16 Enambelas

Nadhira dengan perlahan mengemudikan mobil nya, ia dengan hati-hati mengikuti motor yang melaju di depan nya, rasa penasaran nya pun memuncak, dengan hati yang kesal dan marah ia terus mengikuti motor tersebut.

Harusnya malam ini ia berkumpul meminum Bir bersama dengan Teman-teman nya, namun niat nya urung saat melihat Aksara keluar malam dengan rapih, ia tak sengaja melihat ketika Aksara keluar dari halaman kost an nya dan pergi ke Arah yang Nadhira pun tak tahu tujuan Aksara pergi.

Yang membuat nya terbakar adalah ia Membonceng wanita yang belum sama sekali Nadhira kenal. Amarah nya kian memuncak, ia berfikir wanita itu lah penyebab Aksara cepat mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan dengan nya.

Motor itu pun berhenti di salah satu warung makan lesehan, dengan nuansa pedesaan dan terbuat dari bambu serta lampu warung yang remang-remang pun membuat suasana semakin mirip dengan desa.

Warung tersebut biasa di juluki warung Angkringan dan makanan yang paling terkenal adalah Nasi kucing, bukan karena makanan khas kucing, yang di maksud nasi Kucing adalah nasi dengan porsi sedikit dan di beri beberapa lauk saja.

Menu nya pun beragam, ada sate usus, tempe goreng dan lain-lain dengan harga yang sangat murah, harga satu lauk bisa hanya mencapai 1500 rupiah dan Nasi kucing di bandrol dengan harga 1500-2000 rupiah.

Aksara dan Senja pun turun, lalu mereka masuk ke warung dan memesan makanan yang mereka inginkan.

Ini adalah kali pertama Senja makan di Angkringan, karena selama di Jakarta ia tak pernah menjumpai Warung Angkringan seperti ini.

Saat ia melihat menu nya pun ia terkejut bahkan enggan untuk memesan, ia begitu takut jika makanan itu tak sehat, namun Aksara pun meyakinkan diri nya, bahwa makanan ini semua sehat dan jika terjadi apa-apa Aksara akan tanggung jawab.

Senja pun mengiyakan dan memesan satu Nasi kucing saja.

Nadhira perlahan turun dari mobil, masih dengan mengendap-endap ia mengintai Aksara dan Senja yang sudah duduk berdua sambil mengobrol mesra.

Tak tahan rasanya, Nadhira beranjak dan menghampiri kedua nya, dengan perasaan menggebu-gebu, ia meneriaki Aksara di hadapan banyak pengunjung.

"Oohh jadi ini... " ucap Nadhira membuat Aksara dan Senja pun kaget.

"Nadhira, ngapain kesini?" tanya Aksara heran.

"Gak penting, jadi cewek ini yang buat kamu mutusin aku?" ucap Nadhira dengan suara yang begitu keras.

"Eh kamu jangan ngada-ngada ya, kita udah selesai, kamu yang buat semuanya selesai" Maki Aksara.

"Alah ga usah Alasan, di jatah berapa kali kamu, udah dapet apa aja dari dia sampek kamu mau mutusin aku?" ucap Nadhira membuat dada Senja begitu sakit, ia meremas tangan dan segera pergi meninggalkan Aksara dan Nadhira disana, ia berjalan keluar sambil menjadi pusat perhatian pengunjung warung malam itu.

"Njaaa, tunggu" Aksara berlalu meninggalkan Nadhira dan mengejar Senja.

Ia berlari kecil dan berhasil memegang tangan Senja. Ia memegang kuat tangan Senja namun Senja melepaskan nya namun Aksara tetap mencoba meraih gadis tersebut.

"Njaaa tunggu, dengerin aku ngomong dulu" ucap Aksara dengan menarik tangan Senja.

Terlihat Mata nya memerah menahan Air mata, bagaimana juga semua wanita pasti akan sedih dan marah ketika di Maki-maki di depan khalayak ramai dengan kata-kata yang tak pantas.

"Kamu urusin aja urusan kamu jangan cari-cari aku lagi" ucap Senja begitu sendu.

