kecil dan melempari Rendi dengan Kulit kacang. Akhir nya Rendi pun memesan makanan untuk kawan nya tersebut. Setelah memesan dan membayar di Kasir, Rendi pun kembali ke meja dan mengobrol dengan teman nya.

Kini Senja yang berganti melamun memikirkan Pembicaraan nya dengan Ibu Kost tadi sebelum ia pergi ke Caffe. Sesekali ia menghela nafas panjang dan menyenderkan punggung nya sejenak. Rendi yang mengetahui hal itu pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Nja, kenapa lu? biasa paling berisik" Ucap Rendi. Kini Bimo dan Laura juga turut memandangi wajah Senja dengan penuh tanya. "hemm, iyaa gue butuh kerjaan tambahan nih" Ujar Senja.

"Buat apaan lu? Bukan gaji dari sini udah cukup buat sehari-hari sama kirim orang tua lu di kampung nja?" ucap Laura.

"Hemm, iyaa emang cukup. Awal nya sih gue bosen. Yaa lu pada pasti juga bosen ya kan. Kita kerja tapi kaya pengangguran. Enak sih gak capek gue cuma bosen aja gitu. Dan tadi Ibu kost bilang biaya kost an bakal baik bulan depan" jelas Senja kepada kawan nya.

"Iya nja sama gue juga bosen sih, bukan bosen kerja ya. Gue capek jadi kaum gabut gitu. Duduk main laptop kalo gak ada job gue mau ngapain ya kan?" Kini Bimo ikut berpendapat.

"Iya jugaa haha gue juga sama anjrit, pengen cari tambahan buat gue sendiri. Bukan ngerasa gak cukup cuma kalo ada kesempatan kenapa enggak ya kan?" Laura pun tidak ingin kalah.

"Apa lagi gue, kerja cuma rebahan main handphone buka laptop, emak ngomel mulu saban hari buset" ucap Bastian di Betawi tulen yang dari tadi menyimak obrolan teman nya.

"Keluar deh suara lo bas haha diem ae lu dari tadi" ucap Laura kini membuat Bastian kembali diam. Sudah sejak lama lelaki tersebut memendam perasaan kepada Laura teman rekan kerja nya, namun pasti saat ingin mengungkapkan perasaan tersebut Bastian hanya bisa diam dan terpaku oleh Keindahan yang di miliki oleh Laura.

"Dia puasa ngomong biar ke Limbat jadi pesulap" ejek Bimo Kini membuat tawa kembali pecah. Namun tidak dengan Rendi.

Kini Rendi hanya terdiam, sembari mengamati wajah dari kawan nya tersebut, Rendi sudah merasa mereka adalah saudara kandung bahkan bukan teman lagi bagi nya. Masalah mereka juga masalah Rendi dan keluhan mereka juga membuat Rendi merasa kan apa yang mereka rasakan. Rendi menarik nafas panjang.

"Oke, gue bolehin kalian kerja cari kerja sampingan. Buat tambahan atau buat isi waktu luang, gue juga tau kalian punya potensi lebih dari kerjaan kita ini. Tapi gue harap kalian gak lalai terus lupa sama kerjaan tetap kalian. Gue sebagai temen gak bisa bantu banyak, nanti gue coba cari kerjaan siapa tau di kalian nyantol ya kan?" jelas nya membuat semua bersorak dan memeluk Rendi, namun saat Bimo hendak memeluk Rendi, ia sudah memberi kode kepada lelaki tersebut agar tidak memeluk nya. Membuat Senja dan Laura tertawa.

"Ah paketu emang terbaik ya kan" Ucap Senja memuji membuat pipi Rendi menjadi memerah.

"Anjrit dia malu haha" tawa Laura pecah diikuti oleh Bimo dan Bastian.

Mereka akhirnya membahas tentang penerbitan buku yang akan di lakukan beberapa hari kedepan, makanan pun telah datang dengan pelan-pelan mereka membicarakan penerbitan buku tersebut. Bimo sedikit meniup makanan yang sudah ada di depan nya. "Jangan di tiup, tunggu aja sampe dingin bim" ucap Senja mematahkan semangat Bimo untuk makan.

"Btw gaes, kalian udah selesai ngerjain revisi sama nyetak Cover nya?" tanya Laura kini sambil mengaduk Minuman yang tadi di pesan oleh Rendi.

Senja pun sibuk minum dan mendengarkan obrolan teman teman nya tersebut. Sesekali ia mengecap pelan "Rendi, lu gak kasih gue Ranjau kan?" Ucap Senja membuat Bimo dan Laura tertawa sangat keras.

"Bangke lu nja emang, kagak lah, cewek gila lu emang anjrit ah" Maki Rendi namun ia juga tertawa mendengar lelucon Senja. Senja begitu mensyukuri Karunia Tuhan, dipertemukan oleh kawan seperti mereka dan pekerjaan yang sangat menyenangkan, meskipun kini hati nya masih kosong dan butuh waktu untuk pulih namun tak membuat semangat nya surut dan down begitu saja.

Kini suasana hening, mereka fokus pada makanan masing-masing dan sangat menikmati nya. Caffe tersebut adalah Caffe langganan tempat mereka Berkumpul, tak heran Pekerja di Caffe tersebut sudah mengenal dan bahkan tau kebiasaan 5 Sekawan tersebut. Bimo telah menyelesaikan tugas makan nya dan mengelap mulut nya menggunakan tissue kini. Sesekali bersendawa tanda perut nya yang buncit itu puas.

Di susul oleh Senja dan Laura yang telah menyelesaikan makan nya. Seperti biasa Rendi memang paling lambat untuk makan, Entah apakah ia selalu menghitung setiap nasi yang ada di sendok sebelum akhirnya masuk ke mulut nya.

"KU PINANG KAU DENGAN BIS KOTA" Senja membaca Judul Cerita yang akan di terbit kan Oleh tim nya beberapa hari kedepan. "Kalian yakin gak ini buku bakal laku di pasaran?" tanya Senja kepada teman nya.

"Emm gue sih 70% yakin sih, soal nya cerita nya juga seru, ada nuansa islami sama kocak nya gitu jadi gak tegang banget lah" ucap Bimo. Dan senja hanya menganggukkan kepala nya.

"Tapi liat juga sama genre lain, anak sekarang kan suka genre ya bucin gitu lah kalo kata anak sekarang mah" ucap Laura menambahi.

Namun keinginan mereka masih sama, Sama-sama ingin penulis dan penerbit mengalami kesuksesan dan buku yang di terbitkan laku di pasaran.

avataravatar
Next chapter