"Engga, aku sama Nadhira udah gak ada apa-apa aku minta maaf soal tadi, soal Nadhira" mohon Aksara, namun Senja tetap kekeh dan memilih pergi meninggalkan Aksara dan naik taksi untuk pulang.

"Senjaa, njaaa tunggu" panggil Aksara namun Senja tetap menutup pintu taksi dan pergi.

Nadhira pun menghampiri Aksara yang berdiri di pinggir jalan.

"Aksaaa, kamu ninggalin aku gara-gara dia kan? dia udah ngerebut kamu dari aku, kamu harusnya milih aku" rengek Nadhira.

"Cukup!!! udah stop ya ra, stop gue capek!! kita udah selesai, gak ada lagi kata-kata kita atau pun tentang kita, lu yang buat gue mutusin lu dan karena lu juga gue kaya gini, jangan ganggu gue sampek kapan pun!!!" ucap Aksara berapi-api.

Nadhira yang mendengar hal itu pun kian kesal, bukan malah sadar diri justru dia menyalahkan Senja dalam urusan ini. Aksara pun mengambil motor dan pergi menyusul Senja tanpa menghiraukan keberadaan Nadhira disana.

Aksara melajukan motor dengan perasaan yang berkecamuk antara marah dan tak ingin membuat Senja sedih karena Nadhira ia tak ingin Senja menangis karena nya.

***

Senja hanya diam membisu di dalam taksi, ia terngiang-ngiang ucapan Nadhira saat di warung tadi, begitu menyakitkan dan tak pantas di dengar.

Padahal selama ini ia tak merasa merebut atau mempunyai rasa memiliki saat mereka berdua masih bersama, toh Senja mengetahui Nadhira hanya dari cerita-cerita Aksara ketika curhat saja.

Secara spesifik Nadhira tak begitu mengenal Senja namun dengan mudah nya wanita itu berfikir Senja ini wanita Nakal suka merebut dan merebut.

Batin nya terisak, ingin sekali ia segera sampai kost-an dan menangis sepuasnya di kamar, ia sudah tak tahan jika memaki topeng tertawa ini, sang supir yang melihat dari kaca pun hanya diam, tak enak juga jika menanyakan urusan pribadi seseorang.

***

Aira telah menunggu kepulangan Senja, ia tak sabar dengan cerita uwuu dari sahabat nya tersebut, pasti akan seru terlebih lagi Senja sudah lama tidak kencan atau dinner bersama laki-laki semenjak beberapa tahun belakangan ini.

Ia menunggu Senja di atas sambil duduk di bangku yang sudah di sediakan untuk duduk dan mengobrol, beberapa waktu kemudian terlihat Taksi dan Senja turun dengan berlari kecil menuju kamar nya yang berada di atas.

Aira berdiri dan tak sabar menunggu cerita sahabat nya tersebut, ketika Senja sampai di hadapan nya Aira melihat Senja menangis.

"Nja, kk.. kenapa?" tanya nya cemas namun Senja memilih diam dan langsung berjalan menuju kamar, ia mencari kunci kamar lalu membuka pintu dan Aira hanya mengekor di belakang.

Senja membanting tas nya lalu duduk di kasur tempat nya tidur, ia tak bicara apa-apa hanya diam dan menangis lirih, begitu sakit memang semua ucapan yang di lontarkan oleh Nadhira tadi.

Mungkin menurut kalian, Senja bisa saja tak peduli bahkan harus bersikap bodoamat. Namun, yang harus kalian tahu adalah setiap orang berbeda-beda. Yang kalian anggap ringan belum tentu ringan di mata orang lain, yang kalian anggap gampang juga gampang di mata orang lain.

Setiap orang memiliki perasaan Masing-masing, ada yang kuat dengan ocehan seseorang dan langsung lupa begitu saja, ada yang lemah dan sangat memikirkan perkataan orang tersebut. Aku harap selepas membaca ini, kalian Masing-masing bisa belajar cara menghargai perasaan seseorang.

"Njaa kenapa??" Lagi-lagi Aira bertanya dan memegang pundak Senja.

avataravatar
Next chapter